Gubernur Viktor Laiskodat menyaksikan penandatanganan kerjasama Pemprov NTT dan Unwira.
KUPANG, mediantt.com – Senin (27/9/2021), menjadi momentum bersejarah bagi Universitas Katolik Widya Mandira Kupang. Karena dilakukan Penandatanganan Perjanjian Kerjasama antara Unwira dengan Pemerintah Provinsi NTT, tentang Peningkatan Kapasitas Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) dalam rangka Pemanfaatan Sumber Daya Lokal Melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.
Yang istimewa adalah Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat hadir secara langsung untuk melakukan MOU dimaksud, sekaligus melakukan urun rembuk dengan civitas akademika Unwira. Gubernur juga mengaku bahwa kehadirannya adalah untuk memberi ucapan selamat dan apresiasi secara langsung kepada Pater Dr Philipus Tule, SVD, yang oleh Viktor disebut sebagai seorang Guru. Sebab saat pelantikan sebagai rektor Unwira untuk periode 2021-2025, Jumad (24/9/2021), Gubernur Viktor sedang ada agenda yang lain.
Berdasarkan rilis yang disampaikan Dosen FISIP Unwira, Mikhael Rajamuda Bataona, acara urun rembuk Unwira dan Pemprov NTT, berlangsung hangat dan penuh suasana keakraban. Dalam sambutan selamat datang kepada rombongan Gubernur NTT, Rektor Unwira, Pater Dr. Philipus Tule mengatakan, sangat berterima kasih kepada Gubernur NTT, dan Pemprov yang hari ini berkunjung ke Unwira dan mau bekerjasama untuk membangun NTT.
“Kami mengucapkan selamat datang kepada bapak Gubernur NTT, Viktor Laiskodat, yang meskipun tidak sempat hadir pada acara Dies Natalis dan pelantikan saya sebagai Rektor, karena sedang bertugas di Kabupaten TTS, tetapi hari ini sudah meluangkan waktu khusus untuk mengunjungi Unwira. Ini sebuah kehormatan bagi kami di Unwira. Apalagi ini menjadi kunjungan perdana Bapak Gubernur di kampus kami ini. Kami semua tentu merasa bahagia dan menyambut Bapak Gubernur dengan bangga dan tulus. Dan yang juga penting adalah, hari ini juga kita akan melakukan urun rembuk tentang program dan kegiatan pembangunan di provinsi ini dengan menandatangani perjanjian kerjasama penguatan kapasitas BUMDES. Tentu ini sebuah momentum bersejarah bagi kita semua,” kata Pater Philipus.
Menurut pakar Islamologi ini, Unwira saat ini telah berusia 39 tahun, dengan 7 Fakultas, 21 Program Studi. Unwira juga memiliki 235 dosen, 145 pegawai, 6.865 mahasiswa, dan 20.000-an alumni yang tersebar di seantero dunia; Timor Leste, Spanyol, India, Brasil, Afrika, Eropa dan AS, juga di Indonesia dan berbagai kabupaten/kota di NTT. Mereka semua, para alumni Unwira ini, tentu saja sudah dan sedang dengan caranya bekerja dan berbuat untuk membantu memajukan provinsi ini.
Sebagai sebuah Lembaga Perguruan Tinggi Swasta, Unwira tentu sangat menyadari bahwa tugas Unwira adalah bermitra dengan pemerintah dan semua stakeholder terkait untuk mendayagunakan semua potensi sumber daya melalui kegiatan Tridharma (Pendidikan, Pengajaran, Penelitian dan Pengabdian kepada masyarakat). Tujuannya adalah untuk menghasilkan lulusan PTS yang sungguh kompeten, kreatif, produktif dan inovatif. Di mana, sebut Pater Philipus, Unwira selalu berjuang agar lulusan yang dihasilkan, sanggup membawa perubahan (tranformasi) atau inovasi (perubahan) bagi masyarakat NTT. Sebab, masyarakat NTT hingga kini masi terklasifikasi sebagai “Yang Tertinggal” dalam berbagai aspek pembangunan; yaitu sosial, politik, ekonomi, pendidikan, dan lain-lain.
