Jokowi Ingin Menteri yang Berani, Yang Oposisi Silahkan, Itu Mulia!

oleh -13 Dilihat

JAKARTA – Presiden Joko Widodo menegaskan ingin mereformasi birokrasi. Dia menantang menteri-menteri mendatang untuk berani.

“Kecepatan memberi izin menjadi kunci dari reformasi birokrasi kita. Akan saya cek sendiri, akan saya kontrol sendiri. Begitu, begitu saya lihat tidak efisien atau tidak efektif, saya pastikan, saya pastikan akan saya pangkas dan saya copot pejabatnya,” kata Jokowi dalam pidato Visi Indonesia di SICC, Bogor, Jawa Barat, Minggu (14/7/2019) malam.

“Oleh sebab itu butuh menteri-menteri yang berani. Kalau ada lembaga-lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah, sekali lagi, kalau ada lembaga-lembaga yang tidak bermanfaat dan bermasalah, saya pastikan saya bubarkan!” imbuh Jokowi disambut riuh tepuk tangan hadirin.

Jokowi menegaskan dirinya tak ingin memelihara pola pikir lama. Dia juga tak ingin jajarannya bekerja di zona nyaman. Jokowi mengaskan semuanya harus berubah.

“Tidak ada lagi pola pikir-pola pikir lama. Kita juga tidak ingin ada lagi pola-pola kerja yang linear, tidak ada lagi kerja-kerja yang hanya rutinitas, tidak ada lagi kerja-kerja yang monoton yang begitu-begitu saja!” tegas Jokowi.

“Tidak ada lagi kerja di zona yang nyaman, penyakit kita ada di situ. Kita harus berubah, kita harus berubah, sekali lagi kita harus berubah,” imbuh dia.

Lembaga Manajemen Talenta

Presiden Jokowi juga bertekad untuk terus meningkatkan kualitas pendidikan dalam pemerintahan periode keduanya. Salah satu caranya, kata Jokowi, adalah dengan membangun lembaga khusus untuk mengelola manajemen talenta.

“Kualitas pendidikannya juga akan terus kita tingkatkan. Bisa dipastikan pentingnya vokasional training, pentingnya vokasional school. Kita juga akan membangun manajemen talenta Indonesia,” ujar Jokowi.

Jokowi menjelaskan, lembaga tersebut nantinya akan bekerja untuk mengidentifikasi hingga memfasilitasi anak-anak bangsa yang bertalenta, termasuk memfasilitasi diaspora-diaspora yang berada di luar negeri.

“Pemerintah akan mengidentifikasi, akan memfasilitasi, serta akan memberikan dukungan pendidikan dan pengembangan diri bagi talenta-talenta Indonesia. Diaspora yang bertalenta tinggi harus kita berikan dukungan agar memberikan kontribusi besar bagi percepatan pembangunan Indonesia,” tuturnya.

Jokowi mengatakan, melalui lembaga itu, diharapkan talenta-talenta anak bangsa akan semakin berkembang. Selain itu, anak-anak bangsa juga dapat membawa Indonesia untuk bersaing di level internasional.

“Kita akan menyiapkan lembaga-lembaga khusus yang mengurus managemen talenta ini. Kita akan mengelola talenta-talenta yang hebat yang bisa membawa negara ini bersaing secara global,” pungkas Jokowi.

Silakan Jadi Oposisi

Presiden Jokowi pun berbicara soal oposisi. Dia mempersilakan pihak-pihak menjadi oposisi dengan sejumlah catatan.

“Dalam demokrasi, dalam demokrasi, mendukung mati-matian seorang kandidat itu boleh, mendukung dengan militansi yang tinggi itu juga boleh, menjadi oposisi itu juga sangat mulia,” kata Jokowi.

Jokowi menegaskan tak masalah jika nantinya ada oposisi. Namun, dia mengingatkan oposisi haruslah tanpa kebencian.

“Silakan menjadi oposisi asal jangan oposisi yang menimbulkan dendam, asal jangan oposisi yang mendorong kebencian, apalagi disertai juga hinaan, disertai dengan cacian, disertai dengan makian-makian,” pesan Jokowi.

Jokowi menegaskan bangsa ini memiliki norma-norma agama dan adab ketimuran. Dia menegaskan Pancasila harus dikedepankan semua pihak.

“Kita ini memiliki norma-norma agama, memiliki etika dan tata krama ketimuran, memiliki budaya yang luhur. Kita harus ingat ini, Pancasila adalah rumah kita bersama, rumah bersama kita sebagai saudara sebangsa setanah air. Tidak ada toleransi sedikitpun bagi yang mengganggu Pancasila,” tegas Jokowi.

Tak Ada Toleransi Bagi Pengganggu Pancasila!

Jokowi juga menegaskan Pancasila adalah ideologi Indonesia, sehingga tak ada toleransi bagi pengganggu Pancasila.

“Kita ini memiliki norma-norma agama, memiliki etika dan tata krama ketimuran, memiliki budaya yang luhur. Kita harus ingat ini, Pancasila adalah rumah kita bersama, rumah bersama kita sebagai saudara sebangsa setanah air. Tidak ada toleransi sedikitpun bagi yang mengganggu Pancasila,” kata Jokowi.

Bagi Jokowi, seharusnya tak ada lagi rakyat Indonesia yang mempermasalahkan Pancasila. Rakyat Indonesia adalah rakyat yang ber-bhineka tunggal ika.

“Tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak toleran terhadap perbedaan, tidak ada lagi orang Indonesia yang tidak menghargai penganut agama lain, warga lain, suku lain, dan etnis lain,” kata Jokowi menegaskan nilai yang harus dianut rakyat Indonesia.

“Kita ingin bersama dalam bhineka tunggal ika, dalam keberagaman. Rukun itu indah, rukun itu indah. Bersaudara itu indah, bersaudara itu indah. Bersatu itu juga indah, bersatu itu indah. Saya yakin kita semua berkomitmen untuk meletakkan demokrasi yang berkeadaban, yang menjunjung tinggi kepribadian Indonesia, yang akan membawa Indonesia menjadi Indonesia maju, adil dan makmur,” imbuh Jokowi.

Indonesia maju bagi Jokowi adalah saat tak ada satupun rakyat yang tertinggal untuk meraih cita-citanya. Indonesia yang demokratis adalah saat seluruh rakyat menikmati hasil kerjanya, yang setiap warga negara memiliki hak sama di mata hukum. Indonesia yang maju adalah yang menguasai teknologi kelas dunia. (rjo/tor/dtc)