WINI – Pacuan Kuda di Tanjung Bastian, Wini, ibu kota Kecamatan Insana Utara, Kabupaten Timor Tengah Utara (TTU), menjadi destinasi wisata baru di perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Kegiatan pacuan kuda di Wini sudah berlangsung sejak 14 tahun lalu sebagai bentuk promosi pariwisata daerah itu. “Yang menarik dari pacuan kuda di sini ialah para joki tidak menggunakan pelana. Wisatawan senang menyaksikan kegiatan ini,” kata Bupati Timor TTU, Raymundus Fernandez kepada wartawan di Wini, Minggu (6/8/2017).
Dia mengatakan, pacuan kuda merupakan olahraga tradisional rakyat dan sudah berlangsung secara turun-temurun di desa-desa di Timor Tengah Utara. Potensi ini kemudian dijadikan even tetap oleh pemerintah daerah sekaligus menarik lebih banyak wisatawan berkunjung ke wilayah perbatasan yang akan mendorong peningkatan perekonomian masyarakat.
Lokasi pacuan kuda terletak di pinggir pantai memberikan nuansa eksotik bagi pengunjung, apalagi lokasinya hanya berjarak sekitar lima kilometer dari garis perbatasan Indonesia-Timor Leste.
Dengan menjadi destinasi baru, keberadaan arena pacuan kuda itu diprediksi mampu meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). Wini juga tengah dikembangkan menjadi pelabuhan internasional, dan menjadi lokasi persinggahan peserta Sail Indonesia 2017. Puluhan peserta Sail Indonesia dari berbagai negara telah mengunjungi Wini antara 11-12 Agustus termasuk mengunjungi lokasi pacuan kuda dan wilayah perbatasan.
Untuk menyambut wisatawan ke daerah itu, pemerintah daerah juga sudah mulai membangun penginapan menyerupai rumah adat Timor (lopo) serta mempersiapkan rumah penduduk untuk dijadikan homestay.
Pacuan kuda itu juga diikuti sejumlah daerah yakni Rote Ndao, Ngada, Kupang serta negara tetangga Timor Leste. Pacuan Kuda di Tanjung Bastian tahun ini memperebutkan Piala Bupati Cup ke-XIII. Pada babak final 6 Agustus diikuti 60 kuda yang bertanding dalam 10 kelas, antara lain Kelas A Sprint yang diikuti enam kuda dengan tinggi rata-rata 141-146 sentimeter (cm) dengan jarak lari 1.600 meter. Juara bertahan di kelas ini ialah kuda bernama Strong milik Gerry Stable.
Menurut Fernandez, semua kegiatan yang digelar di wilayah itu juga bertujuan memperkenalkan Timor Tengah Utara ke dunia luar. “Jika semakin banyak orang mengenal Timor Tengah Utara, semakin banyak pula orang berkunjung,” ujarnya.
Selain itu, Pemerintah Timor Tengah Utara juga tengah mempersiapkan pembangunan patung Yesus Kristus setinggi 58 meter. Patung ini dibangun di atas bukit dan menjadi patung tertinggi di dunia setelah patung Yesus di Brasil dan Manado, Sulawesi Utara. (mi/jdz)