dr Jimmy Sunur
Nama dr Jimmy Sunur makin terkenal di Lembata pasca menyatakan maju Cabup Lembata 2024. Pro kontra pun merebak. Isue suku, agama dan ras pun menggelinding bebas. Politik identitas juga berusaha menjegalnya. Namun Jimmy Sunur tak gentar. Tekadnya jelas, berjuang untuk Kejayaan Lembata. Bagaimana JS menyikapi berbagai isue miring itu?
dr. Yeremias Ronaldy Sunur, M. Biomed., SpOG, atau sering disapa dokter Jimmy Sunur adalah sosok muda potensial yang lahir serta dibesarkan di tanah Lembata, tepatnya di Kota Lewoleba, pada 13 November 1983.
Bagi masyarakat Lembata yang lama hidup dan menetap di Lewoleba, dr. Jimmy Sunur dan keluarganya almarhum Yan Sunur bukanlah orang asing atau pendatang baru di tanah Lepan Batan. Mereka adalah satu dari sekian banyak orang Lembata yang peduli dan terus berjuang menghidupkan roda perekonomian di bumi ikan Paus ini.
Melihat keadaan masyarakat Lembata yang stagnan baik dari aspek pembangunan, sosial dan ekonomi, memantik semangat jiwa muda dokter Jimmy Sunur (JS) terpanggil untuk lebih berbhakti kepada Lewotana. Bukan hanya sebatas menjadi seorang dokter spesialis tetapi lebih dari itu JS ingin mengabdi untuk hal yang lebih besar, membantu kesulitan ekonomi dengan kebijakan-kebijakan yang pro rakyat.
Karena itu, mau tidak mau langkah pertama yang harus diambil adalah dengan mengambil pucuk pimpinan pemerintahan di Kabupaten Lembata secara demokratis melalui Pilkada serentak 27 November 2024.
Harus diakui, kemunculan dan sepak terjang JS di kancah politik Pilkada Lembata 2024 ini mendapat perhatian publik. Membuat lawan-lawan politik patut waspada dan berpikir kembali terhadap kehadirannya. Berbagai intrik politik terus dimainkan hingga politik identitas dimunculkan.
Isu China atau mata sipit hingga identitas Sunur yang sama dengan almarhum Bupati Yantji Sunur juga selalu digoreng oleh lawan-lawan menjadi komoditas politik. Namun demikian, riak-riak politik ini ternyata tidak mempan untuk menjegal langkah seorang Jimmy Sunur menuju Pilkada November 2024. Masyarakat Lembata sudah semakin cerdas dalam menyikapi isu politik identitas ini.
Politik identitas ini oleh seorang JS juga dihadapinya dengan dingin dan tenang, ibarat pribahasa ‘Anjing Menggonggong Kafilah Tetap Berlalu’, itulah sosok santun dari seorang Jimmy Sunur. JS menyikapinya dengan berserah diri hanya kepada Tuhan dan leluhur Lewotana Lembata, karena baginya kebenaran yang hakiki adalah milik Tuhan, kita manusia hanya menjalaninya.
Ketegaran dan kematangan seorang JS dalam menghadapi badai politik identitas ini tak lepas juga dari sosok figur seorang ayah, Yan Sunur. Baginya, sosok almarhum Yan Sunur adalah salah satu tokoh inspiratif penting dalam perjalan hidupnya.
Hampir semua masyarakat Lembata mengetahui bahwa sosok almarhum Yan Sunur adalah salah seorang tokoh penting dibalik kebesaran Partai Golkar di Lembata, yang kini adalah figur panutan JS dalam menapaki tangga politik menuju Lembata jaya.
Karena itu, baginya, apapun isu-isu yang dimainkan oleh lawan-lawan politik untuk mendiskreditkan namanya, demi Lewotana dia akan hadapi secara bijaksana. Karena prinsip JS, ‘Kebenaran Pasti Akan Menemukan Jalannya’.
Dia sadar, kebenaran sejati adalah milik Tuhan. Dan jalan untuk mencapai kekuasaan seorang pemimpin tidaklah semulus jalan Tol. Riak-riak politik pasti selalu ada. Namun, dari prespektif dirinya, pemimpin yang baik adalah mereka yang dapat menjalin komunikasi yang erat dengan masyarakat.
“Pemimpin tidak boleh menjaga jarak dengan warganya. Harus bisa menjadi teman diskusi, memberikan penghargaan kepada yang berprestasi, dan menghindari penilaian berdasarkan ras atau etnis,” kata calon Bupati Lembata dr. Yeremias Ronaldy Sunur, M. Biomed., SpOG di kediamannya di Woloklaus, Lewoleba, Sabtu (27/7).
Kepada media di gazebo rumahnya, dengan rileks dokter spesialis kandungan ini mengungkapkan visinya tentang kepemimpinan yang ideal. Jimmy Sunur menjelaskan filosofi kepemimpinan ibaratkan seperti bawang, semakin dikupas maka terasa perih di wajah bahkan mengeluarkan air mata.
“Filosofi ini menggambarkan bahwa seorang pemimpin harus siap menghadapi berbagai tantangan dan berkorban demi kepentingan rakyat,” kata Jimmy Sunur.
JS juga mengibaratkan pemimpin seperti sebuah pohon. Semakin tinggi dan besar pohonnya, semakin kencang diterpa angin. Ketika ditebang, tetap akan berusaha tumbuh kembali.
“Filosofi pohon ini menggambarkan bahwa semakin tinggi kedudukan atau jabatan, badai itu pasti ada. Namun harus disikapi dengan arif dan bijaksana tanpa balas dendam. Kita harus terus berupaya tumbuh dan berkembang untuk meneduhkan banyak orang,” ungkap JS dengan bijaksana.
JS juga mengatakan bahwa harus membangun Lembata dengan hati dan menjadi pemimpin tidak pendendam serta berkomitmen menjadi jembatan rekonsiliasi dan menciptakan model politik berbasis masyarakat tanpa mengejar keuntungan pribadi.
“Ini adalah saat yang tepat bagi kita untuk bekerja sama, mengatasi perbedaan, dan membangun jembatan masa depan yang lebih baik untuk Lembata Jaya. Saya akan melakukannya dengan tulus dan tanpa motif pribadi,” kata JS.
Dikatakan, jika diberikan kepercayaan rakyat sebagai Bupati, dia akan membangun birokrasi tanpa ‘balas dendam’ dan menciptakan lingkungan politik yang inklusif dan partisipatif. “Saya berharap agar setiap warga memiliki kesempatan untuk terlibat dalam proses pembangunan,” tegas Dokter Spesialis Kandungan ini. (baoon)