Kini, Kota Kupang berubah, lebih tertata dengan adanya infrastruktur taman atau ruang terbuka hijau yang tersebar di Kota Kupang, penerangan sebanyak 10.150 titik lampu dan 1000 lampu hias yang menerangi serta mempercantik wajah Kota Kupang terutama di waktu malam.
KOTA KUPANG – Natal bersama Pemerintah Kota Kupang menjadi lebih menarik ketika Pemerintah Kota Kupang merilis Video Inovasi Tahun 2019 yang merupakan hasil prakarsa Walikota Kupang, Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH dan karya para staf pada Bagian Protokol dan Komunikasi Sekretariat Daerah Kota Kupang dibawah komando Kepala Bagian, Ernest S. Ludji, SSTP, M.Si.
Dalam video divisualisasikan berbagai hasil program unggulan perwujudan visi Pemerintah Kota Kupang “Terwujudnya Kota Kupang yang layak Huni, Cerdas, Mandiri dan Sejahtera dengan Tatakelola Bebas KKN” serta ke-6 misi Pemerintah kota Kupang.
“Sebagai pemimpin di Kota Kupang, yang pertama-pertama ada di hati kami adalah bagaimana agar kami dapat memperhatikan sungguh-sungguh saudara-saudara warga masyarakat yang tidak begitu beruntung. Bersama Pak Herman Man kami mulai dari hal-hal kecil apa sebenarnya yang merupakan kebutuhan utama kota ini,” jelas Dr. Jefry Riwu Kore dalam wawancara ekslusif oleh staf Bagian Protokol.
“Kami berupaya agar Kota Kupang menjadi kebanggaan kita semua, karena Kota Kupang sejatinya adalah bagian dari Indonesia. Dengan membangun Kota Kupang, kita juga mewujudkan visi besar pemerintah pusat. Sehingga ketika melihat Kota Kupang, imej yang timbul pada pikiran orang-orang yang berkunjung bahwa Kota Kupang adalah Indonesia. Tertata dengan baik, penerangan cukup, dengan berbagai taman dan penerangan yang memadai. Bukan kota yang gelap. Imej itulah yang ingin kita ubah semenjak awal kami memimpin Kota ini,” ujar Walikota dalam video yang berdurasi hampir 13 menit itu.
Kini, Kota Kupang berubah, lebih tertata dengan adanya infrastruktur taman atau ruang terbuka hijau yang tersebar di Kota Kupang, penerangan sebanyak 10.150 titik lampu dan 1000 lampu hias yang menerangi serta mempercantik wajah Kota Kupang terutama di waktu malam. Banyak Masyarakat Kota Kupang yang menikmati perubahan yang terjadi di wilayah Kota Kupang hasil inovasi Pemerintah Kota Kupang dibawah kepemimpinan Dr. Jefirstson R. Riwu Kore, MM, MH dan dr. Hermanus Man selama 2 tahun lebih ini.
Pasangan pemimpin ini sejak awal berkomitmen menata infratruktur perkotaan di Kota Kupang sesuai dengan visi KUPANG BAGAYA-BERPRESTASI. “Yang harus kita tata pertama itu infrastrukturnya dulu. Kita mulai dari taman kota yang memadai untuk masyarakatnya kemudian penerangan, ada drainase dan beberapa lokasi hiburan atau rekreasi kota. Pelayanan publik bagi masyarakat juga kita tingkatkan, yang terbaik kita berikan bagi masyarakat. Itulah mimpi kami berdua sejak awal,” ujar suami dari Anggota DPD RI, Ny. Hilda Manafe, SE, MM, bersemangat
Lelaki kelahiran Sabu 13 Januari 1960 itu mengajak semua pihak tidak hanya melihat sisi negatif dari segala upaya pemerintah dalam membangun Kota Kupang tetapi juga turut membantu membangun kota ini menjadi kota modern, kota kebanggaan masyarakat.
“Saya tidak mau ada lagi kejadian seperti pengalaman ketika masih menjabat sebagai anggota DPR RI, ketika bersama rekan-rekan sejawat sesama anggota DPR RI ketika berkunjung di Kota ini sampai di bundaran PU mereka sempat tanya kepada saya; ‘Pak Jefri apa kotanya masih jauh?’ Hal itu mengindikasikan bahwa Kota Kupang tidak tertata sebagai layaknya kota modern, tidak ada lampu penerangan, gelap gulita, tidak ada taman, penataan ruas jalan tidak ada dan sebagainya. Pengalaman itu menginspirasi kami untuk menata kota ini dengan tetap memperhatikan kebutuhan dasar masyarakat kita,” sambung lelaki yang mengenakan Lehu, hiasan kepala tradisional khas daerah Sabu tersebut.
