KENDATI hampir semua kabupaten mengalami kekeringan akibat El Nino, tapi NTT memiliki potensi berupa 1. 550 titik sumber air daerah irigasi. Potensi air yang ada dapat dimaksimalkan untuk menanam tanaman umur pendek berupa jagung dan sayur- sayuran. Demikian disampaikan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan NTT, Yohanes Tay Ruba kepada wartawan.
Anis mengatakan, pada musim kemarau ini hampir semua kabupaten mengalami kekeringan, tapi terjadi sporadis. Artinya, tidak semua daerah yang teridentifikasi tersebut mengalami kekeringan. Paling tidak, hanya beberapa titik saja yang ada di kabupaten tersebut. Keunggulan NTT adalah, masih memiliki sumber air yang tersebar di 1. 550 titik air daerah irigasi, sumur bor, dan embung.
“Kekeringan yang terjadi tidak mengganggu ketersediaan pangan, baik yang dikuasai pemerintah maupun masyarakat,” kata Anis.
Ia mengakui, memang pada tahun 2011 lalu, produksi pangan sempat anjlok akibat hujan berlebih pada awal musim hujan. Potensi air yang berlebih tersebut mengakibatkan tanaman rusak dan mati karena akar membusuk. Sementara pada musim kering, sangat ekstrim sehingga tidak memberi dampak positif untuk tanaman yang ditanam pada musim kemarau. Namun pada tahun 2012 hingga sekarang, iklim cukup mendukung sehingga produksi pun meningkat.
Pada kesempatan itu Anis menyampaikan, menyongsong musim tanam tahun 2014/2015, pihaknya sudah menyiapkan sejumlah sarana- prasarana pengolahan seperti traktor dan benih. Bahkan untuk mesin pompa, telah disalurkan sejumlah pompa berukuran kecil sekitar satu sampai dua dim. Diharapkan, dengan pompa air yang ada dapat dimanfaatkan secara maksimal untuk meningkatkan produksi tanam.
Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah NTT, Tini Thadeus mengungkapkan, krisis air baku yang terjadi di hampir seluruh wilayah NTT akibat dampak El Nino yang meluas, tapi belum berpengaruh terhadap ancaman bencana rawan pangan. Stok pangan masih cukup tersedia hingga beberapa waktu ke depan.
Tini Thadeus menjelaskan, bencana rawan pangan mudah terjadi di saat daerah mengalami cuaca buruk, berupa angin dan kemarau panjang akibat El Nino yang selalu datang di setiap tahunnya. Dalam kondisi kemarau panjang akibat El Nino itu, sejumlah sumber air baku untuk pertanian akan mengering dan akan mengganggu proses irigasi ke lahan pertanian. Akibatnya, seluruh tanaman pertanian akan merana, mati dan terjadi gagal panen. Jika terjadi gagal panen maka potensi rawan pangan sangat tinggi. (*/jk)