PCR Real Time, Tapi Perlu Modifikasi dan Adaptasi untuk Covid-19

oleh -38 Dilihat

KUPANG – Akhirnya Pemerintah Provinsi NTT dalam hal ini gugus tugas percepatan penanganan Corona Virus Disease 2019 atau Covid-19 mengumumkan hasil tes sampel swab di laboratorium RSUD Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang. Kepala Dinas Kesehatan NTT yang juga Sekretaris 1 gugus tugas Covid-19, Dr. drg. Domi M. Mere, M.Kes menyampaikan tiga hal penting untuk diketahui masyarakat di NTT.

“Sore hari ini (Sabtu, red), saya akan menyampaikan 3 hal yang perlu diketahui oleh rekan-rekan media,” ucap dokter Domi kepada pers di Kupang, Sabtu (9/5/2020) sore.

Dalam rilisnya, Kasubag Pers dan Pengelolaan Pendapat Umum Biro Humas dan Protokol Setdai NTT, Valeri Guru, melaporkan penuturan dokter Domi yang saat itu didampingi jubir Covid-19 yang juga Karo Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si.

Pertama, berkaitan dengan hasil pemeriksaan laboratorium atas swab yang sudah dikirim ke laboratorium RSUD Prof. Dr. W.Z. Johannes Kupang yang pertama perlu kami sampaikan bahwa sebagaimana kita ketahui, mesin PCR (Polymerease Chain Reaction) real-time yang ada di RSUD Kupang itu adalah mesin yang pada awalnya digunakan untuk pemeriksaan HIV/AIDS. Selanjutnya mesin yang sama, kita lakukan beberapa penambahan komponen dan modifikasi untuk kita gunakan dalam pemeriksaan Covid-19.

Karena itu, perlu dilakukan adaptasi di sana-sini dan perlu dilakukan penambahan komponen perawatan. Untuk itu, pada tahap awalnya kita tentu tidak akan running sesuai dengan kekuatan maksimal dalam hal ini 96 atau 48 sampel sekaligus; yang kita lakukan pemeriksaan sampel swab itu. Nah, pada tahap awal, kita lakukan pemeriksaan untuk 24 sampel swab. Dan, kita prioritaskan pertama pemeriksaan sampel swab untuk para saudara kita dari klaster Sukabumi.

Dari 8 yang positif Covid-19 hasil pemeriksaan sampel swab itu 4 negatif; yang 4 lain masih positif. Saat ini semuanya masih dalam penanganan atau perawatan dan semua kondisinya stabil. “Hasil koordinasi kami dengan direktur RSB (Rumah Sakit Bhayangkara) Kupang dan jajarannya semuanya dalam kondisi baik dan stabil, dan diberikan pengobatan sesuai dengan standar atau penatalaksanaan pengobatan untuk Covid-19. Untuk 4 saudara kita yang negatif itu; kita akan ambil lagi swab berikutnya. Manakala sudah dua kali pengambilan swab dan hasilnya negatif, sudah dapat dipulangkan; itu berita baik yang kita sampaikan,” jelas Domi.

Kemudian, berdasarkan hasil pemeriksaan untuk klaster yang itu (Sukabumi) juga dilakukan pemeriksaan ulang. Untuk pemeriksaan swabnya ada 1 yang menunjukkan tanda positif. Karena itu, khusus untuk klaster Sukabumi dari total yang ada 8 bertambah satu menjadi 9. “Apabila nanti di 4 yang sampel swabnya negatif pada saat kita lakukan pemeriksaan swab ulang; nanti bila menunjukkan dua kali negatif maka tentu sudah harus ada penurunan dari angka 9 tadi,” katanya.

