Meriahkan HARGANAS, DPPKB Kota Kupang Senam Sehat Bersama, drg Ikasasi: Stressing Kita di Penurunan Stunting

oleh -29 Dilihat
CREATOR: gd-jpeg v1.0 (using IJG JPEG v62), quality = 82?

Senam Sehat menyambut Hari Keluarga Nasional, Jumat 28 Juni 2024 di Alun-alun Kota Kupang.

KUPANG, mediantt.com – Sabtu, 29 Juni 2024, besok, akan dilakukan peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31, yang tahun ini dipusatkan di Semarang, Jawa Tengah. Karena itu, untuk memeriahkan Harganas itu, Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kota Kupang, Nusa Tenggara Timur, menggelar Senam Sehat bersama di Alun-alun Pemkot Kupang, Jumat (28/6) pagi.

Senam Sehat tersebut melibatkan pegawai Dinas Pemuda dan Olahraga Kota Kupang, serta diisi dengan doorprize atau kuis berhadiah dan makan bubur kacang hijau bersama.

Pantauan mediantt.com, sekitar pukul 06.30 Wita, arena alun-alun Kota Kupang telah dipadati para pegawai dari DPPKB dan Dispora Kota Kupang. Mereka lalu berjingkrak dalam irama zumba, yang dipandu penari zumba profesional di Kota Kupang.

Kepada wartawan usai senam sehat, Kepala Dinas DPPKB Kota Kupang, drg. Fransisca J.H. Ikasasi mengatakan, tema Hari Keluarga Nasional tahun ini adalah “Keluarga Berkualitas Menuju Indonesia Emas”.

“Memang di Harganas ini kita distressing untuk penurunan stunting. Karena tentunya seluruh Indonesia lagi mengalami masalah stunting. Artinya bagaimana kita meminimalisasi atau mengurangi prosentasi stunting yang ada di Indonesia, khususnya di Kota Kupang,” tegas drg Fransisca J.H Ikasasi.

Dia juga menekankan hubungan antara keluarga berencana (KB) dengan stunting. Kata dia, jika kelahiran direncanakan, maka stunting juga dapat dikendalikan. Artinya, sebut dia, dengan ber-KB akan mengurangsi risiko stunting.

“Karena itu, sejak beberapa tahun belakangan pemerintah kembali menggiatkan KB seperti yang pernah dilakukan di era 1970an. Kita mulai menggalakan kembali pentignya merencanakan sebuah kehidupan dengan menggunakan metode kontrasepsi melalui program keluarga berencana,” terang drg Fransisca.

Dia menegaskan, bila kelahiran dapat direncanakan, maka dengan sendirinya penduduk juga dapat dikendalikan. “Kaitan dengan stunting, ya jelas kalau kita merencanakan sebuah kelahiran tentunya kita sudah siap untuk mempersiapkan anak tersebut lahir sehingga itu yang kita harapkan untuk mencegah terjadinya stunting,” kata drg Fransisca.

Dia menambahkan, DPPKB memiliki program Bangga Kencana atau pembangunan keluarga kependudukan dan keluarga berencana, yang menjadi wadah untuk menggandeng semua elemen masyarakat khususnya keluarga.

“Jadi kita mulai merencanakan keluarga itu sebaik mungkin dengan mengedukasi semua elemen masyarakat. Nah, khususnya kita mempersiapkan anak
bangsa ini sehingga apa yang kita harapkan itu sesuai dengan yang kita inginkan,” katanya.

Sementara itu, sesuai data e-PPGBM (Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat), angka stunting di Kota Kupang per Juni 2024 sebanyak 17%, namun beda jika dilihat dari sisi Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023 yang menempatkan angka stunting di Kota Kupang 29%.

Menurut Drg Fransisca, saat ini masih pro kontra, standar mana yang digunakan terkait dengan menentukan angka prevalensi stunting di daerah.

Kondisi ini, lanjut dia, menjadi tantangan dalam mempersiapkan baseline data yang benar-benar valid. Pasalnya, seperti Kota Kupang agak ini agak spesifik dibandingkan dengan kabupaten lainnya.

“Kota Kupang ini daerah destinasi sehingga kadang mobilitas anak-anak ini memeengaruhi data tersebut. Kita bersama-sama dengan tim percepatan penurunan stunting, memvalidasi data yang benar-benar ril untuk anak yang ada di Kota Kupang,” tutupnya. (jdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *