Misa Natal 2023 di Gereja Sto Petrus dan Paulus Lamalera, Lembata.
LAMALERA, mediantt.com – Musim Leva (melaut) di Lamalera tahun 2023, tak pernah membawa pulang “kenato” atau kiriman untuk warga nelayan di selatan Lembata itu. Tradisi langka penangkapan Ikan Paus secara tradisional yang dirawat selama ratusan tahun ini, tak lagi seperti biasanya. Saban tahun selalu ada mamalia laut yang berhasil ditangkap, tapi tahun 2023 ini, tidak ada satu ekor pun yang berhasil ditangkap. Alasannya pun amat misterius. Berbagai ritual pembersihan telah dilakukan tapi juga tak ada hasil.
Kenyataan ini yang menjadi kegelisahan dan kecemasan berbagai kalangan, termasuk Pastor Paroki St Petrus Paulus Lamalera, Romo Noldy Koten, Pr. Untuk itu, dalam kotbahnya di malam Natal, dia menggugah sekaligus menggugat kesadaran masyarakat nelayan Lamalera akan pentingnya makna perdamaian atau rekonsiliasi dengan pertanyaan reflektif; kenato (kiriman) ikan paus tak pernah datang memberi makan Lefo Lamalera, lalu kedamaian seperti apa yang kalian inginkan?
“Ini (Natal) adalah perayaan sukacita dan kedamaian. Tapi apakah damai sejati ada diantara kita? Sampai saat ini kenato (kiriman) ikan Paus untuk Lefo tak kunjung datang, lalu Damai macam mana yang kita inginkan? Rasanya damai sangat jauh dari kehidupan kita; dalam kehidupan kita melaut,” gugat Romo Noldy dalam kotbahnya di hadapan sekitar seribuan umat Paroki Lamalera, yang memadati misa malam Natal, 25 Desember 2023.
Dia menegaskan lagi; “Damai seperti apa yang Levo dan orang Lamalera dambakan”. Akan tetapi, lanjut dia, di malam Natal, Anak Allah kembali mengunjungi umatnya yang sedang putus asa. Karena Allah kita adalah Allah yang Berbelas-kasih; Allah yang berbela rasa dengan kehidupan umatnya. Karena itu, dia mengajak seluruh umat paroki, terutama di stasi Lamalera, untuk memaknai kedamaian Natal secara sempurna dalam seluruh tradisinya, sehingga tercipta harmoni dalam kehidupan di darat dan laut, sehingga apa yang menjadi dambaan semua orang bisa terwujud.
“Semua itu hanya karena ada kedamaian di dalam hati untuk saling memaafkan di antara semua pemangku kepentingan di Lefo Lamalera,” imbuh Romo Noldy.
Dia juga mengatakan, Natal penuh damai ini harus menyadarkan untuk bisa meninggalkan masa lalu yang pahit dan menatap hari esok dengan penuh harapan.
“Sudah saatnya kita tinggalkan masa lalu dan menyambung cinta yang telah terputus oleh berbagai persoalan. Dan, malam ini telah lahir bagi kita juru selamat sehingga ada damai bagi kita,” katanya.
Karena itu, dia mengajak semua umat untuk berbuat sesuatu bagi Lamalera dengan kesadaran bahwa Natal adalah peristiwa kasih Allah yang agung bagi manusia
“Mari kita kabarkan warta sukacita bahwa Allah yg besar, agung dan dahsyat, datang menjelma jadi manusia lemah dalam wujud bayi mungil. Di mana Allah memuliakan martabat manusia. Allah secara
sempurna menyatakan cintanya kepada manusia sebagai tanda solidaritas-Nya bagi manusia,” katanya.
Sesuai tema Natal tahun ini “Kemuliaan Bagi Allah dan Damai Sejahtera di Bumi”, Romo Noldy mengingatkan lagi bahwa Natal juga mengajak semua orang untuk menghadirkan damai sejahtera di paroki, stasi dan di Lefo Lamalera tercinta. “Kita harus hadirkan damai diantara sesama, terutama dalam bertarung dengan keganasan hidup kita. Natal ini harus membuat kita jadi baru,” pesan Romo Noldy. (jdz)