Jelang Semana Santa, Bupati Flotim Keluarkan Himbauan

oleh -19 Dilihat

Kupang, mediantt.com – Semana Santa (Pekan Suci) di Kota Renha Rosari, Larantuka, Flores Timur, tak mengalami perubahan berarti. Setiap menjelang Pekan Suci setiap tahun, wajah kota berhias indah, peziarah membludak, dan peluang usaha pun tambah semarak. Tahun ini, pesta iman tradisi tahunan, yang telah dijadikan destinasi wisata religus itu, siap digelar. Bupati Flotim, Yoseph Lagadoni Herin, S.Sos, menghimbau warganya untuk bersatu dan mencurahkan segala perhatian mensukseskan prosesi suci ini. Situasi ini perlu diciptakan agar para peziarah bisa mengalami ritual paskah yang kidmat, sakral dan hening, sekaligus merasakan getaran iman akan Kristus yang semakin kuat.

“Mari kita tinggalkan segala kepentingan pribadi dan kelompok, termasuk kepentingan politik yang hari-hari ini begitu marak, untuk memberi perhatian lebih agung dan kidmat kepada devosi Semana Santa agar tradisi kita ini tidak dinodai dengan peristiwa atau kejadian yang tidak kita inginkan,” tutur Bupati Josni ketika dihubungi mediantt.com dari Kupang, Sabtu (19/3).

Ia mengatakan, devosi Semana Santa merupakan kultur umat katolik di Indonesia yang diawali dari misi di Pulau Solor, Flores Timur, hingga menjadi titik sebar ajaran Katolik di Indonesia. “Semana Santa ini adalah kebanggaan bagi umat Katolik secara keseluruhan di Larantuka. Untuk itu, saya ajak semua warga dan umat di Flores Timur untuk menanggalkan segala kepentingan untuk fokus pada devosi suci ini, dan menjadi tuan rumah yang ramah kepada para tetamu dan peziarah dari berbagai penjuru dunia, yang datang mengikuti prosesi suci Semana Santai,” imbuh mantan Wakil Bupati Flotim ini.

Bupai Yosni, yang juga calon bupati ini menjelaskan, prosesi patung bayi Yesus (Tuan Meninu) melalui laut pada Jumat Agung diatur dengan lebih baik agar tidak ada lagi musibah seperti yang pernah terjadi dua tahun lalu. “Prosesi laut sudah merupakan bagian dari tradisi Jumat Agung yang tidak bisa diabaikan begitu saja, karena sudah dilakukan secara turun-temurun,” katanya.

Menurut dia, prosesi laut dengan melibatkan ratusan perahu motor untuk mengangkut para peziarah  dari berbagai daerah di Indonesia itu merupakan bagian yang paling penting dari tradisi Jumat Agung di Kota Reinha Rosari, sebutan khas untuk Kota Larantuka.

“Kami telah berkoordinasi dengan pihak Gereja dan Istana Larantuka sebagai penyelenggara prosesi Jumat Agung agar dapat mengatur dengan baik semua perahu motor yang ikut ambil bagian dari prosesi tersebut agar lebih tertib lagi,” ujarnya.

Artinya, setiap kapal yang mengangkut rombongan peziarah di laut harus benar-benar dalam kondisi baik, dan jumlah peserta pada setiap kapal akan diatur sesuai dengan kapasitas kapal.

Dengan demikian, tidak terjadi kelebihan muatan pada kapal-kapal yang digunakan dalam prosesi yang bisa berdampak pada hal-hal yang tidak diinginkan. “Kita akan lebih mawas dalam menyelenggarakan prosesi di laut,” katanya.

Sesuai tradisi, kapal-kapal motor maupun  sampan tradisional melakukan perarakan melalui laut untuk mengiringi Patung Tuan Meninu (Kanak Yesus). Perarakan melalui laut tersebut merupakan bagian dari upacara prosesi laut atau yang disebut Persisan Anta Tuan. Upacara tersebut merupakan bagian dari perayaan Semana Santa atau pekan suci, tepatnya di puncak ritual yaitu pada Jumat Agung atau hari penyaliban dan kematian Yesus Kristus.

Mantan wartawan ini menambahkan, Semana Santa Larantuka juga menyadarkan bahwa antara tradisi, agama, dan budaya bisa saling mengisi. Bukan sebaliknya, justru saling menghabisi. (jdz)

Foto : Bupati Flores Timur, Yoseph Lagadoni Herin, S.Sos.