Unwira juga, sebut Pater Philipus, sangat berterima kasih kepada Pemerintah RI dan Pemda NTT yang senantiasa mendukung Unwira melalui beasiswa (Bidikmisi/KIP-Kuliah, PPA, UKT) dan juga bantuan serpas (jalan raya kampus senilai Rp 4 miliar, Rusunawa senilai Rp 13.320.319.000 miliar) dan dukungan moril lainnya. Untuk itu, lanjut Pater Philipus, “Pada kesempatan kunjungan kerja dan penandatanganan perjanjian kerja sama ini, saya sebagai Rektor atas nama segenap lembaga dan Civitas Academica Unwira menyatkan bahwa, kami berkomitmen untuk terus mendukung Pemda NTT dalam menyukseskan berbagai program pembangunan dengan partisipasi dan keterlibatan institusi dalam peningkatan kualitas pendidikan di NTT, baik pendidikan dasar dan menengah serta Perguruan Tinggi, melalui riset dan pengembangan publikasi serta literasi di berbagai bidang”.
Selain itu, Unwira juga membutuhkan dukungan pemerintah pusat dan Pemda NTT dalam program pengembangan Unwira. Yaitu untuk menyukseskan Program Panca Citra Unwira Unggul 2025 sesuai dengan Renstra Unwira 2021-2025, menjadi salah satu perguruan tinggi Unggul/Terbaik di NTT. Artinya, sebagaimana Renstra Unwira periode 2021-2025 telah disasarkan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun ke depan Unwira akan mencapai peringkat unggul (atau A). Keunggulan itu bukan saja ditargetkan untuk memenuhi 9 kriteria sebagaimana ditetapkan BAN-PT, tetapi juga unggul melalui berbagai usaha inovasi dan transformasi yang membawa perubahan bagi masyarakat NTT dalam kerjasama dengan berbagai pihak (stakeholders) khususnya Pemprov NTT.
“Dalam rangka kemitraan dengam Pemda NTT, Unwira akan mewujudkan motto Ut Vitam Habeant Abundantius (supaya mereka memiliki kehidupan dalam kelimpahan), bukan saja untuk Unwira tapi juga untuk segenap masyarakat NTT,” tutup Pater Philipus.
Guru dan Sahabat Saya
Dalam arahannya, Gubernur VBL nampak sangat bersemangat dan bahagia. “Pada momentum hari ini, saya hadir di sini untuk mengucapkan selamat kepada guru saya, Pater Philipus, yang kembali dilantik menjadi Rektor Unwira,” ujarnya.
Menurut Viktor, Pater Dr Philipus Tule adalah gurunya dan sudah bersahabat baik dengan Rektor Unwira ini, jauh sebelum menjadi rektor di STFK Ledalero dan Rektor di Unwira. Viktor bercerita, dia sering ke Ledalero untuk berdiskusi dengan para pastor di sana. Banyak ilmu sudah ia terima dari Pater Philipus sejak muda, bahkan hingga saat ini. Di mana, Viktor sangat menghafal model catatan atau analisis dari Pater Philipus.
“Kalau ada catatan dari para tim ahli, maka Pater Philipus punya itu paling beda. Dan itu saya sangat hafal betul. Sebab analisisnya pasti punya landasan berpikir yang mendalam,” cerita Viktor. Karena itu, Viktor merasa wajib datang ke Unwira untuk mengucapkan selamat atas pelantikan Pater Philipus sebagai Rektor Unwira untuk periode kedua.
Sedangkan dengan Pater Yul, ketua Yapenkar, Viktor mengaku sudah menjadi sahabat Pater Yul saat sama-sama menempuh pendidikan lanjut di Salatiga. Karena itu, Viktor mengaku, sudah mengenal baik kedua pimpinan Unwira dan Yapenkar ini. Untuk itu, pada hari ini, dia sengaja mengagendakan secara khusus datang ke Unwira untuk berkolaborasi meningkatkan kapasitas BUMDes melalui KKN tematik.
