Kupang, mediantt.com – Tokoh Perintis Pembentukan Kabupaten Sabu Raijua, Drs Ibrahim A. Medah, mendapat kehormatan dari Bupati Sabu Raijua, Ir Marthen L. Dira Tome, untuk meresmikan Pabrik Air Minum Dalam Kemasan Oasa, di Kelurahan Limanggu, Kecamatan Sabu Timur, Jumat (28/10). Dua sosok yang memiliki gaya kepemimpinan yang nyaris sama ini sama-sama menandatangani Prasasti Oasa disaksikan ratusan warga.
Dibalik peresmian pabrik tersebut, ada yang menarik dari momentum yang bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda itu. Dua figur cerdas yang sedang digadang menjadi Cagub NTT 2018 ini, menjadi perhatian utama. Sebab, Medah yang adalah anggota DPD RI ini memberi sinyal positif untuk menjagokan Dira Tome di Pilgub NTT 2018. Medah bakal legowo dan memberikan legitimasi kepada Dira Tome jika hasil survey menunjukan elektabilitas dan popularitasnya berada di bawah Bupati Sabu Raijua dua periode ini.
“Dalam Pilkada Gubenrnur (2018), kita membutuhkan legitimasi dari masyarakat, sehingga kita berdoa supaya pak Marthen mendapatkan dukungan dan legitimasi itu. Saya tegaskan, jika hasil survey beliau (Dira Tome) diatas saya, maka saya akan sekuat tenaga mendukung beliau,” tegas Medah yang disambut gemuruh tepuk tangan warga yang hadir.
Seperti dikutip dari seputarntt.com, kehadiran Ketua DPD Partai Golkar NTT ini di Sabu Raijua, sejatinya untuk memenuhi penghormatan dari Pemerintah Kabupaten Sabu Raijua untuk meresmikan Pabrik AMDK Oasa. Ini juga sebagai penghormatan kepada tokoh yang merintis pembentukan Sabu Raijua menjadi daerah otonom baru di Provinsi NTT. Bagi masyarakat Sabu Raijua, Iban Medah dianggap sebagai orangtua yang tidak pernah menganaktirikan Sabu Raijua selama menjadi Bupati Kupang dua periode.
Ketika didaulat memberikan sambutan, Iban Medah tidak segan-segan memberi pujian dan pengakuan terhadap apa yang telah dilakukan Bupati Marthen Dira Tome bersama Wakilnya Nikodemus Rihi Heke selama memimpin di Sabu Raijua.
“Saya mau katakan bahwa jika nanti hasil survey bakal calon gubenur, Pak Marthen Dira Tome lebih unggul dari saya, maka saya akan mendukung beliau untuk maju sebagai calon Gubernur NTT. Jujur saya katakana bahwa Pak Marthen adalah sosok pemimpin yang memiliki visi yang sama dengan saya, demikian juga dengan cara kerja yang dilakukan oleh beliau di Sabu Raijua,” tegas Medah.
Mantan Ketua DPRD NTT ini juga menegaskan, NTT harus dipimpin oleh orang yang mampu bekerja keras untuk merubah kondisi yang selama ini dinilai minus oleh orang lain. Pemimpin NTT ke depan harus punya keberanian lebih dan siap bekerja keras bagi masyarakat. Hanya dengan cara itu, NTT bisa berubah. “Pak Marthen memiliki gaya kepemimpinan dan gaya kerja seperti saya. Saya masih heran apakah dia meniru gaya saya atau memang beliau punya gaya sudah demikian,” tutur Medah. Dira Tome yang dengan seksama menyimak sambutan Medah, tampak memberikan senyum atas pernyataan senior politiknya, Iban Medah, yang juga berperan strategis ketika Dira Tome maju pertama kali untuk memimpin Sabu Raijua tahun 2011.
Medah mengaku gerah dengan berbagai stigma negatif yang disematkan pada Provinsi NTT. Dari sisi kemiskinan NTT menempati urutan ketiga setelah Papua dan Papua Barat. Salah satu ukuran penilaian sebuah wilayah disebut miskin adalah Indeks Pembangunan Manusia (IPM), dimana NTT masih sangat rendah. Selain itu pendidikan dan kesehatan masyarakat juga menjadi penilaian bagi sebuah wilayah apakah masuk kriteria miskin atau tidak.
Politik Itu Suci
Bupati Marthen Dira Tome dalam sambutannya tak henti memberi apresiasi kepada Iban Medah yang telah memekarkan Sabu Raijua menjadi kabupaten otonom. “Tanpa niat yang tulus dan kerja cerdas dari Pak Medah, maka Sabu Raijua masih sebatas kecamatan. Pak Medah telah menempati ruang hati orang Sabu Raijua karena telah memekarkan daerah ini sehingga kita bisa membangun seperti saat ini,” kata Dira Tome.
Dira Tome juga mengakui bahwa banyak orang yang bertanya-tanya, Iban Medah merupakan salah satu kompetitor pada Pilgub 2018 dan ia mengakui bahwa Medah adalah Cagub NTT 2018, tetapi kenapa Bupati Sabu Raijua memberikan panggung lagi kepada rival politiknya itu pada pilgub nanti. “Saudara-saudara, kalau saya dengan bapak Medah ibarat anak dan bapak. Kami sudah sepakat pada suatu saat kalau misalnya hasil survey (ini pembicaraan kami) bahwa siapa saja yang tertinggi, kami akan saling dukung” tutur Dira Tome.
Ia juga meminta agar tidak boleh ada nuansa permusuhan, tidak boleh menempatkan seseorang menjadi musuh tetapi ini kompetitor, kompetisi secara sehat jauh lebih baik. “Jadi kalau siapa saja yang Tuhan berkenan kita harus dukung semuanya. Politik tidak boleh diartikan sebagai kesempatan orang mencaci maki dan bermusuhan. Politik itu sesuatu yang suci karena itu harus dijaga. Kenapa dia suci karena politik akan melahirkan pemimpin yang akan berpikir tentang kehidupan dan masa depan baru, kesuciannya ada disitu,” tegas Dira Tome.
Ia juga meminta kepada semua yang hadir saat peresmian itu agar tetap menjaga suasana dan situasi yang ada agar tidak boleh memulai dengan permusuhan, tetapi dengan persaudaraan. “Ini sesuai hal baru yang ditujukan kepada orang lain tentang berpolitik bahwa politik itu bukan hal jahat tetapi politik merupakan kebaikan,” katanya. (*/jdz)
Ket Foto : Tokoh Perintis Pembentukan Sabu Raijua, Ibrahim A. Medah bersama Bupati Sabu Raijua, Ir Marthen Dira Tome dan Wabup Nikodemus Rihi Heke, saat peresmian Pabrik AMDK Oasa, Jumat (28/10).