Mengenal Dwi Tunggal Yang Tegas dan Santun

oleh -19 Dilihat

DUA sosok yang berbeda karakter. Tapi mereka sepaham dalam idealisme memimpin, dengan cara yang tentu saja berbeda. Yang satu tegas dan suka blak-blakan tentang apa saja. Yang satu lagi, sangat santun, dan melihat sesuatu dalam perspektif iman dengan pendekatan yang humanis. Mereka berdua, mendapat misi luhur dari Partai NasDem dan Golkar untuk mengabdi kepada NTT.

Mereka sudah selesai dengan diri sendiri dan keluarga. Mereka cuma butuh legasi, atas apa yang telah mereka gapai, dengan memberikan pengabdan ikhlas untuk Tanah Kelahirannya, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Dwi Tunggal yang tegas dan santun itu adalah Viktor Bungtilu Laiskodat dan Josef A. Nae Soi, pasangan Calon Gubernur dan Cawagub yang diusung Partai NasDem, Golkar dan Hanura.

“Pa Viktor Laiskodat dan Pak Jos Nae Soi adalah dua pribadi yang beda karakter. Yang satu tegas, yang satu lagi santun. Inilah perpaduan Dwi Tunggal yang tepat untuk membangun NTT. Pak Viktor itu bicaranya keras dan tegas, tapi hatinya baik. Demikian juga Pak Jos Nae Soi, orang yang sangat lembut dan santun. Dalam memimpin mereka menjadi Dwi Tunggal yang saling melengkapi dengan integritas yang tinggi,” kata Wakil Ketua Dewan Pertimbangan DPP Partai NasDem, Hayono Isman, ketika memberikan orasi politik di Deklarasi Victory-Joss di Lapangan Sitarda, Kota Kupang, Rabu (20/12).

Di DPP Partai NasDem, Viktor pun sangat diperhitungkan. Karena itu, ketika memutuskan untuk maju bertarung sebagai Cagub NTT, partai besutan Surya Pallo ini, sejatinya tak merelakan Viktor kembali ke NTT. “Majunya Viktor sebagai Cagub NTT adalah pilihan sulit bagi NasDem. karena ia sangat dibutuhkan Nasdem. Tapi setelah diskusi panjang di Nasdem bahwa demi NTT, DPP NasDem merelakan Viktor untuk menjadi Cagub NTT, dengan harapan bisa membawa kesejahteraan bagi rakyat NTT,” kata Pengurus DPP Partai NasDem, Ahmad Ali, saat Deklarasi pasangan Victory-Joss di Lapangan Sitarda, Kota Kupang. Rabu (20/12).

Secara ekonomi, menurut Ali, Viktor sudah sangat mapan. Sehingga ada keyakinan bahwa Viktor akan bekerja keras untuk kemajuan NTT. “Pak Viktor rela melepaskan semua kemapanan, dan hal-hal yang nikmat di Jakarta, demi NTT. Kita harap rakyat NTT melihat bahwa inilah figur yang cocok untuk memajukan NTT bersama Pak Jos Nae Soi, yang juga sudah selesai dengan diri sendiri dan keluarga,” kata Ali.

Tegas

 VIKTOR Bungtilu Laiskodat. Namanya sangat populer di jagat politik Indonesia. Ia dikenal berani membela kebenaran dan tak pernah bersekutu dengan kelaliman. Ia juga teguh-tegar dalam prinsip, dengan integritas diri yang tak pernah diragukan. Jiwanya pun selalu ibah menolong mereka yang membutuhkan belas kasihan. Di blantika politik NTT, ia juga punya reputasi yang baik. Dikenal luas karena ketegasan, komitmen dan integritasnya.

Secara profesional, suami dari Ny July Laiskodat ini adalah seorang politikus senior Indonesia dari Partai Nasional Demokrat (NasDem). Sebelum merambah dunia politik, Ia pernah menjadi konsultan hukum dan juga pengacara di Kantor Hukum miliknya; Viktor B Laiskodat Law Firm.