Dia menyebutkan beberapa taman tematik yang dilakukan penataan menampilkan filosofi masing-masing, “Salah satunya di Taman Bundaran Kasih Penfui, kita tampilkan tulisan ‘UIS NENO NOKAN KIT’ yang artinya ‘TUHAN Beserta Kita’ berasal dari Bahasa Timor sehingga masyarakat Kota Kupang yang berasal dari suku Timor memiliki kebanggan tersendiri bahwa budayanya telah mempersatukan seluruh masyarakat Kota Kupang dalam satu kesatuan,” katanya, bangga.
Menurut Dr. Jefry, demikian sapaan akrabnya, Taman TIROSA sebelumnya kumuh dan tak tertata, “Patung Tirosa merupakan patung tiga tokoh kebanggan Kota Kupang yang mewakili budaya Timor, Rote dan Sabu. Harus terus dilestarikan dan ditata sehingga generasi muda tetap berbangga memiliki monumen ikonik yang mewakili 3 budaya tradisional yang ada di Kota Kupang ini,” tukasnya.
Selain itu, masih ada 4 taman tematik lainnya, yakni Taman Patung Sonbai sebagai monumen pahlawan kebanggaan Kota Kupang, Taman TaGePe sebagai taman literasi kawula muda dan Taman Adipura dekat Bandara El Tari, sehingga suasana perkotaan modern telah dirasakan semenjak orang memasuki wilayah Kota Kupang dari Bandara El Tari.
Adapula Taman Inaboi yang sudah puluhan tahun tidak terurus, terlihat dari patung sebelumnya yang sudah rusak dan Sasando yang tidak lagi kelihatan, kini menjadi ikon Kota Kupang yang tertata dengan penempatan patung wanita cantik yang memegang alat musik khas Rote, Sasando. “Monumen prestisius ini menunjukan bahwa alat musik khas Rote yang sudah mendunia tersebut menjadi kebanggaan masyarakat Kota Kupang,” ujar Dr. Jefri Riwu Kore.
Mengenai Taman Ina Boi sendiri, sebut dia, dibangun untuk memperindah alun-alun kota yang merupakan konsep lama sejak kepemimpinan Bapak Daniel Adoe dan Bapak Daniel Hurek. “Penataan RTH Taman Inaboi sebenarnya sudah out of date, tetapi kita terikat karena (desainnya) sudah dibayar (pemerintahan) sebelumnya, sehingga kita melanjutkan pengerjaannya agar tidak terjadi kerugian negara. Kami menatanya dengan menambah pohon-pohon sekelilingnya itu dan juga menambah penerangan/lampu-lampu hiasnya,” jelas Dr. Jefry Riwu Kore.
Sedangkan, Taman Patung Sonbai, ikon yang menampilkan seorang pahlawan kebanggan masyarakat NTT dari suku Timor, sebelumnya terlihat tidak terurut selama bertahun-tahun. “Monumen peringatan kepahlawanan kebanggan masyarakat harus ditata dan ditempatkan pada posisi yang sebenarnya, agar filosofi perjuangan Sonbai tidak asing bagi generasi muda kita. Penataan lampu dibuat sedemikian rupa dari ukuran yang kecil ke ukuran yang besar, menceritakan arti perjuangan Sonbai dari hal-hal kecil, sedikit demi sedikit sampe besar dan menjadi seorang Pahlawan,” jelas Walikota Kupang yang menjabat sejak Agustus 2017 itu.
Kupang Hijau
Visi dan misi Kota Kupang masih terus diupayakan perwujudannya dibawah kepemimpinan Dr. Jefry Riwu Kore dan dr. Hermanus Man, termasuk misi KUPANG HIJAU yang diwujud-nyatakan melalui Gerakah Kupang Hijau yang telah dideklarasikan semenjak 16 November 2019, menitikberatkan serta mengajak masyarakat Kota Kupang menanam pohon, menanam air dan mengurangi penggunaan sampah plastik.
“Melalui Gerakan Kupang Hijau kita menyiapkan lingkungan kita, termasuk air untuk anak cucu kita di kemudian hari, kalau kita mengikuti gerakan ini maka 10 sampai 20 tahun mendatang Kota Kupang tidak akan lagi kekurangan air, hijau juga nyaman dan sejuk,” himbau Walikota Kupang.
Dalam video tersebut, Walikota Kupang menghimbau agar setiap orang menanam 1 pohon baru dan menggali lubang resapan sebagai jebakan air, sehingga air tidak mengalir begitu saja ke sungai dan laut, juga mengurangi penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari.