Hal yang paling penting dilakukan adalah selalu kombinasikan dalam penanganan dan fokus kita adalah pada deteksi dini dan upaya-upaya pencegahan. “Kita tidak inginkan terjadi transmisi lokal baik di Kota Kupang maupun seluruh NTT. Karena itu, upaya terkoordinasi yang sudah dilakukan; perlu lagi diperkuat. Kita melihat kerumunan massa sudah mulai banyak khususnya di Kota Kupang. Demikian juga disiplin dalam penggunaan masker; sudah longgar sekali. Kalau teman-teman media lihat di jalan-jalan masih banyak saudara kita; teman-teman kita yang tidak menggunakan masker di area-area publik. Hal ini berbahaya sekali. Karena bisa terjadi transmisi lokal dan bila itu terjadi maka energi yang dibutuhkan tidak sedikit,” tegasnya.

Di berbagai tempat; di seluruh Indonesia, di daerah-daerah terpapar dengan jumlah kasus banyak; mereka sedang bergejolak menghadapi transmisi lokal yang ada; energi kita tidak cukup kuat kalau (transmisi lokal) ini terjadi di NTT dan ini membutuhkan banyak sekali resourses (sumber daya) yang harus kita siapkan.

Kedua, hari Sabtu, 9 Mei 2020, sudah dilakukan penerbangan perdana pesawat udara yang dicarter khusus oleh Pemprov NTT. Hal ini sesuai dengan kebijakan dan arahan Gubernur dan Wagub. Ada 3 lokus penerbangan yaitu Kupang-Waingapu untuk mengcover seluruh dataran Sumba dari Sumba Timur, Sumba Tengah, Sumba Barat, dan Sumba Barat Daya; dalam rangka mendistribusi rapid tes dan viral transport media (VTM) yang nanti akan digunakan oleh kabupaten untuk mengirimkan sampel swab ke provinsi. Karena media-media itu; saat ini cukup langka di wilayah atau di kabupaten-kabupaten.

Dari Waingapu penerbangannya menuju Labuan Bajo di bandara Komodo untuk menurunkan rapid test dan viral transport media untuk Kabupaten Manggarai, Manggarai Barat, dan Manggarai Timur. Saat menurunkan viral transport media dan rapid test pesawat itu juga mengangkut sampel swab yang sudah disiapkan di 3 kabupaten itu. Kemudian yang berikut dari Labuan Bajo ke bandara Frans Seda di Maumere untuk mengakomodir pendrompingan VTM dan rapid test untuk 8 kabupaten lainnya di daerah Flores bagian Tengah dan Timur yaitu Kabupaten Ngada, Nagekeo, Ende, Sikka, Flotim, dan Lembata.

Total rapid test yang dikirim ke 13 kabupaten sebanyak 520 dan total VTM yang dikirim 720. Ini penting agar kabupaten bisa segera menggunakannya untuk mengirim swab ke provinsi sesuai dengan waktu yang sudah ditentukan.

Sedangkan untuk daratan Timor; menggunakan sarana prasarana transportasi darat. Untuk Rote Ndao dan beberapa kabupaten lainnya menggunakan sarana transportasi laut. Tapi manakala nanti jumlahnya banyak kita juga akan menggerakan kendaraan atau pesawat yang ada untuk jemput dari Alor dan dari Kabupaten Sabu Raijua ke Kupang.

Ketiga, berdasarkan arahan Gub dan Wagub, Sabtu, 9 Mei 2020 pagi, setelah mendengar laporan dari Bupati Nagekeo tentang peristiwa kebakaran di sarana farmasi RS Aeramo di Mbai Nagekeo, maka sesuai dengan permintaan Bupati Nagekeo agar Pemprov NTT bisa mengakomudir permintaan obat-obat yang sifatnya darurat. Obat-obat emergency dan termasuk juga APD (Alat Pelindung Diri). Oleh karena semuanya juga ikut terbakar maka kita sedang menyiapkan bersama teman-teman di gudang farmasi Dinas Kesehatan Provinsi NTT untuk mengatur segala sesuatunya; untuk mensupport agar tidak terjadi kolaps dalam pelayanan di Nagekeo. Maka besok pagi (Minggu 10 Mei 2020) kita akan mendroping permintaan itu melalui Bandara Haji Hasan Aroeboesman Ende. Tentu ada banyak hal yang harus dipikirkan karena sarana farmasi itu merupakan tulang punggung pelayanan kesehatan RS di Aeramo. (valeri guru/jdz)