Kalabahi, mediantt.com — Olimpiade Olahraga Siswa Nasional (O2SN) dan Festival Lomba Seni Siswa Nasional (FLS2N) tingkat Kabupaten Alor, yang dihelat (3-8/6/2015), berakhir dengan makna tersendiri. Kontingen dari 16 Kecamatan hadir mengikuti momentum akbar di Moru, Keamatan Alor Barat Daya (Abad) sebagai tuan rumah. Ada kontingen yang pulang dalam suasana bahagia karena meraih prestasi. Tetapi ada pula kontingan lain yang justru pulang dengan kecewa karena panitia penyelenggara diduga bekerja tidak profesional. Hal ini yang kemudian membuat aksi saling protes setelah upacara penutupan, Senin (8/6/2015).
Salah satu peserta dari Kecamatan Pantar Timur (Pantim), Mey Waang menyatakan, panitia penyelenggara O2SN dan FLS2N diduga tidak bekerja profesional. Sebab, kegiatan FLS2N solo putri tingkat SMA yang dijuarai Petronela Maro, adalah siswi SMA Negeri I Kalabahi, Kecamatan Teluk Mutiara. Tetapi aneh, bisa mewakili SMA Negeri I Kecamatan Pulau Pura dan memperoleh juara I. “Panitia diduga bekerja tidak jujur. Sebab siswi yang sekolah di kecamatan lain, tapi aneh bisa juara I mengatasnama kecamatan yang lain lagi,” tandasnya.
Menurut dia, persoalan harus mendapat juara atau tidak itu target masing-masing kontingen dalam mengikuti kegiatan O2SN dan FLS2N. Namun, yang terpenting ialah bagaimana kita mencari bibit dalam menghadapi kegiatan O2SN dan FLS2N, baik tingkat propinsi maupun Nasional, sementara panitia sendiri bekerja tidak profesional.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Alor, Alberth N. Ouwpoly,S.Pd,M.Si yang dikonfirmasi wartawan, Selasa (9/6) menyatakan, pihak yang memprotes karena tidak mengetahui hasil rapat sebelumnya. “Kepala UPT Dinas Pendidikan dan Kebudayaan dari Kecamatan Pantim sudah mendapat penjelasan dari panitia. Status ada siswi dari Kecamatan Teluk Mutiara bisa mengikuti lomba dari Pulau Pura dan telah disetujui. Itu juga terjadi pada cabang olahraga yang lain, karena cabang tersebut belum ada di kecamatan yang bersangkutan,” tandasnya.
Menurut Ouwpoly, pihaknya mendapat penjelasan dari tim yuri dan wasit soal status atlet, pinjamannya sudah disepakati sebelum lomba. Dia menyebutkan, terkait tim yuri yang hampir semuanya dari Teluk Mutiara, jangan melihat asal tempatnya tetapi kapasitas orang dalam tugasnya. “Mereka memang tinggal di Teluk Mutiara, tetapi mereka asal dari Pura, Pantar, Abad bahkan dari luar Alor. Teknis telah diatur agar tim atau anak didiknya tampil nilai anggota yuri yang lain. Kami mengapresiasi semua masukan tersebut. Karena itu merupakan bentuk kecintaan terhadap bagaimana dunia olahraga dan seni budaya dikelola dengan baik,” katanya.
Sebelumnya, Ketua Panitia O2SN dan FLS2N, Yusuf Kafelegi dalam acara penutupan menyatakan, juara umum dan sebagai peringkat pertama FLS2N adalah Kecamatan Teluk Mutiara. Kedua dari Kecamatan Kabola dan Pulau Pura dan Abad, peringkat ketiga dan keempat. Sementara juara umum O2SN juga dari Kecamatan Teluk Mutiara, disusul Abal dan Pantar Tengah. (joka)
Foto : Peserta O2SN dan FLS2N pose bersama di Lapangan Moru dalam acara penutupan