Jangan Ada Bupati Kecil Keluar Masuk Desa Intimidasi Kades dan Teko

oleh -18 Dilihat

Lazakar Therensius

KEFAMENANU, mediantt.com – Jika pada masa pemerintahan TTU yang lama ada bupati kecil yang keluar masuk desa mengintimidasi kades dan tenaga kontrak (Teko), maka hal ini sangat diharapkan untuk tidak terjadi di pemerintahan TTU yang baru; Bupati David Djuandi dan Wabup Eusabius Binsasi.

Hal ini disampaikan anggota Fraksi Partai Golkar DPRD Timor Tengah Utara (TTU), Lazakar Therensius, kepada mediantt.com, Rabu (16/6/2021).

Ia menjelaskan, setiap melakukan reses atau kunjungan kerja ke desa-desa, warga selalu mengeluhkan hal yang sama. Sebab itu adalah pengalaman buruk dalam masa kepemimpinan TTU periode lalu. Warga berharap untuk tidak terjadi di masa kepemimpinan pasangan bupati-wabup yang mengemban visi misi Desa Sejahtera ini.

“Masyarakat dalam masa reses juga menghimbau kepada pemerintahan yang baru agar tidak ada bupati kecil keluar masuk desa untuk mengintimidasi PNS kepala desa maupun tenaga kontrak. Ini merupakan pelajaran berarti, di mana masa kepemimpinan lama sering terjadi sehingga masyarakat sangat terganggu dan merasa tidak nyaman dalam hidup bersama, termasuk di saat ada kontestasi politik,” jelas Lazakar yang juga Ketua Komisi 3 ini.

Ia juga mengatakan, ini adalah era demokrasi sehingga masyarakat kecil memberi apa yang mereka kehendaki dan tidak perlu lagi ada tekanan yang menyebabkan rakyat merasa tertekan setiap kali ada hajatan politik.

“Bagi rakyat, kebiasaan buruk ini tidak baik dalam hidup berdemokrasi, karena itu diharapkan agar dalam kepemimpinan yang baru ini, semua harus berubah. Kami percaya bahwa suara rakyat adalah suara Golkar, maka mari kita sama-sama bergandeng tangan membangun Biinmafo lebih baik lagi,” tegas Lazakar, mengutip pernyataan warga TTU.

Menurut dia, masyarakat TTU juga meminta kepada pemerintahan yang baru untuk memperhatikan kesejahterahan rakyat kecil, khususnya air bersih di Kecamatan Insana Induk, dan di TTU secara keseluruhan.

“Karena di saat musim kemarau, masyarakat sangat kesulitan mendapat air. Mereka bersusah payah mencari air yang sangat jauh dan kadang terpaksa juga harus beli air, padahal kehidupan masyarakat juga pas-pasan. Untuk itu, kepemimpinan yang baru ini bisa mencari solusi, entah sumur bor, embung ataupun melalui program Pamsimas sehingga kebutuhan air dapat memenuhi kehidupan mereka sehari-hari,” katanya. (jdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *