Kadis Kebersihan Alor Bantah Selingkuh, Istri Beberkan Hubungan Gelapnya

oleh -29 Dilihat

Kalabahi, mediantt.com — Beberapa waktu lalu, Kota Kalabahi dihebohkan kasus amoral yang melibatkan sejumlah oknum Kepala Dinas (Kadis) di lingkup Pemkab Alor. Setelah kasus pencabulan terhadap siswi SMP oleh Kadis Pora Alor, Yermias Blegur, kali ini Kadis Kebersihan dan Pertanaman Kabupaten Alor, Obed Bolang,S.Sos,M.Si juga dikabarkan tertangkap berduaan alias selingkuh dengan Kabag Tatapem Setda Alor, Ati Obidje. Keduanya ditangkap berduaan oleh istri Obed Bolang, YB disalah satu hotel ternama di Kota Kupang belum lama ini.

Terkait dugaan perselingkuhan, Kadis Kebersihan dan Pertanaman Alor, Obed Bolang yang dikonfirmasi mediantt.com Kamis (3/9/2015) di sela-sela pembersihan kolam renang Tingkat Satu membantah. Dia menyatakan, isue perselingkuhannya dengan Ati Obidje yang juga diakui istrinya YB itu tidak benar. “Om Joka (awak media ini), mama itu kan lagi dalam keadaan sakit. Jadi kalau ada pihak lain yang datang terus pengaruh-pengaruh dia, maka dia juga omong sembarang-sembarang jadi jangan percaya,” katanya.

Dia mengisahkan, waktu itu (12/8/15), dirinya sedang berada di ruang lobi salah hotel di Kota Kupang. Ketika itu, istrinya YB sudah mencurigai kalau ia sedang bersama dengan Ati Obidje di hotel itu. “Mama tiba-tiba datang tanya di petugas bilang saya punya suami ada bawah perempuan datang di ini hotel. Waktu itu mama lagi dalam keadaan marah, jadi saya keluar tahan taxi terus antar mama pulang rumah,” ucap Obed sembari mengalihkan pembicaraan “Sudahlah, om dorang kita dengan kita jadi tulis kami ada bersihkan kolam renang ini saja. Itu isue tidak benar,” katanya.

Sebelumnya, istri Obed Bolang, YB kepada wartawan menjelaskan, suaminya ditangkap berduaaan dengan Ati Obidje di salah satu hotel di Kota Kupang.

Ini cerita selengkapnya YB terhadap dugaan perselingkuhan suaminya. Sesuai dengan rencana saya dan suami akan ke Kupang untuk rawat jalan pada Minggu (9/8/15). Maka pada Sabtu pagi saya tanya suami tiket tujuan Kupang tetapi dia bilang tidak beli karena saya tidak sampaikan. Entah bagaimana pada saat itu ada timbul kecurigaan terhadap suami. Sebab menurut perhitungan saya, pasti ada yang tidak beres terhadap suami selama dia berada di Kupang.

Pada Selasa (11/8) pagi, saya kontak suami tetapi dia tidak mau terima. Sekitar 10 menit kemudian dia terima telepon. Entah bagaimana pada saat terima telepon dia bilang, “hallo ma say”, pikirnya dia bicara dengan saya. Jadi saya bilang “iya pa, mohon maaf HP rusak jadi ada pakai anak punya”. Tetapi dia bicara terus, jadi saya berpikir suami saya sementara berbicara dengan siapa. Akhirnya saya menyadari kalau dia ada bawa dua HP. Dalam pembicaraan saya dengar dia (Obed) bilang “ma say ada pakai celana warna apa? dan suara di seberang jawab “kuning semua o”.

Selanjutnya, saya dengar lagi dia bilang “ma biar ma saja yang pergi ke kementerian ya, jangan Kepala Bappeda Marthen Hitikana yang ke kementerian. Jadi nanti ma telepon ke pak Marthen supaya dia tidak boleh pergi ke kementerian. Oh, dia sementara bicara dengan perempuan siapa, ko di mulut penuh ma sayang. Dia juga tanya ma kapan datang, jam berapa dan sebagainya. Yang jelas nada-nadanya sangat mesrah.

