Kupang, mediantt.com – Persoalan stunting di NTT mendapat perhatian serius dari Kalbe Nutritionals dan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Cabang Nusa Tenggara Timur dan IDAI Cabang Jawa Timur. Mereka bekerja sama melakukan penelitian selama dua tahun lebih; membedah masalah stunting di NTT, yang hasilnya dipaparkan Selasa (11/2) di Aula Fernandez Kantor Gubernur Jln El Tari Kupang.
Laporan hasil riset itu dibuka oleh Wagub Josef Nase Soi itu diberi judul “NTT Melawan Stunting”.
Dalam siaran persnya, Selasa (11/2), Direktur Manager Kalbe Nutritionals Yuni Herawati, menjelaskan, kerja sama yang sudah dibangun selama kurang lebih dua tahun itu berupa pendidikan kedokteran berkelanjutan untuk tenaga medis di NTT, kemudian juga riset atau penelitian komunitas.
“Selain itu dua kerja sama lain adalah edukasi masyarakat, serta yang terakhir adalah perbaikan infrastruktur pendidikan usia dini, yang bertujuan untuk mendorong peningkatan status gizi ibu hamil, bayi dan anak di NTT,” katanya.
Yang lebih penting lagi adalah laporan yang disampaikan ke Pemerintah Provinsi NTT merupakan hasil riset yang dilakukan oleh sejumlah dokter di Jawa Timur dan NTT serta Kalbe yang sudah dilakukan selama kurang lebih dua tahun itu.
Dari hasil riset yang dilakukan terdapat tiga kelompok temuan penting yang terdiri dari riset pengaruh suplementasi dan edukasi nutrisi pada kesehatan ibu hamil dan tumbuh kembang janin, bayi dan anak pra-sekolah di Kota Kupang.
“Hasil tersebut merupakan temuan riset terhadap salah satu kegiatan berbentuk program CSR bertajuk lovamil berbagi cinta, aksi peduli gizi milna, dan siap cerdaskan bangsa chilgo yang sudah dilakukan di beberapa puskesmas, pustu posyandu dan sekolah TK di Kupang,” ujar dia.
Ia juga mengatakan, berbagai kegiatan CSR yang dilakukan tidak hanya dalam bentuk pelayanan dan pendidikan untuk masyarakat di Kota Kupang tetapi semua kegiatan tersebut juga disertai dengan penelitian yang dirancang oleh para ahli anak dari IDAI NTT dan Jatim serta Pemda NTT.
Ketua IDAI Cabang NTT Dr. Frans Taolin mengatakan, dipilihnya NTT menjadi lokasi riset masalah stunting karena NTT merupakan salah satu wilyah di Indonesia yang masih menghadapi tantangan sumber daya dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan anak.
“Kegiatan hari ini merupakan puncak acara dari beberapa kegiatan besar yang telah dilakukan sejak 2017. Pemilihan NTT ini karena memang NTT diketahui masih menghadapi banyak tantangan sumber daya dalam meningkatkan kualitas kesehatan dan pendidikan anak,” ujar Taolin.
Pihaknya juga mengharapkan agar hasil riset yang dilaporkan dapat menjadi acuan dari Pemprov NTT dan provinsi lainya di Indonesia dalam membantu mengurangi stunting atau masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh gizi minim. (jdz)
Ket Foto : Wakil Gubernur NTT Josef Nae Soi sedang memberi sambutan.