Mgr Petrus Turang memimpin Ekaristi pembukaan Sinodal di Keuskupan Agung Kupang.
KUPANG, mediantt.com – Uskup Agung Kupang, Mgr Petrus Turang, secara resmi membuka Sinodal Keuskupan Agung Kupang, yang ditandai dengan perayaan ekaristi kudus di Gereja Sta Maria Assumpta Kota Baru Kupang, Senin 18 Okrober 2021.
Perayaan Ekaristi ini dihadiri puluhan imam di Keuskupan Agung Kupang dan perwakilan umat. Ini sebagai bentuk partisipasi gereja dalam perjalanan sinodalitas Gereja Katolik Universal yang dicanangkan Bapa Suci, Paus Fransiskus, dengan tema “Persekutuan, Partisipasi dan Perutusan”. Pembukaan sinodal di Keuskupan Agung Kupang ini ditandai dengan pemukulan gong oleh Uskup Agung Kupang.
Dalam Panduan Sinodal Keuskupan Agung Kupang, Mgr Turang mengatakan, pada bulan Oktober 2021, Sri Paus Fransiskus, membuka suatu perjalanan sinodal berjangka tiga tahun dengan tiga tahapan; diosesan, kontinental dan universal, dalam bentuk konsultasi, doa dan penegasan, yang akan berpuncak pada Sidang para Uskup, Oktober 2023 di Roma. “Setiap orang mendengarkan orang lain, dan semua orang mendengarkan Roh Kudus.”
Menurut Mgr Turang, untuk mewujudkan sinodalitas yang diinginkan Paus Fransiskus semenjak kepausannya menjadi nyata dan kelihatan, Sinode para Uskup yang dijadwalkan Oktober 2023, tidak hanya akan dirayakan di Kota Vatikan. Tapi
setiap gereja partikular dari lima benua, akan melakukan suatu perjalanan selama tiga tahun yang terbagi dalam tiga tahap: diosesan, kontinental dan universal.
“Kepenuhan dari proses sinodal sejatinya hanya dapat hadir jika gereja-gereja setempat terlibat dalam proses itu. Sekarang, untuk pertama kalinya, suatu Sinode ‘terdesentralisir’ akan dirayakan dengan keterlibatan dan penegasan seluruh Gereja Katolik semesta,” katanya.
Mgr Turang juga menegaskan, sesudah menyelenggarakan “sinode diosesan”, paroki-paroki tetap setia berhimpun dalam doa dan ucapan syukur, agar masukan sinodal boleh menjadi berkat bagi “persekutuan, partisipasi dan perutusan” dalam perjalanan bersama seluruh Gereja Katolik di dunia ini. Tekad dan hasrat sinodal mudah-mudahan semakin menjadi bagian utuh dari perjalanan bersama yang bersekutu secara aktif dalam upaya bersama menduniakan perutusan Yesus Kristus dalam persekutuan bersaudara setempat (keluarga katolik, KUB, kapela, stasi, paroki, khususnya pastoran, dan komunitas hidup bhakti).
Pada akhirnya, lanjut Uskup, gereja setempat menanti hasil-hasil refleksi di tahap kontinental dan universal, yang pada gilirannya akan menjadi rujukan gerejani dalam upaya bersama mewujudkan sinodalitas dalam proses pertumbuhan iman dan perwujudan iman sehari-hari.
“Kemuridan dalam amanah Kristus tetap menjadi makna mendalam dalam ‘persekutuan, partisipasi dan perutusan’. Inilah sinergitas pastoral yang terwujud oleh semangat Injil, karena itulah cara hidup para murid Kristus dalam dunia kita: mewujudkan perintah cinta kasih Yesus Kristus!” pesan Mgr Turang.
Dia menambahkan, sinodalitas dalam Gereja kita adalah bentuk perjalanan ikatan cinta kasih, sebagaimana terdapat dalam hidup Trinitas yang Mahakudus. Ikatan cinta kasih yang mendekatkan satu sama lain, pun dalam keadaan yang paling rapuh, merupakan proses dan sekaligus hasil perjalanan sinodal dalam persekutuan gerejani. Dengan demikian, sinodalitas adalah semangat bahu membahu dalam menyaksikan hidup bersaudara dalam Yesus Kristus.
“Kesaksian hidup gerejani demikian akan menjadi kekuatan serta kekayaan bersama guna melibatkan diri dalam perutusan, yaitu mewartakan kegembiraan lnjil dalam
kehidupan menggereja di dunia dengan sikap dasar, yaitu mendengarkan dan percaya timbal balik dalam keluarga Umat Allah,” kata Mgr Turang. (jdz)