Mantan Kepala BNPB Doni Monardo Tutup Usia, Warga Lembata Diaspora Sampaikan Dukacita

oleh -17 Dilihat

Doni Monardo saat mengunjungi Yohanes Baran Waru Wahang, warga korban erupsi Ile Lewotolok di RSUD Lewoleba, April 2021. Doni meninggal di Jakarta, Minggu (3/12).

JAKARTA, mediantt.com – Warga Lembata diaspora sedunia yang terhimpun dalam grup WhatsApp Ata Lembata menyampaikan dukacita mendalam atas berpulangnya mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Letjen TNI Purn Dr Doni Monardo, di Jakarta, Minggu (3/12) pukul 17.35 WIB.

“Atas nama forum diskusi online Ata Lembata, saya menyampaikan rasa dukacita mendalam berpulangnya Bapak Doni Monardo, mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana,” ujar admin grup Ata Lembata Dr Justin L Wejak melalui keterangan tertulis yang diterima Minggu (3/12).

Justin, dosen Kajian Indonesia di The University of Melbourne, Victoria, Australia mengatakan, saat banjir bandang melanda sebagian desa di Kecamatan Ile Ape dan Ile Ape Timur, Lembata dan di Pulau Adonara, Kabupaten Flores Timur, Minggu (4/4/2021), tak butuh waktu lama, Doni Monardo langsung ke Lembata.

Pada 6 April 2021, Doni Monardo bersama rombongan tiba di Lewoleba, Kota Kabupaten Lembata dan turun langsung menemui korban dan memantau lokasi banjir untuk diambil langkah tanggap darurat. Doni tiba di Lewoleba setelah melihat langsung warga korban banjir di Adonara dan menyaksikan sejumlah desa porak poranda dihantam banjir.

Desa-desa di Adonara itu misalnya Desa Nelelamadike di Kecamatan Ile Boleng, Kelurahan Waiwerang, dan Desa Waiburak di Kecamatan Adonara Timur. Kemudian Desa Oyang Barang dan Pandai di Kecamatan Wotan Ulumado serta Desa Waiwadan dan Duwanur di Kecamatan Adonara Barat.

BNPB mencatat, sebanyak 54 orang ditemukan meninggal dunia setelah dilakukan pencarian, baik oleh pemerintah setempat maupun warga yang berinisiatif ikut melakukan pencarian.

Sedangkan bencana erupsi gunung Ile Lewotolok kala itu merenggut nyawa 19 orang dan 48 warga lainnya kala itu tak ketahuan rimbanya akibat terbenam dalam banjir lahar dingin di Sebagian desa di Ile Ape dan Ile Ape Timur.

Menurut Justin, masyarakat Lembata tentu masih ingat baik almarhum Doni Monardo saat hadir di tengah penderitaan warga untuk memberikan penghiburan, kekuatan, dan pengharapan melalui bantuan-bantuan sembilan bahan pokok (sembako) serta obat-obatan dan kebutuhan lainnya untuk warga korban.

“Masyarakat Lembata, khususnya warga terdampak bencana banjir dan longsor menyusul erupsi gunung Ile Lewotolok tentu mengenang Pak Doni sebagai duta kemanusiaan. Beliau hadir untuk berbagi kasih. Semoga almarhum dibukakan pintu Surga atas kasih dan perhatiannya selama hidup, termasuk orang-orang terkasih di lewotana, leuawuq (kampung halaman) Lembata saat wilayah utara Lembata dilanda erupsi. Rest in love and peace,” kata Justin, akademisi kelahiran kampung Lewokukung, Nubatukan, Lembata

Admin Ata Lembata lainnya, Ansel Deri, juga mengucapkan duka atas berpulangnya Doni Monardo. Doni di mata Ansel adalah tipikal jenderal yang energik dan sangat gesit saat ditugaskan sebagai Kepala Badan Penanggulangan Bencana Nasional.

Menurut Ansel, berbagai bencana yang melanda wilayah NTT baik di Timor dan pulau-pulau lain di tanah Flobamora membuat Doni bolak-balik Jakarta-NTT atas nama pengabdian dan tanggungjawab kepada warga korban bencana alam.

“Sebagai sesama warga bangsa, Indonesia kehilangan sosok Pak Doni Monardo, seorang jenderal pekerja keras. Saya mencatat baik kehadiran Pak Doni Monardo bersama tim bersama pimpinan TNI-Polri serta kementerian dan lembaga di lokasi bencana baik di Lembata maupun Flores Timur, Ini sungguh tugas berat yang selalu dijalani dengan hati,” ujar Ansel Deri, jurnalis kelahiran kampung Kluang, Desa Belabaja (Boto).

Menurut Editor buku Membangun Tanpa Sekat, pasca kunjungan Doni Monardo di Flores Timur dan Lembata, Presiden Jokowi juga tak lama berselang mengunjungi Lembata dan Adonara. Kunjungan Jokowi di Lembata malah mengantar kepala negara melihat langsung lokasi bencana alam dan menunaikan salat Jumat di Desa Amakaka, Ile Ape.

“Kehadiran Bapak Presiden Joko Widodo sekaligus salat Jumat di kampung Amakaka dan kehadiran Bapak Doni Monardo melihat langsung korban erupsi Ile Lewotolok adalah sejarah kolektif kami ribu ratu (rakyat) di lewotana, leuawuq (kampung halaman),” ujar Ansel.

Warga Ata Lembata lainnya, Marianus Wilhelmus Lawe Wahang juga merasa sedih kabar meninggalnya Doni Monardo. Saat terjadi erupsi Ile Tolok, Yohanes Baran Waru Wahang (78), ayahnya juga jadi korban. Saat banjir Waru Wahang tak mampu menghindar amukan banjir lumpur akibat sudah sepuh.

“Separuh badan bapa saya terkubur dalam banjir lahar dingin dan lumpur batu menyapu segala sesuatu di depan rumah kami di Lamawolo. Tulang pantat dan kaki kiri bapa saya patah. Remuk. Bapa saya baru berhasil dievakuasi ke Lewoleba setelah akses jalan dari Lewoleba menuju Lamawolo diterabas alat berat,” ujar Lawe.

Menurut Lawe, saat ayahnya dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Lewoleba, Doni Monardo juga menyambangi para pasien korban banjir lahar, tak terkecuali ayahnya. Sang ayah mengalami retak tulang belakang pantat dan kaki kirinya patah akibat tertimpa batu besar saat ia tertidur pulas saat banjir.

“Saya jatuh air mata saat diberitahu kalau Pak Doni Monardo mengunjungi bapa saya dan sempat ngobrol menghiburnya. Beliau bahagia sekali dilihat juga Pak Doni. Meski beliau sedang menahan rasa sakit, tetapi sangat terhibur. Karena itu beliau menolak saat diberitahu kakinya mau dipotong (amputasi). Beliau memilih memikul sakitnya sebagai Salib sampai ajal menjemput. Ayah saya bersama Pak Doni tentu sudah bahagia di Surga,” ujar Lawe yang mengaku ayahnya meninggal Jumat (8/10 2021). (*/jdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *