Waingapu, mediantt.com – Ketua Tim Penggerak (TP) PKK/Dekranasda NTT, Lusia Adinda Lebu Raya, mengatakan, gotong royong bagi masyarakat di pedesaan telah menjadi budaya turun-temurun. Sehingga bertepatan dengan pencanangan Bulan Bakti Gotong Royong Masyarakat (BBGRM), Kesatuan Gerak PKK, Hari Keluarga Nasional (Harganas) dan Gelar Teknologi Tepat Guna (TTG), yang dibuka Gubernur NTT Frans Lebu Raya, Jumat (29/4), di Desa Kuta, Kecamatan Kanatang, Sumba Timur, dapat menggugah masyarakat desa untuk bergotong-royong.
“Kita perlu memaknai apa penting pencanangan BBGRM di Desa Kuta yang dipadukan dengan tiga kegiatan lainnya. Tentu ada sesuatu hal yang perlu digali, yaitu menggugah semangat gotong royong masyarakat desa. Supaya melalui gotong royong, masyarakat dapat bergabung mengisi dengan berbagai kegiatan PKK, memanfaatkan Teknologi Tepat Guna dan membangun keluarga berkualitas serta keluarga yang memiliki perencanaan yang tepat,” jelas Lusia Adinda Lebu Raya, saat menjadi narasumber dalam acara talkshow Radio Max FM bertajuk ‘Membangun Karakter Bangsa melalui Pembangunan Keluarga’ di Waingapu, Kamis (28/4).
Narasumber lainnya, Bupati Sumba Timur Gideon Mbilijora, Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Kresaputra dan Kepala BPMPD NTT, Florin Mekeng. Menurut Lusia Adinda, melalui pencanangan BBGRM 2016, perlu ditanamkan nilai-nilai gotong royong dalam masyarakat. “Ini bukan berarti budaya gotong-royong masyarakat NTT mengalami degradasi tetapi kita bangkitkan semangat masyarakat untuk giat bergotong royong. Mengingat, masyarakat saat ini dihadapkan dengan kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (Iptek) yang dapat mengancam memudarnya semangat gotong royong masyarakat desa,” tegas Lusia Adinda.
Bupati Sumba Timur Gideon Mbilijora, mengatakan, Desa Kuta pantas dan tepat ditetapkan sebagai pusat pencanangan BBGR, Kesatuan Gerak PKK, Harganas dan Gelar Teknologi Tepat Guna tingkat Provinsi NTT. Alasannya, jelas dia, Desa Kuta dikenal sebagai salah satu desa yang aman, damai, rukun dan bekerjasama dalam kehidupan serta pergaulan masyarakat. Sebagai desa wisata, desa Kuta dari sisi sosial kemasyarakatan selalu hidup gotong royong dalam mengatasi berbagai permasalahan.
Kepala Perwakilan BKKBN NTT, Kresaputra, menjelaskan, pembentukan karakter bangsa harus dibangun lewat keluarga. Setiap keluarga jika memiliki karakter bagus, maka keluarga itu pasti mempunyai perencanaan yang tepat, yaitu kapan punya anak, kapan menyekolahkan anak, sekolahkan anak kemana dan harus memiliki anak berapa. “Keluarga berencana bukan berarti mamakai alat kontrasepsi. Tetapi alat kontrasepsi hanya sebagai media untuk mewujudkan keluarga yang terencana dan berkualitas,” katanya. (hms/jdz)
Foto : Ketua Tim Penggerak (TP) PKK/Dekranasda NTT, Lusia Adinda Lebu Raya.