Kadis PUPR NTT, Maxi Nenabu
KUPANG, mediantt.com – Pemprov Nusa Tenggara Timur (NTT) memprioritaskan pembangunan 78 ruas jalan provinsi yang tersebar di 23 kabupaten/kota sampai dengan 2022. Sebanyak 32 ruas jalan sudah proses tender. Biaya pembangunan jalan strategis ini sebagian dari pinjaman daerah.
Bahkan kawasan sentra produksi pertanian dan perkebunan, pun sebaiknya dibangun akses jalan yang lebih memadai untuk dilalui.
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nusa Tenggara Timur (NTT) Maksi Nenabu kepada pers di Kupang, Kamis (22/7/2021) mengatakan, Pemprov menargetkan 906 ruas jalan yang harus dibangun. Tetapi anggaran terbatas, ditambah pandemi Covid-19 sehingga sebagian anggaran dialokasian untuk menangani Covid-19.
Ia merinci total ruas jalan provinsi mencapai 2.650 kilometer tersebar di 22 kabupaten/kota dan yang dikategorikan dalam kondisi rusak berat dan ringan mencapai 906 km.
Dalam peta jalan Pemprov NTT tahun 2020 target jalan provinsi yang diperbaiki mencapai 450 km ruas, sedangkan 456 km lainnya dibangun pada 2021.
“Proses pengerjaan jalan pada 2020 sepanjang 450 km tidak sesuai target dan yang berhasil dibangun hanya mencapai 372,74 kilometer karena berbagai kendala seperti keterbatasan anggaran,” kata Maxi Nenabu.
Kendati demikian, ruas jalan yang belum diperbaiki pada 2020 sedang dilanjutkan pada 2021 ini.
Perbaikan jalan provinsi tersebut, kata dia, tidak seluruhnya dengan konstruksi aspal hotmix atau Hot Roller Sheet (HRS) tapi dikombinasikan dengan Grading Operation (GO) atau pengerasan jalan dengan membuat lapisan berbutir dari sertu gunung atau kali, serta GO plus yakni dengan modifikasi struktur yang dicampur dengan semen dan zat adiktif.
“Apabila menggunakan aspal semua maka dibutuhkan dana lebih dari Rp4 triliun,” tegasnya.
Menurut Maxi Nenabu, penyelesaian ruas jalan provinsi menggunakan tiga sumber anggaran penyelesaian yakni Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK) dan pinjaman daerah.
Khusus untuk pinjaman, ada dua sumber yakni dari Bank NTT sebesar Rp149,7 miliar untuk 15 ruas jalan dengan panjang 108 km dan pinjaman dari PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI) senilai Rp189,7 miliar untuk 16 ruas jalan sepanjang 153 km.
Bokong-Lelogama Rampung
Maxi Nenabu juga menjelaskan, ruas jalan provinsi Bokong-Lelogama, khususnya Segmen 3 yang dikerjakan oleh PT. Bumi Permai Nusantara rata-rata sudah rampung dan mencapai 98 persen. “Iya, jalan Bokong-Lelogama sudah rampung,” katanya.
Ditanya soal pemeliharaan jalan provinsi, Kadis PUPR mengatakan, sesuai arahan Gubernur NTT Viktor Laiskodat, proses pemeliharaan dilakukan secara rutin dan sejauh ini aman. “Pemeliharaan ini tidak saja terhadap jalan provinsi tetapi juga semua jalan yang dikerjakan oleh Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) NTT,” tegas Nenabu. (jely)