Walikota Kupang juga mengungkapkan bahwa banyak segmen pembangunan di Kota Kupang dapat terwujud karena adanya efisiensi anggaran di tubuh jajaran Pemerintah Kota Kupang, “Kami memangkas biaya perjalanan dinas luar daerah agar dapat membelanjakannya untuk kepentingan publik. Ini merupakan bentuk tanggung jawab kami terhadap amanah jabatan yang dipercayakan TUHAN melalui masyarakat untuk mengusahakan kesejahteraan masyarakat dimana kami ditempatkan,” tukas Dr. Jefry.
Hal tersebut diwujudkan melalui beberapa program pro rakyat seperti pengadaan kacamata dan seragam sekolah gratis bagi siswa SD dan SMP di wilayah Kota Kupang. “Ada 1 keluarga di Alak yang terpaksa kedua anaknya bergantian mengenakan 1 seragam, yang satu sekolah siang, yang lain sekolah pagi supaya baju bisa dipakai bergantian. Hati saya tergerak sehingga kami mengadakan program itu,” kisahnya.
Setiap kebijakan pemerintah manapun pasti menimbulkan pro kontra, seperti dalam hal pengadaan kacamata dan seragam sekolah gratis. “Disisi lain banyak yang berpendapat bahwa ada masyarakat yang tergolong mampu juga mendapat bantuan, menurut hemat kami, ini bukan masalah kaya miskin tapi perhatian kita kepada saudara-saudara kita, jadi jika ada masyarakat yang tidak mau menerima karena merasa sudah mampu, tinggal dikembalikan saja, kita salurkan ke masyarakat yang butuh,” jelas Walikota Kupang yang juga memiliki hobi memancing itu.
Dalam kurun 2 tahun lebih berbagai program pro rakyat dapat diwujudkan kepemimpinan Dr. Jefry Riwu Kore dan dr. Hermanus Man melalui berbagai perubahan termasuk kebijakan pemangkasan anggaran perjalanan dinas serta program-program monitoring dinilai tidak mendesak. Hal ini sesuai dengan slogan ‘AYO BERUBAH’ yang menjadi semangat dalam seluruh penyelenggaraan pemerintahan di Kota Kupang.
Mengenai program bantuan kacamata, lelaki yang pernah menjabat sebagai anggota DPR RI menjelaskan terkait tulisan JERIKO pada kacamata gratis yang dibagi ke masyarakat, inspirasinya sama seperti Pak Jokowi membantu sepeda dan ada tertulis bantuan Presiden Republik Indonesia Jokowi, ini adalah bagian dari perhatian pemerintah membantu masyarakat yang membutuhkan.
Program Smart City, menurut Walikota Kupang, bukanlah tentang banyaknya Wi-Fi yang tersedia tapi lebih utama pada pelayanan publiknya. “Peningkatan pelayanan Sodamolek misalnya, bekerjasama dengan Bank NTT bisa membantu lapangan kerja untuk masyarakat melalui penyediaan layanan payment point di 100 titik untuk mendekatkan masyarakat kepada pelayanan pembayaran tagihan-tagihan. Inipun bagian dari pelayanan publik,” ujarnya.
Masih mengenai Smart City, kerjasama dengan pihak Qlue diakuinya belum berdampak progresif karena banyak kalangan yang belum memanfaatkan layanan berbasis aplikasi tersebut. “Kami akan mengevaluasi jajaran serta sumber daya yang kami miliki guna penyempurnaan sistem ini. Kami akan menginstruksikan kepada setiap ASN agar aktif mempromosikan sistem ini supaya banyak masyarakat memanfaatkan Aplikasi Qlue dan apa yang disampaikan masyarakat harus segera direspons secara cepat oleh ASN maupun instansi bersangkutan sehingga laporan dapat segera ditindaklanjuti,” tegas Walikota Kupang.
Untuk mewujudkan visi dan misi Pemerintah, ASN menjadi ujung tombak dan teladan. “ASN harus menjadi contoh, kami mengajak ASN untuk turut berkontribusi memperindah serta menata kota ini. ASN diajak untuk mengecat trotoar. Hal ini agar merubah opini negatif masyarakat bahwa ASN seolah-olah tidak bekerja. Kami mengapresiasi ASN Pemerintah Kota Kupang yang telah secara luar biasa turut membantu membangun Kota Kupang,” jelas pria yang sering juga disapa Jeriko itu.
Walikota Kupang juga tak lupa mengungkapkan kebanggaannya atas perubahan yang terjadi di Kota Kupang. “Ini merupakan hasil dedikasi kita semua terutama ASN Kota Kupang. ASN yang terlibat langsung dalam pembangunan adalah ASN yang memiliki kebanggaan terhadap Kota Kupang, jika ASN bangga maka masyarakatnya pun turut bangga terhadap kota ini. Sehingga ke depannya, semua pihak turut terlibat sebagai subyek dalam pembangunan Kota Kupang yang kita banggakan ini,” harap Walikota Kupang. (*/jdz)