PAPUA – Pemerintah memberi garansi daerah-daerah di Papua akan tersambung pada 2019. Kemarin, Rabu (10/5), Presiden Joko Widodo menjajal salah satu ruas jalan trans papua tersebut di akhir kunjungannya ke Papua. Jalan itu diharapkan bisa mengurangi besarnya biaya logistik yang harus ditangung masyarakat Papua.
Berbeda dengan kunjungan jalan lainnya, kemarin Presiden memilih menjajal jalan trans papua menggunakan motor trail 250 cc warna hitam. Dia menjajal jalur itu bersama Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, dan KSAD Jenderal Mulyono.
Presiden melengkapi dirinya dengan jaket dan helm half face berwarna dominan hijau. Tidak lupa, pelindung lutut dan siku plus sarung tangan berwarna biru. Dia lalu melaju paling depan dalam rombongan yang berjumlah 12 motor, dan menempuh jarak sekitar tujuh kilometer.
Menurut Jokowi, ada alasan tersendiri mengapa memilih motor trail. ’’Kalau naik trail kelihatan jelas kesulitannya (dalam membangun). Kita ini kan coba melihat di lapangan,’’ ujarnya. Memang, jalanan yang dilalui Jokowi kemarin sebagian belum beraspal. Baru berupa pengerasan.
Jalur Trans Papua sendiri dirancang memiliki panjang 4.330,07 kilometer, membentang mulai Sorong hingga Merauke. Hingga saat ini, ruas yang selesai telah mencapai sekitar 3.800 kilometer, dan ditargetkan akhir tahun ini bisa tembus 3.963,87 kilometer. Selebihnya akan akan diselesaikan 2018-2019. Sehingga, paling lambat pada akhir 2019 jalan itu bisa beroperasi secara menyeluruh.
Basuki menjelaskan, salah satu ruas jalan yang menjadi fokus Kementerian PUPR adalah jalan yang menghubungkan wilayah pegunungan Wamena-Habema-Kenyam-Mamugu sepanjang 278,6 km. Ruas jalan tersebut ditargetkan bisa tersambung tahun ini. Menurut Basuki, kehadiran jalan tersebut sangat penting untuk menekan tingkat kemahalan yang dialami masyarakat yang tinggal di pegunungan Wamena.
Mengenai jalan Perbatasan Papua yang memiliki panjang total 1.098,2 km, Basuki mengatakan sampai 2016 lalu, sepanjang 884,3 km jalan sudah rampung dibangun. Di 2017, Kemen PUPR akan menambah 8 km jalan baru. Sehingga pada akhir 2017, jalan Perbatasan Papua sudah mencapai 892,3 km. Basuki menilai pembangunan jalan perbatasan tidak kalah penting dari pembangunan kawasan pusat kota. Dan bukan semata untuk menghubungkan satu daerah dengan daerah lain.
Untuk membangun jalan tersebut, pemerintah meminta TNI untuk membuka hutan. Selanjutnya, pembangunan jalan dilakukan oleh kementerian PU. Kedua instansi tersebut bekerja bersamaan. Begitu ada jalur yang terbuka, langsung digarap.
Dengan kondisi wilayah yang sebagian berada di ketinggian hingga 3.200 mdpl, hanya TNI yang bisa diandalkan untuk membuka jalan. ’’Supaya masyarakat di tanah air tahu, betapa sulitnya membangun jalan di Papua karena tanahnya bergunung-gunung,’’ lanjut Jokowi.
Target utama pembangunan jalan tersebut adalah terbukanya akses logistik di Papua melalui jalur darat. Sehingga, diharapkan harga-harga barang di Papua bisa turun mengikuti turunnya biaya logistik. Selama ini, mayoritas logistik di Papua, terutama kawasan pegunungan diangkut melalui udara, karena ketiadaan akses.
Jalan Trans Papua dibagi dalam 11 segmen. Di Provinsi Papua, ada tujuh jalur. Yakni, Jayapura-Wamena-Mulia, Jayapura-Sarmi, Jayapura-Hamadi-Holtekamp-Perbatasan Papua Nugini, Merauke-Waropko, Timika-Mapurujaya-Pomako, Nabire-Waghete-Enarotali, dan Serui-Menawi-Subeba. Sementara, Jalan di Papua Barat terbagi dalam empat segmen. Masing-masing Manokwari-Sorong, Manokwari-Bintuni, Fakfak-Hurimber-Bomberay, dan Sorong-Mega.
Dalam pengerjaan jalan tersebut, TNI mengerahkan satuan TNI dari Kodam XVII/Cenderawasih dan sejumlah detasemen maupun batalyon. Di antaranya, Denzipur-10, Denzipur-12, Yonzikon-14, dan Yonzipur-18. Sejumlah alat berat juga dikerahkan. Did antaranya, Excavator, Dozer, Grader, Dump Truck, Tandem Roller, Tyred Roller, Vibro dan Tangki Air. (jpn/jdz)
Foto : Presiden Jokowi dan motor yang digunakan untuk menjajal jalur trans Papua.