Kupang, mediantt.com – Persatuan Karya Dharma Kesehatan Indonesia wilayah Keuskupan Agung Kupang, juga berperan dalam upaya memberantas penyakit tuberkolosis (TBC) yang jumlah penderitanya terus meningkat setiap tahun. Perdhaki Keuskupan Agung Kupang pun telah menjadi mitra pemerintah untuk menemukan penderita TBC, termasuk merekrut kader.
Acara itu dihadiri oleh kader-kader TBC, Pemprov NTT dan Gerakan Masyarakat Indonesia Bebas Tuberculosis, yang dirangkai dalam Lomba Presentasi Materi TBC tingkat SMA dan Perguruan Tinggi. Hasilnya, SMAK Giovanni keluar sebagai juara tingkat SMA dan Politeknik Negeri Undana juara antar Perguruan Tinggi.
Informasi yang direkam mediantt.com, hasil kerja para kader TBC/hasil ketuk pintu penyakit TBC di Kota Kupang minimal 1.400 rumah dalam waktu 14 hari sebanyak 1.445 rumah. Dari jumlah itu, 6.777 orang yang diedukasi, 130 orang dirujuk untuk diobati.
Kegiatan ini diselenggarakan atas kerjasama SSR Perdhaki Keuskupang Agung Kupang dengan Korpri NTT, Bank Indonesia, Bersatu Menuju Indonesia Bebas TBC tahun 2035. Juga melibatkan paramedis khatolik dengan Aisyiyah Perempuan Muhamadiyah, pemberantasaan TBC Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan TTS. 48 kader disebar di seluruh kecamatan yang bertugas melakukan penyuluhan dan menemukan pasien TBC selanjutnya mendapat pengobatan secara gratis dari Global Fund.
“Sosialisasikan kepada masyarakat karena jumlah penderita TBC terus meningkat. 11 Puskemas di Kota Kupang terdapat pelayanan dan pengobatan. Kader dilatih dan dimonitoring setiap 3 bulan sekali,” kata Koordinator Program TBC Perdhaki Keuskupang Agung Kupang, dr Joanita Tukan.
Ia menyebutkan, gejala awal TBC adalah batuk berdahak selama dua minggu atau lebih, nafsu makan menurun diiringi turunnya berat badan, keringat pada malam hari, demam meriang tanpa sebab, dan sering diare. (rony)
Ket Foto : Ketua Perdhaki Keuskupan Agung Kupang, Romo Ambros Ladjar, foto bersama peserta lomba tentang TBC.