Dugaan saya mungkin dia mau kasi mati HP tetapi dia tidak sadar kalau sementara ada tekan tombol jawab. Selang beberapa saat saya telepon dan dia jawab, hallo ma, saya langsung bilang, “adu bapak Tuhan sungguh luar biasa, yang tersembunyi di mata manusia tetapi tidak demikian dengan Tuhan”. Terus suami saya bilang, ada apa lagi, pusing lah saya ada kerja jadi jangan ganggu.

Saya sampaikan ke dia bahwa saya sudah dengar semuanya, dia bilang, Oh tidak, saya berbicara dengan orang kementerian, jadi saya bilang itu semua tidak benar. Masa dengan orang kementerian, ko pakai kata ma say, bapak pakai celana pendek, kuning semua oo. Ini bertanda ada apa-apa.

Setelah itu, saya tutup telepon kemudian berdoa, “Tuhan, saya tidak mau mencurigai siapa-siapa. Jadi tolong tunjukkan siapa perempuan yang baru berbicara dengan suami saya melalui telepon. Karena dalam telepon dia tidak sebut nama perempuan. Tiba-tiba ada teman dari kantor telepon, sebut nama Ati Obidje.

Rabu (12/8), saya berangkat ke Kupang. Karena dia menginap di Hotel A. Sesampainya di Kupang saya cek di Hotel A ternyata benar, suami saya ada chek in di situ tetapi dia tidak tidur di hotel A itu.

Karena dalam keadaan sakit, saya sampaikan di ojek kedatangan saya di Kupang juga orang tua tidak tahu dan kebetulan saya ke Kupang untuk berobat, tetapi suami tidak ada jadi tolong antar saya ke bandara. Pada saat menuju bandara, perasaan agak lain sehingga saya suruh ojek menuju Hotel B. Sampai di Hotel Royal bensin habis, jadi saya jalan kaki menuju Hotel B.

Pada saat masuk saya lihat ada penjaga hotel jadi saya bilang, mohon maaf apakah saya bisa masuk ke dalam, penjaga hotel bilang oh bisa. Satpam tanya mau menginap ko ibu, jadi saya bilang tidak saya ada cari orang. Satpam tanya, siapa? saya bilang, mungkin dia biasa menginap disini, pak Obed Bolang, satpam tanya lagi, ibu siapanya Pak Obed, yang dari Alor, saya katakan bahwa isteri sahnya.

Kemudian saya keluarkan cincin nikah dan tunjukkan di penjaga. Satpam bilang terus perempuan tadi siapa? Dan yang biasa dia bawa ke sini siapa? Mendengar itu saya langsung emosi, tetapi berusaha tenang, saya pikir perempuan yang telepon dari Jakarta malam itu pasti berangkat ke Kupang,jadi saya jalan masuk.

Saya lihat dia ada di lobi hotel. Saat lihat saya, ada perempuan yang lari, entah siapa saya tidak tahu, dia pegang dan seret saya sepanjang lorong hotel. Karena sudah banyak orang, jadi saya bilang saya ini dia punya isteri sah. Jadi pegawai hotel bilang terus perempuan yang tadi ada duduk sama-sama siapa.

Karena kepingin tahu siapa yang mereka maksudkan tetapi saya sudah tahu pasti itu perempuan. Di lobi hotel, Obed langsung pukul saya, jadi saya bilang, hai kamu berani pukul saya e. Karena emosi ada pukul dia beberapa kali, cakar dia dan sebagainya. Dengan bukti beberapa luka hasil cakaran saya dia jadikan modal utamanya untuk mengadu di bupati dan sebagainya, bilang saya ada siksa dan aniaya dia.

Di Hotel Ima saya bilang, jangan buat heboh, semuanya tidak akan soal kalau kamu jujur. Langsung dia bilang, sudah kita pulang. Dia pegang saya dan lempar saya dalam mobil. Dalam mobil saya bilang pengobatan kau tidak urus. Ijin di kantor urus isteri berobat ternyata SPPD dari Bappeda bukan dari Dinas Kebersihan. Jadi saya bilang itu saja sudah penipuan, sampai hati lu tidur dengan perempuan, lu bilang di Hotel A ko ada di Hotel B. Saya minta penjelasan tetapi dia tidak pernah memberikan penjelasan tetapi seret saya sepanjang lorong hotel kemudian buang dalam mobil.