Viktor juga mengaku sangat bersyukur karena hari ini bisa datang ke Unwira dan mewujudkan kolaborasi mewujudkan perubahan NTT. Menurut Gubenur Viktor, saat ini, NTT sedang dinarasikan kembali. Yaitu narasi tentang kekayaan dan potensi-potensi NTT, untuk memastikan kemajuan NTT melalui perubahan mindset masyarakat. Sehingga ke depan, NTT memiliki generasi unggul dan inovatif yang bisa memaksimalkan segala potensi yang ada di NTT. Dan untuk mencapai hal tersebut, dibutuhkan kerjasama dan kolaboroasi dengan seluruh stakeholder terkait, termasuk Perguruan Tinggi. NTT, sebut Viktor, membutuhkan generasi yang unggul dan visioner. Dan itu hanya bisa dilahirkan di kampus-kampus dan universitas.
NTT, sebut Viktor, tidak mungkin diciptakan oleh Tuhan dalam keadaan yang panas dengan alam yang begitu menantang tanpa punya tujuan mulia di baliknya. Hanya misteri ilahi itu belum banyak tersingkap. Sehingga saat ini NTT lebih tepatnya disebut sebagai negeri yang sangat kaya raya sumber daya alamnya, tapi miskin inovasi. Padahal, dari 9 komoditi unggulan di dunia, delapannya ada di NTT; mulai dari garam, ikan, lobster, mutiara, kakao, kopi, dll.
“Artinya apa, di balik terik panas dan alam yang menantang, Tuhan pasti menyimpan rahasia besar yang harus diungkap untuk mencapai kemakmuran di NTT. Dan itu hanya bisa dicapai melalui riset dan penelitian. Di mana, tugas tersebut ada di universitas termasuk Unwira ini,” kata Viktor.
Melihat persoalan di NTT yaitu tidak sinkronnya pendidikan dan kekayaan alam, Gubernur Viktor menghendaki adanya desain pendidikan yang bisa berkorelasi dengan kekayaan sumber daya alam yang dimiliki NTT.
“Masalah besar yang kita alami saat ini adalah pendidikan yang ada tidak berkorelasi dengan kekayaan sumber daya alam yang kita miliki. Kemaren ada salah satu universitas, menyampaikan kalau ada program studinya (prodi) koki dan saya senang. Saya berharap suatu saat ada prodi yang khusus mempelajari coklat, jagung, Sophia, garam, energi baru terbarukan, Gula air dan jagung,” harap Gubernur.
Gubernur pun bercerita bahwa setiap tahun, total belanja pakan ternak ayam dan babi, untuk seluruh NTT adalah Rp 1,1 triliun. Uang sebanyak itu pasti keluar dari NTT setiap tahun.
“Untuk itu kita perlu menyiapkan pabrik pakan ternak dengan suplai bahan pokoknya adalah jagung dengan mengoptimalkan sumberdaya manusia dan lahan yang kita miliki,” kata Gubernur yang terkenal blak-blakan ini.
Soal BUMNDes, Gubernur meminta agar dalam bekerjasama nanti, yang perlu diperhatikan adalah pengembangan kelembagaan atau struktur BUMDes yang kuat dan profesional. “Dalam pengembangan BUMDes, harapan saya yaitu pengembangannya agar berkolaborasi dengan koperasi, di mana saham mayoritasnya datang dari koperasi dan sisanya adalah Pemerintah Desa. Dengan pendekatan serius berupa desain struktur dan kerja nyata untuk melahirkan kelembagaan yang kuat, baik dari sisi sumberdaya manusia dan optimalisasi jenis usaha sesuai dengan potensi yang ada di desa tersebut,” tegas Gubernur Viktor.
Hadir dalam urun rembuk ini, selain Rektor Unwira, juga Ketua Yapenkar Kupang, Pater Yulius Yansinto, SVD, MA, M.Si, Sekertaris Yapenkar, P. Egidius Taimenas, SVD, S.Fil, M.Hum, para Wakil Rektor, Dekan dan Kaprodi serta Perwakilan Senat Mahasiswa. Sedangkan dari Pemprov NTT, selain Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat, juga hadir para Staf Ahli Gubernur yaitu Dr. David Pandie, Tony Jogo, Pius Rengka dan Anwar Pua Geno serta Kadis PMD Viktor Manek, Kadis Pertanian Lucky Koli, Kabiro Pemerintahan Doris Rihi. (jdz)