Ia terpilih menjadi anggota DPR RI dari Partai NasDem dari daerah pemilihan Nusa Tenggara Timur II pada pemilihan umum legislatif 2014 dan ditunjuk menjadi Ketua Fraksi Partai NasDem DPR RI.

Ayah dua orang anak ini dikenal sebagai pribadi yang tegas dalam ucapan dan tindakan. Namanya bukanlah nama yang asing bagi masyarakat Indonesia, khususnya politisi di Senayan.

Pernah menjabat sebagai legislator periode 2004-2009, ia lalu bergabung bersama para inisiator Ormas Nasional Demokrat dan kemudian Partai NasDem untuk membangun bersama partai yang mengusung Gerakan Perubahan Restorasi Indonesia. Viktor merasakan idealismenya menemukan muaranya dalam gagasan yang dibawa oleh Partai NasDem.

Jika selama ini kebanyakan politisi ataupun masyarakat awam berpikir bahwa dalam kontestasi pemilu legislatif, senantiasa terjadi perebutan nomor urut di surat suara. Namun tak begitu halnya dengan Viktor. Dari tujuh kursi di NTT II, dengan tujuh nama calon dari partai, Viktor mendapatkan nomor urut terakhir, nomor tujuh.

Bagi anggota Komisi I DPR RI ini, hal itu bukan sebuah kontestasi, siapa yang mendapatkan nomor urut pertama, tapi ini soal amanah dan tanggung jawab yang diberikan oleh partai kepada dirinya, dengan tujuan untuk membesarkan Partai NasDem, dan mampu mengantarkan partai baru ini duduk di parlemen.

Jadi tak heran, jika ia dipercaya oleh Ketua Umum Partai Nasdem, Surya Paloh, untuk menjadi pemimpin politisi Nasdem di Senayan sebagai Ketua Fraksi, juga sebagai Ketua Bidang Pertanian dan Maritim DPP Partai NasDem.

Lembut dalam Cara

JOSEF NAE SOI. Selama 10 tahun mengabdi sebagai wakil rakyat di Komisi V DPR RI, tidak sedikit program infrastruktur (pekerjaan umum dan perhubungan termasuk pembangunan daerah tertinggal) yang masuk ke NTT. Sehingga muncullah Akronim JALA (Jalan, Listrik, dan Air) yang selalu didengungkan dalam kerjanya sebagai anggota Komisi V yang membidangi infrastruktur.

Ia juga sangat konsen dan terlibat dalam terbitnya beberapa Undang-Undang (UU Pelayaran, UU Perkeretaapian, UU Penerbangan, UU LLAJ, UU perumahan dan Kawasan permukiman, UU Desa, UU BNPP, UU Sea ang Coast Guard, dan lain sebagainya), karena beliau cermat dalam diksi dan substansi, maklum sebelumnya berprofesi sebagai seorang dosen.

Selama menjadi anggota Komisi V DPR RI, Jos Nae Soi punya strategi khusus melobi anggaran untuk pembangunan NTT. Prinsipnya tegas; “Masuk Ikut Pintu Dia, Keluar Ikut Pintu Kita”. Tentu bukan dengan membawa upeti, bukan ala uang beli uang, tetapi pendekatan khas beliau lebih pada “suaviter in modo” (lembut dalam cara).

Nae Soi adalah bekas Sekjen Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI) DKI Jakarta, Ketua Dewan Mahasiswa Universitas Atmajaya Jakarta.  Guru di Sekolah Menengah Atas (SMA) Maumere Flores (1970-1972). Guru STM Perkapalan, Kosambi, Tanjung Priok, Jakarta (1973-1975). Staf CSIS, Jakarta (1975-1978).

Dosen Altri Kehakiman Jakarta (mulai 1987). Anggota MPR – RI (1997-1999). Pembantu Direktur III Altri Kehakiman Jakarta (2000 – 2005). Anggota Komisi V DPR RI Partai Golkar (2004 – 2009). Anggota Komisi V DPR RI (2009-2014). Juga sebagai Anggota Badan Urusan Rumah Tangga (BURT) DPR RI. Staf Khusus Menteri Hukum dan HAM (2015-sekarang). (jdz)