Sampai di Kalabahi, saya ke kadelang bertemu dengan anak-anak yang pernah menyaksikan perbuatan mereka. Sesampainya di sana saya sampaikan di anak-anak kalau boleh jangan dengan nada kasar. Setelah hari ini apabila dia datang lagi boleh tangkap dan tolong hubungi saya. Dikatakan olehnya bahwa anak-anak di Kadelang sangat tahu persis dengan kronologis kehadiran Obed di rumah Ati Obidje. Menurut mereka hampir setiap menjelang siang Obed selalu datang di rumah Ati Obidje.

Pada hari Selasa, Bupati Alor, Amon Djobo telepon saya, tetapi bukan panggil saya menghadap. Saya tidak pernah mengatakan kepada bupati atau siapapun bahwa rumah tangga saya baik-baik.

Memang benar dalam telepon Bupati sampaikan bahwa, bagaimana ini, persoalan sudah sampai ke media sosial (facebook). Bupati tanya apakah pernah pukul Obed. Saya sampaikan bahwa tidak pernah tetapi dia yang pukul saya. Sebagai perempuan saya juga berhak untuk menangkis atau membela diri, kalau saya tidak tangkis dan biarkan dia pukul saya sampai semaput bagaimana.

Saya sampaikan kepada bupati bahwa tindakan Obeth waktu keluarkan saya dari hotel sungguh sangat tidak manusiawi. Saya sangat menyadari bahwa saya ini pegawai kecil, dia (Obed) pejabat daerah jangan sampai dapat dukungan dari teman-teman pejabat lainnya kemudian saya ditendang. Saya selalu berusaha untuk menjaga suami tetapi saya ibarat kalereng yang dikutik sana kutik sini, ibarat sudah jatuh tertimpa tangga.

Saya pernah ke rumah Ketua RT setempat, tempat Ati Obidje berdomisili dan menurut pengakuan mereka, setiap hampir siang Obed selalu apel di rumahnya. Meskipun menyakitkan tetapi saya minta di pemuda setempat agar jangan sampai tangkap basah.

Perbuatan Obed ini semuanya saya ceritakan kepada Bupati. Hal ini berarti saya tidak pernah mengatakan bahwa rumah tangga saya baik-baik saja bukan.

Beberapa waktu lalu saya pernah ke rumah Ati Obidje untuk mengingatkan dia agar jangan terima ataupun tampung suami saya lagi. Jadi dia bilang, hei lu jangan asal bicara. Jadi saya bilang kenapa tidak panggil tetangga di sekitar sini yang biasa menyaksikan lu dengan Obed pung perbuatan. Sampai Obed bangun pukul.05.30 karena tidak bisa keluar jadi pikul pot bunga keluar, jadi itu tidak benar ko! Saya punya laki setiap pagi datang, malam juga datang, kamu ini kelainan atau apa? Pejabat tetapi tidak mengerti. Bermain sampai buka kain gorden dan menjadi tontonan anak-anak, jadi berhenti sudah!

Kamu harus ingat bahwa saya yang datang ini isteri sah Obed, jadi dia bilang lu ini mulut busuk, lebih baik saya, perbuatan busuk dari pada mulut busuk. Merasa heran dengan ungkapannya, saya bilang, Ati jangan sampai kau sudah gila, masa bisa omong aneh-aneh begitu. Mana ada orang bilang lebih baik perbuatan busuk dari pada mulut busuk. Kamu itu pejabat yang berlagak alim tetapi ternyata moral rusak.

Jadi Ati Obidje bilang, oh kamu pung suami, yang Obet Bolang ko? Kalau begitu na ikat dia pung kaki di kamar supaya dia jangan datang gatal disini atau di lain tempat. Kepada keluarga Ati Obidje saya sampaikan agar mereka tolong ajar Ati Obidje, sebab pejabat tetapi tidak mengerti, bikin malu-malu daerah. Sebelum pulang saya bilang kau ingat, saya tidak mempersalahkan kamu saja tetapi suami saya juga.

Catatan mediantt.com, selain Kadis Pora dan Kadis Kebersihan, ada oknum Kadis tertentu di lingkup Pemkab Alor juga sedang diisuekan selingkuhi istri orang. (tim mediantt.com)

 

Foto : Ilustrasi