Kerja Nyata Melalui 8 Agenda Pembangunan!

oleh -17 Dilihat

KUPANG – Selasa, 16 Agustus 2016, Gubernur NTT Drs Frans Lebu Raya menyampaikan pidato menjelang peringatan Proklamasi Kemerdekaan Ri ke-71, yang bertema ‘Indonesia Kerja Nyata’. Gubernur mengatakan, Provinsi NTT mengimplementasikan kerja nyata itu dengan delapan (8) agenda pembangunan.

“Mengenai hasil Ujian Nasional (UN), rata-rata nilai UN masih rendah (kategori lulusan, kategori D), sekalipun realita menunjukkan bahwa berdasarkan indeks integritas UN tingkat sekolah tentang kejujuran, NTT berada pada peringkat 7 nasional. Di bidang kepemudaan, telah melakukan pembinaan kepada 1.818 pemuda melalui pelaksanaan berbagai program. Dan, di bidang olahraga terutama atletik, tinju, pencak silat dan kempo, telah diraih beberapa prestasi di ajang nasional maupun internasional, diantaranya 23 medali emas, 14 medali perak, dan 12 medali perunggu,” tegas Lebu Raya, menjelaskan substansi agenda pertamanya tentang peningkatan kualitas pendidikan, kepemudaan dan keolahragaan.

Agenda kedua, sebut dia, adalah pembangunan kesehatan. “Pada 2015 angka kematian ibu per 100 ribu kelahiran hidup (KH) sebesar 133 kematian. Angka ini menurun bila dibandingkan dengan tahun sebelumnya sebesar 169 kematian per 100 ribu kelahiran hidup. Angka kematian bayi sebesar 10 kematian per 1.000 kelahiran hidup atau mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya 14 kematian per 1.000 kelahiran hidup. Kita harapkan angka ini terus terkoreksi menurun, seiring berbagai intervensi untuk perbaikan upaya layanan kesehatan ibu dan anak termasuk Revolusi KIA, pembangunan sarana prasarana kesehatan bagi masyarakat di daerah-daerah terpencil,” terang dia.

Ketiga, agenda pemberdayaan ekonomi kerakyatan dan pengembangan pariwisata. Mantan Wagub ini mengatakan, pertumbuhan ekonomi 2015 sebesar 5,02 persen lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonomi NTT melampaui pertumbuhan ekonomi nasional. Selain pertubuhan ekonomi, inflasi NTT sebesar 7,76 persen, tercatat masih lebih rendah dibandingkan inflasi nasional sebesar 8,36 persen. PDRB per kapita NTT tahun 2015 13,62 juta atau naik melampaui tahun 2014 sebesar 8,12 juta.

Agenda keempat, pembenahan sistem hokum dan birokrasi daerah. Ia menjelaskan, hasil yang diraih berupa penetapan 5 Perda, 38 Pergub, 290 Kepgub, dan 3 Insgub. Buah dari penetapan 5 Perda itu, Perda No. 4 Tahun 2015 tentang Penyelenggaraan Peternakan dan Kesehatan Hewan, mendapat apresiasi Juara II Anugerah Nawa Cita Legislasi. Selain itu, sesuai road map reformasi birokrasi tahun 2013-2017, NTT meraih prestasi 12 dari 34 provinsi dengan kategori predikat B (Nilai 62,42). Ini indikator dari akuntabilitas kinerja Pemprov NTT dari waktu ke waktu makin baik.

Menurut Lebu Raya, untuk pertama kali dalam sejarah tatakelola keuangan derah, NTT mendapat penilaian Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).  “Ini harus dipertahankan pada tahun-tahun mendatang dalam penyelenggaraan pemerintahan, pelaksanaan pembangunan, dan pemberdayaan masyarakat,” katanya.

Agenda kelima, bidang infrastruktur, yaitu percepatan pembangunan infrastruktur berbasis tata ruang dan lingkungan hidup. “Percepatan pembangunan infrastruktur baik pembangunan dan pemeliharaan jalan terutama jalan di kawasan perbatasan Negara, jembatan, embung-embung, daerah irigasi serta peningkatan dan rehabilitasi daerah irigasi (DI) sedang dilakukan. Berkaitan dengan penataan ruang 22 kabupaten/kota, telah ditetapkan Perda RTRW. Sedangkan penilaian terhadap 15 kabupaten/kota sebagai nominator peraih Penghargaan Adipura 2016, hasilnya peringkat I diraih Kota Kupang dengan nilai 60,85, peringkat kedua Kabupaten Ngada dengan nilai 56,07, dan peringkat III Kabupaten Alor dengan nilai 55,40. Penganugerahan penghargaan Kalpataru tingkat Provinsi kepada 9 orang dan 4 Kelompok Tani Pejuang Lingkungan untuk kategori Perintis Lingkungan, kategori Penyelamat Lingkungan, kategori Pembina Lingkungan, dan kategori Pengabdi Lingkungan,” tegasnya.

Agenda keenam, sebut Gubernur, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak. Ia menjelaskan, agenda ini dilakukan melalui peningkatan akses perempuan, anak dan pemuda dalam sektor publik serta peningkatan perlindungan terhadap perempuan anak dan pemuda melalui fasilitasi operasional Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) dalam menangani korban kekerasan terutama korban KDRT, advokasi dan sosialisasi pelaksanaan/penguatan kapasitas penguatan jejaring perempuan.

Agenda ketujuh, pembangunan perikanan dan kelautan. Menurut Gubernur, hasil yang diperoleh antara laiun, tahun 2015 produksi budidaya rumput laut sebanyak 2,1 juta ton, naik dari tahun 2014 dengan produksi hanya 1,9 juta lebih ton. Tahun 2015, produksi perikanan tangkap 118.827, 34 ton, naik dari produksi tahun 2014 sebesar 108,083 ton; dan untuk mendukung produktifitas tangkapan nelayan di tahun 2015, diberikan sarana kapal tangkap3 GT sebanyak 109 unit, 10 GT sebanyak 3 unit, gili net 90 piece, cool box 60 unit, bantuan mesin 15.5 PK sebanyak 5 unit, dan mesin ketinting 49 unit.

Agenda terakhir, percepatan penanggulangan kemiskinan, penanggulangan bencana, dan pembangunan daerah perbatasan. Menurut Lebu Raya, jumlah penduduk miskin di NTT pada Maret 2016 sebesar 22.19 persen, mengalami penurunan dibandingkan dengan kondisi September 2015 sebesar 22,58 persen.

“Untuk pembangunan daerah rawan bencana, selain pembanguna sarana prasarana fisik, dilakukan pula advokasi masyarakat mengenai tanggap bencana, pendataan kerusakan akibat bencana serta dukungan logistik. Pembanguna infrastruktur di kawasan perbatasan dengan RDTL, diantaranya pembangunan 3 Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Terpadu di Mota’ain Belu, Motamasin di Malaka, dan Wini, Kabupaten TTU,” jelas Lebu Raya. (rony banase)

Foto : Gubernur NTT, Drs Frans Lebu Raya ketika menyampaikan pidato pada Selasa, 16 Agustus 2016.