Maumere, mediantt.com – Pemilihan Umum Kepala Daerah di Sikka masih dua tahun lagi. Namun partai banteng bermoncong putih ini jauh-jauh hari sudah bertekad memenangkan agenda politik itu. Setelah menang Pilkada 2018, PDI Perjuangan juga bertekad memenangkan Pemilihan Umum Legislatif 2019.
Hal ini terungkap saat reses anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Andreas Hugo Parera (AHP) di Sekretariat PDI Perjuangan Sikka, Sabtu (6/8).
Terakhir kali PDI Perjuangan memenangkan Pilkada pada tahun 2003 saat mengusung Alexander Longginus dan Yoseph Ansar Rera. Waktu itu proses pemilihan kepala daerah masih ditentukan oleh anggota DPRD. Saat itu PDIP memiliki kekuatan 14 kursi dari 30 kursi di DPRD Sikka karena berhasil menang pada Pemilu 1999.
“Pilkada 2018 kita harus menang. Kalau kalah lagi maka partai ini akan tenggelam. Setelah itu Pemilu 2019 kita juga harus menang. Kita pernah berjaya di tahun 1999 tapi setelah itu perolehan kursi terus menurun,” tandas AHP di depan ratusan pengurus, kader, dan simpatisan.
Hingga saat ini belum ada informasi tentang siapa saja yang bakal diusung PDI Perjuangan. Beberapa spekulasi politik menyebut partai ini bakal mengusung kembali Ketua PDIP Alexander Longginus, karena sampai sekarang belum ada kader yang pantas dinominasikan. Informasi lain menyebut PDIP kemungkinan mengusung Lusia Adinda Lebu Raya, isteri Ketua DPD PDIP NTT Frans Lebu Raya.
Namun posisi PDI Perjuangan pun sama dengan partai-partai lain, yakni harus membentuk koalisi partai. Dengan hanya memiliki 4 kursi di DPRD Sikka, partai ini belum memenuhi kuota minimal 7 kursi untuk mengusung calon Bupati dan Wakil Bupati.
Untuk memenangkan dua agenda politik ini, AHP mengingatkan agar partai terus-menerus melaukan konsolidasi. Tentang konsolidasi ini juga disampaikan sejumlah pengurus ranting dan anggota Dewan Pertimbangan Cabang E.P da Gomez.
Selain konsolidasi, AHP juga menyentil agar partai mulai memikirkan rekruitmen kandidat. Untuk itu partai perlu menangkap suara-suara dari tengah masyarakat tentang figur seperti apa yang perlu diusung. Hemat dia suara rakyat itu sangat penting untuk didengarkan dan dipertimbangkan karena pada akhirnya yang pilih pemimpin adalah rakyat.
PDIP Semakin Dipercaya
AHP juga menegaskan, PDI Perjuangan terus mendapat kepercayaan yang tinggi dari masyarakat.
Selama ini AHP memang cukup rajin turun ke DPC-DPC PDIP di NTT, terkhusus di Sikka, dalam kapasitas sebagai salah satu Ketua DPP PDIP. Namun kali ini kedatangan AHP agak istimewa, karena dia belum lama ini dilantik sebagai anggota DPR RI Pengganti Antar Waktu menggantikan Honing Sani.
Tidak kurang dari ratusan pengurus, kader, dan simpatisan PDIP hadir. Di antaranya Ketua PDIP Alexander Longginus, Sekretaris PDI Perjuangan Kondibus Stellamaris, anggota Fraksi PDI Perjuangan DPRD Sikka, termasuk Dewan Pertimbangan Cabang PDI Perjuangan yaitu E.P. da Gomez dan Paulus Keu Bapa. Hadir juga cukup banyak simpatisan partai, di antaranya Zakarias Heriando Siku dan Simon Subandi Keytimu.
Saat itu AHP menggambarkan secara garis besar bagaimana peran PDIP dalam menata bangsa Indonesia di bawah kepemimpinan Presiden Jokowi. Dia mengatakan saat ini PDI Perjuangan mendapat dukungan yang cukup baik dari rakyat Indonesia, dan dari hasil survey menempati posisi teratas dengan perolehan 34 persen kepercayaan masyarakat.
“Kondisi ini tidak jauh berbeda dengan tahun 1999, partai ini banyak pendukung dan banyak tokoh politik. Ini karena partai benar-benar tampil di publik dan betul-betul kerja di lapangan. Kelemahan partai ini hanya di dunia maya saja,” ujar pria kelahiran Kabupaten Sikka itu.
Dia mengatakan Jokowi terus serius melaksanakan Nawa Cita, yang saat sekarang ini diterjemahkan hanya pada tiga prioritas saja yaitu pembangunan infrastruktur, reformasi birokrasi dan aparatur sipil negara, dan pembangunan sumber daya manusia. Tantangan terbesar dalam implementasi tiga prioritas ini yakni membutuhkan biaya yang sangat tinggi.
Dengan kondisi seperti ini, tambahnya, PDI Perjuangan kian menjadi populer di tangah masyarakat, dan partai-partai politik lain pun sudah mulai merapat ke PDI Perjuangan. Dia menyebut antara lain bagaimana Partai Golkar yang tadinya berada pada Koalisi Merah Putih, kini sudah bergabung dengan Koalisi Indonesia Hebat.
Sebelumnya AHP juga sempat memberikan klarifikasi tentang posisinya yang menggantikan Honing Sani. Dia menggambarkan secara detail seluruh prosesnya sehingga tidak ada persepsi yang keliru tentang pergantian antar waktu yang dilakukan baru-baru ini. Klarifikasi ini pantas dia sampaikan karena menurut dia banyak sekali cerita di luar yang tidak melihat persoalan ini secara realitas. (vicky da gomez)
Foto: Anggota Fraksi PDI Perjuangan DPR RI Andreas Hugo Parera.