GUBERNUR NTT, Frans Lebu Raya meminta seluruh masyarakat NTT untuk menjaga kerukunan dan kebersamaan demi membangun daerah tercinta ini. “Kita harus menjaga kebersamaan ini, meskipun kita beda pikiran dan pandangan politik. Tapi semua itu kita jangan campur-adukan dalam kehidupan sehari-hari karena itu hanya bersifat sementara. Yang paling penting adalah menjaga kebersamaan kita untuk membangun daerah yang kita cintai ini. Apalagi sekarang ini ISIS sudah berkembang di mana-mana. Sehingga saya harapkan marilah kita jaga daerah ini untuk tetap kondusif dan aman,” tegas Lebu Raya pada acara pembukaan dialog kerukunan lintas agama se-daratan Flores dan Lembata di Hotel Flores Mandiri-Ende, beberapa waktu lalu.
Lebu Raya mengatakan, sejarah perjalanan bangsa telah mencatat bahwa berbagai peristiwa kerusuhan, kekerasan, aksi teror dan lain sebagainya, terutama yang berkaitan dengan isu SARA (suku, agama, ras dan antar golongan), masih saja mewarnai kehidupan umat beragama bahkan dalam skala yang lebih kecil hingga saat ini belum juga berakhir.
Di Indonesia sendiri, sebut dia, masalah-masalah seperti kemiskinan, ketidakadilan sosial, isu mayoritas-minoritas, masalah pluralitas dan munculnya aliran-aliran sektarian di luar ajaran agama formal, masih terus terjadi. Disamping itu juga ada masalah penyebaran agama kepada umat atau jemaat yang sudah memiliki agama tertentu, penodaan terhadap simbol-simbol keagamaan, tawuran antar pelajar dan mahasiswa atas nama suku atau etnis dan perkelahian antar kampung, masih sering terjadi hingga saat ini, termasuk juga di daerah NTT. Hal tersebut tentu sangat meresahkan bahkan sangat mengganggu harmonisasi kehidupan bermasyarakat, apalagi masalah-masalah seperti ini sering dikaitkan dengan isu-isu agama atau etnis tertentu yang biasanya direspon secara berbeda oleh masing-masing kelompok.
Dengan demikian, lanjut dia, masyarakat pada tataran akar rumput yang tidak memiliki pemahaman yang komprehensif tentang masalah ini akan mudah terprovokasi sehingga dapat melahirkan konflik atau masalah.
Karena itu, menurut dia, saat ini pemerintah tengah melaksanakan berbagai program pembangunan daerah, termasuk delapan agenda dan enam tekad untuk menjadikan Nusa Tenggara Timur sebagai Provinsi Jagung, Provinsi Ternak, Provinsi Koperasi, Provinsi cendana, ekonomi perikanan kelautan dan provinsi NTT sebagai destinasi pariwisata dunia serta Program Desa Mandiri Anggur Merah, sesuai RPJMD (Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah).
“Kita mesti jujur mengakui bahwa selama kurang lebih lima tahun berjalan banyak kemajuan telah kita capai. Walaupun masih banyak pula yang mesti kita benahi ke depan. Saya menyampaikan terima kasih kepada bapak-ibu, tokoh-tokoh agama yang telah berpartisipasi dalam memajukan pembangunan maupun dalam memelihara kerukunan umat beragama di daerah ini. Kiranya segala dukungan, kerja sama dan partisipasi ini terus-menerus kita tingkatkan. Dan marilah kita bekerja lebih keras, lebih cerdas dan tuntas dalam membangun daerah ini sehingga dari waktu ke waktu daerah ini semakin maju dan masyarakat kita semakin sejahtera,” tegasnya.
ebu Raya juga menyampaikan terima kasih atas segala dukungan, kerja sama dan partisipasi semua masyarakat NTT dalam mensukseskan pemilihan presiden dan wakil presiden periode 2014- 2019 pada beberapa waktu yang lalu. “Tugas kita ke depan adalah merajut kembali persaudaraan dan kekeluargaan yang mungkin sempat terpolarisasi selama proses pilkada, baik karena isu agama, suku/etnis dan lain sebagainya. Karena NTT mau maju dan sejahtera hanya bisa dibangun dalam semangat kebersamaan,” pintanya. (*/jk)