Pemprov Tegaskan Tak Ada Kekerasan di Besipae, Welly : Aparat Kita Jadi Korban

oleh -13 Dilihat

KUPANG, mediantt.com – Pemerintah Provinsi NTT kembali menampik tidak pernah melakukan kekerasan terhadap warga Pubabu Besipae, Amanuban Selatan, TTS, Rabu (14/10) sebagaimana vidio yang beredar di medsos.

“Perlu kita klarifikasi lagi bahwa pemerintah tidak melakukan kekerasan terhadap warganya di Besipae. Pemerintah adalah bapa mamanya rakyat jadi tidak mungkin pemerintah sengsarakan rakyatnya. Yang Bapa Gubernur lakukan di Besipae adalah memberdayakan rakyat. Sebab Gubernur bertekad menjadikan Besipae sebagai pusat ekonomi baru,” tegas Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Dr Marius Ardu Jelamu kepada wartawan, Kamis (15/10).

Ia mengatakan, pemerintah provinsi NTT sedang memberdayakan semua aset termasuk di Besipae dengan kebijakan Tanam Jagung Panen Sapi. “Pemerintah sedang berusaha memberdayakan lahan untuk dikelolah bersama rakyat. Bukan jadi lahan tidur,” katanya.

Ia juga berharap masyarakat tidak memelintir kejadian yang ada di Besipae atau mengedit vidio seolah-olah pemerintah melakukan kekerasan terhadap warga. “Justru aparat kita yang diserang oleh warga,” katanya, dan mengaku heran mengapa wanita dan anak-anak dieksploitasi dalam masalah Besipae.

Sementara itu, Plt Kepala Badan Pendapatan dan Aset Daerah NTT, Wely Rohi Mone menjelaskan, yang terjadi di Besipae ini sebenarnya stafnya atas nama Dara Puspita Sari Atapukan yang dikeroyok warga.

“Staf kami atas nama Dara Puspita Sari Atapukan yang sikeroyok saat sedang ambil vidio. Dia dipukul ramai-ramai maka yang laki-laki masuk untuk melerai, bukan kita aniaya warga seperti di vidio seolah aparat yang serang warga. Vidio yang diviralkan itu tidak adil dan membolak balikan fakta. KIta tidak pernah serang rakyat. Kita sudah lapor polisi dan staf kita juga sudah divisum,” kara Welly.

Dia menjelaskan, kedatangan mereka ke Pubabu untuk membuka lahan guna menyukseskan program Pemprov NTT, Tanam Jagung Panen Sapi. “Kami datang untuk persiapan lahan, karena dekat musim penghujan. Kami juga tidak usik warga setempat yang bolak-balik di depan kami,” katanya

Kedatangan Pemprov NTT bersama dengan Korem 161 Wirasakti Kupang untuk melihat lahan yang akan dimanfaatkan untuk program Tanam Jagung Panen Sapi (TJPS).

Menurut dia, saat mobil tangki air datang untuk mengisi air, warga melarang, sehingga terjadi tarik menarik selang antar warga dan aparat keamanan di lapangan.

Saat terjadi tarik menarik selang itu, jelasnya, seorang ibu terpeleset dan jatuh, sehingga seorang stafnya hendak membantu ibu itu untuk bangun, tapi justru dipukul oleh ibu-ibu lainnya. “Orang belum pegang sudah jatuh. Satu ibu terpeleset, namun hendak di tolong, justru dipukul,” katanya.

Warga Besipae Diserang

Dari Besipae dilaporkan, setelah bentrok dengan sejumlah aparat Satpol PP NTT, 37 KK warga Pubabu-Besipae, Kecamatan Amanuban Selatan, Kabupaten TTS, kembali diserang massa dari Desa Pollo, Kamis (15/10/2020), sekitar pukul 11.00 wita.

Aksi ini dibenarkan Niko Manao, warga Besipae ketika dihubungi wartawan dari Kupang. “Puluhan massa yang menyerang warga Besipae itu berasal dari Desa Pollo,” kata Manao.

Menurut dia, massa yang menggunakan 1 truk dan 2 pick up itu dipimpin Alex Nabuasa. Mereka menganiaya 37 KK warga Besipae yang selama ini bertahan di lokasi penggusuran. Selain melakukan penganiayaan, massa juga merusak rumah sementara warga yang selama ini digunakan sebagai tempat berteduh.

“Banyak yang cedera. Nama-nama korban sedang didata. Perempuan dan orangtua dipukul dan dilempari,” ujarnya.

Dilaporkan pula, hingga berita ini tayang, masyarakat masih kocar kacir dan beberapa warga Besipae belum diketahui keberadaannya. (jdz)