Penuhi Panggilan Leluhur Lewo Lama Lean, Gab Kotan Siap Nahkodai Lembata

oleh -31 Dilihat

Gabriel Suku Kotan

KUPANG, mediantt.com – Lama sekali “rehat” dari hiruk pikuk politik, salah satu putra Lembata, Gabriel Suku Kotan, kembali memberi sinyal politik akan maju bertarung di Pilkada Lembata 2024 ini. Dia hendak memenuhi panggilan leluhurnya, Lewo Lama Lean, untuk menahkodai Negeri Ikan Paus itu.

Politisi senior Demokrat NTT ini sudah menyatakan siap maju sebagai Calon Bupati Lembata periode 2024-2029. Misinya adalah menjadi perekat di antara semua perbedaan dan retakan politik yang selama ini membuat hubungan sosial menjadi tidak harmonis.

“Saya hadir sebagai kelompok poros Tengah untuk merekatkan semua simpul kekuatan Lewotana untuk membangun Lembata secara utuh,” kata Gab Kotan kepada wartawan di Kupang, Sabtu (20/4/2024).

Pria kelahiran di “Poros Tengah” Lembata yakni di Desa Lodotodokowa, Kecamatana Lebatukan, Kabupaten Lembata pada 26 Oktober 1966, Gabriel kecil lahir dari pasangan Paulus L. Kotan (alm) dan Ibunda Ana Noe dan mewarisi keturunan Lewo Lama Lean, sebuah keyakinan spiritual yang menginspirasi kekuatan Gabriel Kotan dalam cita-cita politiknya.

Dia mengaku ingin kembali mengabdi ke kampung halamannya karena panggilan Lewotana, panggilan leluhur di Lewo Lama Lean atau kini disebut dengan Lembata.

Kader senior Partai Demokrat ini memiliki sejumput pengalaman yang tidak diragukan lagi. Pernah berprofesi sebagai pengacara di Kota Kupang, ia merambah ke politik dan pernah menjadi anggota DPRD Provinsi NTT. Sejak saat itu Gabriel Kotan mulai mengepakan sayap pengabdiannya ke Lembata. Ia membangun hubungan positif dengan kalangan pemuka agama, para pelaku ekonomi serta kalangan budayawan serta tokoh-tkoh adat sebagai pemangku kepentingan di Lembata.

Dia juga sukses membawa masuk anggaran untuk membantu perkembangan koperasi Ankara melalui LPDB (Lembaga Pengelolah Dana Bergulir) Koperasi dan UMKM sebesar Rp 5 miliar. Selama menjabat ia tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk membangun kampung halamannya.

“Sudah banyak hal yang telah kita perjuangkan untuk membangun Lewotana. Tetapi rasanya tidak berhenti sampai disitu. Keinginan dan hasrat untuk membangun kampung halaman terus bergemuruh di dalam batin saya, sehingga keputusan menjadi bupati Lembata adalah murni untuk membuat kampung halaman lebih maju dan lebih baik dari semua aspek,” tutur Gab Kotan.

Gab juga mengatakan, telah mempersiapkan diri dari semua aspek. Terutama pengetahuan mendalam tentang kondisi politik, kondisi sosial dan kondisi kebudayaan di Lembata secara utuh. Politik, menurutnya, telah mengubah banyak hal, baik yang positif maupun yang negatif. Secara fisik, telah terjadi banyak perubahan. Namun secara spiritual dan basis budaya, Lembata mengalami pergeseran yang luar biasa. Kenikmatan perubahan hanya terlihat di kota, tetapi banyak masyarakat di desa-desa yang masih mengeluh tentang pelayanan pemerintah, mereka masih berharap agar kondisi yang di kota segera tiba di desa-desa. Karena itu, kehadiran putera Lembata yang satu ini ingin menjawab tantangan tersebut.

Salah satu program unggulannya adalah “Membangun dari Desa ke Kota”. Artinya, desa harus menjadi prioritas program pembangunan pemerintah daerah, dari sektor pertanian, kelautan dan juga perkebunan, yang seluruhnya berbasis di desa. “Jika desa kuat, maka kabupatennya juga menjadi kuat,” kata mantan anggota DPRD NTT ini.

Dengan pemikiran ini, sebut Gab, segala kemampuan pemerintah akan dikerahkan menuju ke desa. Sinergisitas anggaran melalui APBD dan juga Dana Desa akan dikerahkan untuk memperbaiki pola produksi masyarakat dari sektor potensial yang ada di Lembata.

“Saya akan lebih banyak di desa-desa, menjumpai rakyat yang ada di dusun-dusun, mendengar keluhan mereka dan bersama mereka merancang program-program strategis untuk kemajuan Lembata. Saya akan bersama rakyat merancang masa depan Lembata, dengan kejujuran, niat tulus, serta ada kerendahan hati untuk menerima semua perbedaan. Satu pekerjaan rumah yang harus diselesaikan juga adalah memperbaiki kembali hubungan dengan semua pemangku kepentingan untuk bersama membangun Lembata,” tegasnya.

Selain membangun desa dengan sumber daya alam yang potensial, kesediaan Sumber Daya Manusia juga harus disiapkan. Manusia Lembata yang unggul untuk melanjutkan pembangunan Lembata harus siap secara akademik dan siap juga secara fisik. Salah satu program konkritnya adalah memperhatikan sungguh-sungguh kesehatan masyarakat. Mulai dari Kesehatan ibu dan anak, serta ketersediaan tenaga kesehatan harus memadai.

Untuk menjawab persoalan ini, harus ada program beasiswa bagi generasi Lembata yang hendak melanjutkan pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi di Fakultas Kodokteran. Setiap tahun harus ada putra-putri Lembata yang di sekolahkan menjadi dokter dan juga spesifikasi lain guna mendukung perkembangan pembangunan di lembata.

Selain itu, Gabriel menuturkan, pemerintah juga akan menyiapkan sejumlah anggaran untuk pasien-pasien yang hendak rujuk ke luar Lembata, agar mereka tidak mengalami hambatan saat ada di luar. Hal ini terasa sangat simple, tetapi inilah keluhan-keluhan yang sering kita peroleh di bidang kesehatan, terutama masyarakat yang hendak meminta pertolongan pemerintah.

“Saya tidak punya mimpi di awang-awang, saya hadir untuk memberi solusi terhadap kesulitan rakyat kecil yang sering kita jumpai di desa-desa. Mereka harus aman dari sisi kesehatan, kemakmuran dan bisa meraih pendidikan setinggi-tingginya dengan keahlian yang hebat. Sebab merekalah yang akan meneruskan peradaban di Pulau Lembata,” tegas Gab. (egy/jdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *