Bandung – Presiden Kelima Republik Indonesia, Megawati Soekarnoputri mengapresiasi pemerintah yang menjadikan 1 Juni sebagai Hari Lahir Pancasila.
“Ini adalah upaya membangkitkan keinsafan dan kesadaran nasional. Ini sangat berarti di era globalisasi dan pasar bebas sekarang ini, di mana kapitalisme merasuk ke seluruh kehidupan,” kata Megawati saat menyampaikan sambutandalam Peringatan Pidato Bung Karno 1 Juni 1945 di Gedung Merdeka, Bandung, Rabu (1/6).
Putri pertama Bung Karno ini juga mengingatkan pidato yang dibacakan ayahnya dalam sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia tahun 1945 merupakan pegangan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Jadikan sebagai way of life, jalan penerang buat kita terus melangkah dan bergerak. Teruslah bersama dalam perjuangan mencapai masyarakat adil, makmur, sampai terwujud Indonesia raya, Indonesia yang sejati,” tegas Megawati yang tersedak-sedak saat menyampaikan sambutannya.
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat Zulkifli Hasan menyatakan nilai-nilai Pancasila masih relevan dan penting dijadikan pegangan bagi rakyat Indonesia sekarang ini. Dia menyoroti kondisi 18 tahun selepas reformasi yang memunculkan banyak perubahan namun pada saat yang sama memperlihatkan adanya degradasi pada kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Kita harus mengakui saat ini terlihat degradasi perilaku seperti kasus-kasus darurat narkoba, korupsi, pelecehan seksual, intoleransi, radikalisme, terorisme, aktivitas menyimpang lainnya,” kata Zulkifli.
Politisi yang berasal dari Partai Amanat Nasional ini juga mengutip hasil survei media yang hampir 100 persen menyatakan Pancasila adalah sebuah “harga mati” bagi pegangan hidup.
“Jadi presiden juga tidak usah terlalu reaktif soal komunis itu,” kata Zulkifli merujuk pada maraknya langkah penegak hukum serta TNI yang menangkap pihak-pihak yang dinilai hendak membangkitkan kembali paham komunis di Indonesia. (sp/jk)
Foto : Megawati Soekarnoputri