Pasien DBD Meningkat di Sikka, 1 Orang Meninggal

oleh -16 Dilihat

Maumere, mediantt.com – Jumlah pasien demam berdarah dengue (DBD) yang dirawat di RSUD TC Hillers Maumere, semakin meningkat. Khusus pasien anak-anak saja, untuk Januari dan pertengahan Februari 2016, sudah 56 pasien yang dirawat. Bahkan salah satu di antaranya meninggal dunia pekan lalu.

Mario Nara, dokter spesialis anak yang dihubungi di Ruang Melati tempat perawatan pasien anak, Kamis (18/2), mengatakan, selama Januari 2016 tercatat 49 pasien anak yang dirawat di Ruang Melati. Jumlah ini meningkat drastis jika dibandingkan dengan Januari 2015 lalu.

“Sampai dengan 17 Februari 2016, sudah 56 pasien anak yang dirawat di sini (Ruang Melati). Data ini belum termasuk pasien dewasa yang dirawat di ruangan lain,” terang Mario Nara.

Di Ruang Flamboyan, ruangan untuk pasien laki-laki dewasa, hingga Kamis (18/2), tidak ada pasien yang mengalami DBD. Sebelumnya, data yang direkam mediantt.com per Senin (1/2), selama Januari 2016 terdata lebih dari 30 pasien DBD dirawat di ruangan ini. Dengan demikian, untuk dua ruangan ini saja, selama Januari sampai pertengahan Februari 2016, sudah tercatat 86 pasien DBD.

Di tengah meningkatnya jumlah pasien DBD, tercatat seorang pasien bernama Maria Urgiana Dua Ina, 9 tahun, meninggal dunia akibat DBD. Pasien dari Kecamatan Mego ini, masuk RSUD TC Hillers Maumere sudah dalam keadaan sangat parah.

Kepala Ruang Melati, Maria Gorety, menginformasikan pasien ini masuk pada Jumat (12/2) pukul 12.00 Wita, dan meninggal pukul 23.10 Wita. “Kami sudah berupaya memberikan pertolongan, namun karena kondisi pasien sudah mencapai level empat sehingga tidak bisa tertolong,” kata dr Mario Nara.

Pantauan mediantt.com di Ruang Melati, Dokter Mario Nara tengah melakukan visit kepada seluruh pasien, termasuk pasien DBD. Cukup banyak pasien yang mengalami DBD, dan penyakit ikutan lainnya seperti tifus, diare, dan lain-lain.

Bupati Sikka Yoseph Ansar Rera pada awal Februari 2016 telah menetapkan status DBD sebagai kejadian luar biasa (KLB). Waktu itu, pasien DBD yang dirawat tercatat 30 kasus. Penetapan sebagai KLB, karena peningkatan jumlah pasien DBD cukup drastis, yakni tiga kali lipat jika dibandingkan dengan Januari 2015.

Pasca penetapan KLB, tidak tampak upaya dan intervensi pemerintah untuk mencegah berkembangnya jumlah. Bupati Ansar Rera hanya menggerakkan kerja bhakti massal oleh PNS pada 3 kecamatan di dalam kota pada Kamis (4/2). Dinas Kesehatan Kabupaten Sikka sempat melakukan pengasapan, namun sepertinya tidak menyeluruh. Sementara itu kesadaran masyarakat akan pentingnya pola hidup bersih dan sehat pun belum tampak nyata. (vicky da gomez)

Foto: Dokter Mario Nara sedang memeriksa seorang anak penderita DBD di Ruang Melati RSUD TC Hillers Maumere, Kamis (18/2).