Kandidat Bersatu Hadang Ical

oleh -17 Dilihat

Jakarta, mediantt.com — Partai Golkar pada 30 November nanti akan menggelar Musyawarah nasional (Munas) untuk memilih ketua umum yang baru. Di luar siapa pemenangnya, Golkar diharapkan dapat menjaga konsistensi arah politiknya sebagai partai penyeimbang.

Di Munas nanti akan terjadi dinamika yang sangat panas. Maklum langkah ARB untuk maju akan dihadang oleh sejumlah kandidat lainnya yang menyatakan bersatu untuk melawannya, yakni dengan hanya memunculkan satu nama. Ketujuh calon ketua umum itu adalah; Agung Lak sono, Erlangga Hartarto, Mohammad Soleman Hidayat, Zainuddin Amali, Priyo Budi Santoso dan Agus Gumiwang Kartasasmita.

Kepastian bahwa tujuh caketum akan bersatu ‘melawan’ ARB ini disampaikan Zainuddin Amali. “Insya Allah pada saatnya nanti akan muncul satu nama setelah melihat dan menghitung realitas yang ada di lapangan nanti,” kata Zainudin Amali, saat dihubungi wartawan.

Pernyataan itu juga dimini oleh kandidat lainnya, Agung Laksono. Menurut mantan Ketua DPR RI ini hanya dengan cara itu yang paling mungkin untuk mengalah kan ARB. “Nantinya (kami) akan mengkristal (satu nama), satu team work,” kata Agung. Lalu siapa dari tujuh itu yang akan diajukan?

“Tunggu saja, sabar, nanti akan mengkristal,” kata politisi yang saat ini masih menjabat Wakil Ketua Umum Partai Golkar itu. Sementara, Direktur Eksekutif Political Communication Institute (Polcom), Heri Budianto mengatakan, jika tidak sesuai dengan arah politik yang telah diusung maka partai beringin akan siap menerima penghakiman dari masyarakat.

Maklum selama di pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, Partai Golkar dikenal selalu mencari kesempatan untuk duduk di pemerintahan. “Siapapun yang menjadi pemenangnya, Golkar harus konsisten (KMP). Hal itu demi tujuan besar di 2019 nanti,” kata Heri dalam rilisnya di Jakarta, kemarin (22/11).

Dia menjelaskan, penghakiman yang paling nyata diterima adalah ketidakpercayaan publik akan kemampuan partai untuk terus berada diluar pemerintahan. Padahal hingga saat ini kiprah Golkar di KMP pun cukup strategis dan signifikan.”Kalau keluar maka KMP akan hancur.

Jadi the real politic maka Golkar menjadi sumbu KMP,” kata Heri. Heri melihat hingga saat ini dari sejumlah nama caketum yang beredar memang hanya Aburizal Bakrie (ARB) yang berpotensi untuk mengamankan arah politik partai di KMP. Namun begitu meski diapit banyak pesaing, kans ARB untuk terpilih kembali pun cukup besar.

“Kalau ARB maju akan berat bagi yang lain. Dia memang di daerah (DPD I dan II) punya basis dukungan kuat. Setelah itu mungkin Priyo dan selebihnya sepertinya sulit (bersaing),” lanjutnya. Meski begitu untuk tetap menjaga keutuhan partai pasca Munas, Heri mengingatkan kepada siapa saja caketum yang nantinya terpilih agar menjaga kesolidan partai.

Salah satuya dengan menempatkan kader muda didalam tokoh sentral kepartaian. ”Beri kesempatan pada tokoh muda untuk menjadi tokoh sentral. Karena ingat pemilu 2019 nanti pemilih pemula akan mendominasi dan itu yang harus segera digarap oleh Golkar,” katanya. (ind/jk)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *