Agustinus Tulasi, SH
KEFAMENANU, mediantt.com – Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU) yang lasim disebut Pah Biinmafo memasuki usia sepuh ke-99 tahun pada 22 September 2021, besok. Bagi Wakil Ketua DPRD TTU, Agustinus Tulasi, SH, ini adalah kado terindah bagi warga Biboki, Insana dan Miomaffo. Juga sekaligus membangkitkan animo dan semangat masyarakat untuk mulai membangun kerjasama dengan pemerintah daerah menuju Desa Sejahtera.
Kepada mediantt.com, Selasa (21/9), Gusti, sapaan akrabnya, menjelaskan, momentum HUT Kota Kefamenanu yang ke-99 yang berpuncak pada hari Rabu, 22 September 2021, sangat berarti bagi segenap masyarakat Kabupaten TTU. Sebab, walau di tengah pandemi covid-19 yang masih melanda dunia termasuk “Pah Biinmaffo”, namun tetap semarak perayaan HUT ke-99, terselenggara dengan berbagai kegiatan untuk memberi makna dan bobot lebih sesuai amanat Perda TTU No 10 Tahun 2003 tentang penetapan hari lahirnya Kota Kefamenanu.
“Selaku wakil rakyat, saya sangat apresiasi kepada pemimpin daerah ini karena walaupun kegiatan dikemas secara sederhana mengingat wabah covid-19, namun tetap berjalan sesuai jadwal yang telah ditetapkan. Sebagai wakil rakyat memandang bahwa HUT ke-99 tahun ini adalah sebagai hadiah terindah bagi warga Biinmafo (Biboki-insana-miomaffo), seraya membangkitkan animo dan semangat masyarakat untuk mulai membangun kerjasama dengan pemerintah daerah menuju Desa Sejahtera,” jelas politisi Golkar ini.
Menurut Gusti, Kabupaten TTU masih tergolong sedang berkembang, belum dikatakan maju karena sedang dalam upaya pembangunan di segala bidang terutama infrastruktur jalan, air dan perumahan. Aspek pendapatan pun masih tergolong rendah, baik itu pendapatan asli daerah yang terdiri dari pajak, retribusi dan lain-lain pendapatan yang sah, belum menunjukkan angka signifikan.
“Pajak dan retribusi sebagai penopang utama pendapatan asli daerah masih perlu didorong dan dievaluasi agar menemukan penyebab dan solusi untuk kemudian setiap OPD penyumbang, terus menata SDM maupun mampu mengeksekusi program dan kegiatan yang telah dibahas dan disahkan dalam dokumen APBD setiap tahun berjalan,” tegas politisi yang mantan pengacara ini.
Dia juga mengatakan, kabupaten yang berbatasan langsung dengan Negara Timor Leste (enclave Oecuse), sebenarnya memiliki potensi strategis karena diuntungkan dengan tingkat perhatian pemerintah pusat melalui penggelontoran anggaran APBN. “PLBN Wini dan PLBN Napan tentunya menjadi sentra ekonomi baru (new central economics) di jalur transnasional Oecusse-Wini-Motaain-Dilli. Maka Pemda TTU sudah memikirkan alternatif pembangunan lainnya,” tegasnya.
Dia memberi contoh, salah satu sektor penunjang pendapan daerah adalah Rencana Induk Kepariwisataan di jalur Pantura. Wilayah perairan laut dan darat menjadi daya ungkit potensi pembangunan daerah. Beberapa destinasi seperti PLBN, Tanjung Bastin, pegunungan Manufonu, Pantai Oebubun, Tamkesi, Bitauni, dan Femnasi Taekas, dapat menjadi andalan dan sumber pemasukan (income perkapita daerah).
Karena itu, lanjut Gusti, diharapkan Pemda dan DPRD TTU sebagai mitra mampu bekerjasama dalam semangat nekaf mese ansaof mese. “Budaya malas harus berubah menjadi budaya rajin. Sebab adagium dawan mengatakan TMEOP ON ATE TAH ON USIF) atau Bekerja seperti Hamba makan seperti Raja,” jelas Gusti Tulasi. (jdz)