Merdeka Belajar Nadiem Tak Hanya untuk Siswa, Guru Pun Harus Belajar

oleh -13 Dilihat

KUPANG – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengusung konsep Merdeka Belajar. Bagi Nadiem, “Merdeka Belajar” adalah kemerdekaan berpikir. Esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada di guru dulu. Tanpa terjadi di guru, tidak mungkin bisa terjadi di murid.

Demikian dikemukakan Sekjen Badan Musyarah Perguruan Swasta (BMPS), Rm. Darmin Mbula, kepada wartawan usai menghadiri sosialisasi yang dilakukan BMPS NTT, di Aula Komodo, Kantor DPD RI Perwakilan NTT, di Kupang, Kamis (23/1/2020).

Romo Darmin mengatakan, sekolah dikatakan berkualitas kalau bisa dipercaya oleh publik, dan kepercayan publik akan tercermin lewat alumni sekolah. “Kepercayaan publik akan nampak ketika lulusannya buat apa, lalu jadi apa dia di masa depan,” katanya.

Karena itu, sekolah harus betul-betul memikirkan kualitas murid dan kualitas alumni, jadi bukan hanya standar yang dikejar namun dibutuhkan kreatifitas dari sekolah untuk mendesain kurikulumnya sedemikian rupa, sehingga benar-benar menjawab kebutuhan peserta didik saat ini.

“Kadi kebutuhan apa yang dibutuhkan siswa untuk saat ini, saat ini yang dibutuhkan adalah kreatifitas siswa, bisa melakukan sesuatu yang punya nilai tambah, selain itu siswa juga dituntut untuk berani berkomunikasi, era digital sekarang tuntutannya komunikasi dalam bahasa asing yakni bahasa inggris,” tegasnya.

Menurut Romo Darmin, seluruh proses pembelajaran harus mengarahkan anak berkomunikasi. Selain berkomunikasi, dituntut juga anak harus bekerja sama lintas daerah, nasional maupun lintas Negara. Untuk mewujudkan hal ini, seluruh aktifitas di ruang kelas harus membawa anak memiliki kemampuan skill yang tinggi.

Maka yang dituntut dari sekolah adalah kepercayaan yang tinggi dari pemerintah supaya sekolah-sekolah bisa merancang rencana dan proses pembelajaran di ruang kelas sungguh-sungguh membawa anak menjawab kebutuhan saat ini, maka yang dipikirkan bukan hanya siswa dapat nilai, rangking dan sebagainya tetapi lebih pada kemampuan yang dimiliki siswa, kompetensi seperti apa dan karakter seperti apa yang harus dikuasai.

Siswa saat ini harus dilatih untuk memiliki kemampuan berpikir kritis, mempunyai kemampuan berkomunikasi dan kemampuan untuk bisa bekerja sama.

Karena itu untuk mewujudkan kemampuan siswa seperti ini, guru-guru diajak untuk berubah, guru harus belajar. Ke depan bukan hanya siswanya belajar tetapi juga gurunya harus belajar.

“Komunitas guru belajar itu sangat penting, selama ini kita berpikir bahwa sekolah itu hanya siswanya yang belajar, tetapi gurunya enggan untuk belajar,” ujar Romo Darmin.

Agar timbulnya dorongan bagi guru untuk belajar maka harus ditunjukan oleh kepala sekolah yang punya keinginan untuk belajar, tantangan saat ini bukan hanya supaya murid bisa belajar tetapi tantangan yang paling berat untuk merubah sekolah adalah kepala sekolah dan gurunya harus belajar, menciptakan komunitas belajar. “Ini yang diharapakan menteri pendidikan,” katanya.

Filosofi merdeka belajar dan guru penggerak, pertama-tama guru dan kepala sekolahnya belajar terus menerus sehingga menjadi role model, “anak itu bisa melihat, oh guru saya juga belajar, maka kami juga ada gairah untuk belajar”.

Menteri Nadiem mengembalikan suasana ekosistem sekolah kepada sekolah yang bersangkutan, bukan lagi menunggu petunjuk dari atas, “Kontrol dari atas, kalau tidak ada petunjuk dari atas kami tidak buat apa-apa, sekarang justru terbalik, membangun manajemen berbasis kepercayaan, ini yang harus betul-betul dikuatkan di satuan pendidikan, kepercayan supaya guru-guru belajar. (st)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *