Lebu Raya Akui Program DeMam Tidak Berjalan 100 Persen

oleh -20 Dilihat

Kupang, mediantt.com – Kendati dianggap sebagai program yang monumental, namun Gubernur NTT Drs Frans Lebu Raya mengakui bahwa Program Desa/Kelurahan Mandiri Anggur Merah (DeMam) tidak berjalan 100 persen.

Hal ini disampaikan Gubernur Lebu Raya ketika menjadi Pembina apel kesadaran mengawali tahun 2018, di halaman Kantor Gubernur NTT, Jum’at pagi (5/1).

Ia menyebut program Desa dan Kelurahan Mandiri Anggur Merah sebagai program monumental Pemerintah Provinsi NTT. Program yang telah dikerjakan selama 10 tahun itu berbasis pemberdayaan masyarakat dengan pola investasi.

Dikatakan, program keberpihakan pada rakyat dan bergulir di desa itu disertai dukungan dana Rp.250 juta, dipergunakan bagi kegiatan ekonomi produktif. Hasil kajian dari para peneliti Universitas Brawijaya, menyimpulkan program tersebut sukses dan mudah-mudahan dapat dilanjutkan oleh Gubernur NTT periode berikutnya.

“Saya akui memang program ini tidak 100 persen berjalan, tetapi dari sisi lain dinilai sukses sebagai sebuah upaya inovatif. Bersyukur juga saat ini setiap desa mendapat bantuan dari Pemerintah Pusat,” jelasnya.

Gubernur Lebu Raya, mengungkapkan kebijakan awalnya menjadi Gubernur NTT itu, kebijakan pembangunan terpadu berbasis desa. Sekarang, seluruh desa di NTT telah memanfaatkan program desa mandiri anggur merah.

“Memang, ada dua sisi yang berbeda dan sulit dipisahkan dalam diri setiap orang. Ada yang hitam dan putih, ada yang puas dan ada yang mencela. Demikian juga dalam kebijakan pembangunan. Ada penilaian yang berbeda-beda sesuai dengan kepentingannya masing-masing,” kata Lebu Raya.

Menurut dia, ada yang menilai bahwa selama 10 tahun ini, pemerintah tidak berbuat apa-apa. Ada juga yang menilai ada apa-apa. Itu dua sisi yang sulit dipisahkan. Namun, kedua sisi itu memiliki manfaat yang penting bagi semua pihak.

“Bagi yang menilai ada kemajuan, membuat semangat kepada kita untuk terus bekerja. Bagi yang nenilai tidak ada apa-apa, mari kita berbuat untuk menunjukan bahwa ada apa-apanya. Biarkan mereka menilai dan marilah kita terus bekerja dengan semangat juang yang tinggi,” seru Lebu Raya.

Bukan Momentum

Gubernur juga mengajak peserta apel perdana itu untuk memadukan komitmen, tekad dan optimisme baru agar bisa bekerja dan berjuang lebih gigih memajukan NTT.

Gubernur dua periode itu mengajak semua yang hadir untuk merefleksikan makna peristiwa Natal pergantian tahun. Melewati 2017, tidak berarti berakhir semuanya. Pergantian tahun menandakan suatu periode waktu dengan berbagai suka duka, sukses dan gagalnya.

Gubernur Lebu Raya juga menguraikan secara gamblang perjalanan masa kepemimpinannya selama satu dasa warsa. “Banyak sukses yang diraih dengan berbagai perubahan signifikan bagi kemajuan provinsi NTT,” katanya.

Menurut Gubernur, pembangunan yang dilaksanakan adalah sebuah proses, bukanlah momentum, bahkan pembangunan akan berjalan terus secara bertahap dan tidak akan selesai.

“Saya ingin tegaskan bahwa pembangunan itu bukanlah momentun tapi sebuah proses yang tidak akan berkhir. Pembangunan bisa selesai sesuai target pada kurun waktu tertentu. Tetapi, kita akan terus membangun demi kesejahteraan rakyat,” katanya.

Di awal tahun 2018, Gubernur Lebu Raya, meminta untuk terus meneguhkan komitmen membangun daerah ini. NTT harus terus maju dan sesuai data makro, pertumbuhan ekonomi kita selama tiga tahun berturut-turut berada di atas rata-rata pertumbuhan ekonomi nasional yang hanya 5,02 persen.

“Dengan capaian pertumbuhan ekonomi yang terus membaik, menunjukan kepada masyarakat bahwa kita optimis terus maju. Kita terus membangun infrastruktur atas dukungan dari Pemerintah Pusat, kendati APBD kita terbatas,” ungkap Lebu Raya.

Gubernur Lebu Raya, mengajak seluruh ASN lingkup Setda NTT untuk terus bekerja keras, bekerja cerdas dan bekerja tuntas. Terus menunjukan komitmen dan kepercayaan rakyat dalam mengabdikan diri bagi daerah dan negeri ini.

Lebu Raya, minta setiap perangkat daerah agar awal tahun 2018, semua program dan kegiatan sudah harus dilaksanakan. Kegiatan di tahun 2018 harus selesai lebih cepat dari tahun 2017. “Saya minta bekerja lebih sungguh-sungguh dan bekerja lebih cepat lagi, supaya capaiannya lebih baik dari tahun 2017. Setiap pimpinan perangkat derah supaya melakukan koordinasi secara baik dengan unitnya masing-masing,” tambah Lebu Raya.

Gubernur Lebu Raya, mengakui jika masa kepemimpinannya memang tersisa enam bulan lagi. Ia juga mengakui bahwa dari waktu ke waktu daerah ini ada perubahan, perubahan yang signifikan. Menurut Lebu Raya, tidak ada lagi masyarakat kita yang secara masal mengeluh rawan pangan.

Gubernur mencontohkan ketika pada 2008 dan 2009, sering muncul isu rawan pangan. Dimana-mana terjadi kelaparan. Tapi sekarang tidak lagi muncul isu kelaparan. Inilah kemajuan yang dicapai saat ini. Lanjut Gubernur, semenjak mengkampanyekan konsumsi pangan lokal sebagai diversifikasi pangan dan saat ini semua orang bangga mengkonsumsi jagung serta umbi-umbian.

Resmikan Tiga PSN

Lebu Raya juga mengatakan, Presiden RI Ir. Joko Widodo, bersama rombongan, dijadwalkan akan berkunjung ke NTT pada hari Senin (8/1).

Kunjungan Presiden Joko Widodo ini untuk meresmikan sejumlah Proyek Strategis Nasional (PSN) yang telah selesai dikerjakan. PSN tersebut antara lain, Bendungan Raknamo (Kabupaten Kupang), Pos Lintas Batas Negara (PLBN) Motamasin ( Malaka) dan PLBN Wini (TTU).

Selain meresmikan tiga PSN tersebut, kunjungan juga akan dilanjutkan ke Kabupaten Rote Ndao. Gubernur Lebu Raya juga meminta agar menjelang kunjungan Presiden RI, dipersiapkan dengan baik, termasuk gedung Sasando yang siap diresmikan, supaya ditata dan dihias yang bagus.

Gubernur Lebu Raya menyampaikan peresmian gedung Kantor Gubernur NTT menjadi kebanggaan tersendiri bagi masyarakat NTT. Gubernur Lebu Raya, juga merasa bangga dengan dibangunnya landscape (lanskap) gedung Sasando dengan beraneka ikon wisata yang ada di NTT.. (hms/son/jdz)