KUPANG – Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta semua kader partai serta simpatisan partai berlambang Banteng gemuk itu untuk memenangkan Pilkada di 10 kabupaten serta Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur pada 2018.
“Kita harus memenangkan pertarungan tersebut, karena pemerintahan di Nusa Tenggara Timur saat ini dipimpin oleh PDI Perjuangan,” katanya dalam pidato politik saat pelantikan DPD Banteng Muda Indonesia (BMI) NTT di Kupang, Sabtu (26/8).
Putri sulung mantan proklamator itu mengaku bahwa dirinya ke Kupang selain untuk melantik BMI NTT, juga melakukan konsolidasi dengan para kader partai dalam menghadapi pesta demokrasi 2018 di wilayah provinsi berbasis kepulauan ini.
“Ketika saya dihubungi untuk menghadiri penatikan DPD BMI di Kupang, saya langsung setuju karena untuk mau mengetahui, apakah DPD dan DPC partai berkerja atau tidak”.
“Kaum mudanya masih menjunjung tinggi atau tidak semangat persatuan dan kesatuan, serta rasa merdeka atau tidak. Karena itu, saya mau hadir di sini (Kupang),” kata mantan Presiden RI ke-5 itu menegaskan.
Ia mengatakan pelaksanaan Pilkada di 10 kabupaten se-NTT serta Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur NTT pada Pilkada serentak 2018, bukanlah sesuatu yang mudah untuk diraih jika kader partainya tidak bersatu dan tidak memiliki persiapan yang matang.
“Coba bayangkan kalau tidak ada persiapan, tidak ada konsolidasi, kurang semangat, apakah kita bisa bersaing dengan partai lain dalam menghadapi Pilkada 2018?”.
“Kalau kita tidak siap, melongo..yach sudah. Memangnya orang tidak kepingin jadi bupati atau gubernur, yach kepingin dong. Saya juga pingin jadi Gubernur NTT koq,” katanya disambut tawa hadirin.
Namun, Megawati mengaku tidak mau turun pangkat, karena dirinya pernah menjabat sebagai Wakil Presiden dan Presiden RI ke-4 menggantikan KH Abdurrahman “Gus Dur” Wahid yang diturunkan MPR melalui skandal Buloggate.
Pada kesempatan itu, Megawati menginstruksikan seluruh kader PDIP yang ada di NTT untuk memenangkan Pilkada serentak di 10 kabupaten se-NTT serta Pemilu Gubernur dan Wakil Gubernur NTT tahun 2018 dengan bekerja keras.
Hingga saat ini, DPD PDI Perjuangan NTT masih terus melakukan penjaringan terhadap para kader yang melamar menjadi bupati/wakil bupati serta gubernur/wakil gubernur NTT untuk maju dalam ajang pesta rakyat tahun depan.
Pada September 2017, partai akan melakukan survei untuk menentukan kapabilitas serta ektabilitas masing-masing calon untuk ditetapkan menjadi bakal calon kepala daerah periode 2018-2023.
Pertahankan Ideologi Pancasila
Di bagian lain pidato politiknya, Megawati meminta masyarakat NTT harus berada di baris depan untuk mempertahankan ideologi Pancasila sebagai dasar negara dan pemersatu serta perekat bangsa apabila ada pihak yang ingin mengubahnya.
“Apabila ada orang yang ingin mengubah Pancasila sebagai dasar negara dan pemersatu serta perekat bangsa dengan nama lain, maka masyarakat NTT harus berada di baris depan untuk membela dan mempertahankan hingga titik darah penghabisan,” tegasnya.
Menurut Megawati, alasan mengapa masyarakat NTT harus berada di baris terdepan, karena di Kabupaten Ende, Flores-lah Bung Karno merefleksikan dan merumuskan sila demi sila hingga menjadi Pancasila.
Megawati juga menyentil soal ideologi Pancasila yang saat ini mendapat tantangan cukup besar, meskipun sudah menjadi idiologi bangsa dan seharusnya tidak boleh ada lagi yang mau merubahnya.
Setiap warga negara saat ini tidak boleh hanya sekedar menyebut cinta Pancasila dari mulut saja, tetapi harus disimpan dalam hati sanubari dan dipraktekannya dalam hidup berbangsa dan bernegara.
Sebab, menurut dia, Pancasila adalah alat pemersatu bangsa dan warga NTT harus menjaga karena Pancasila itu lahir di bumi NTT. “Soekarno ketika dibuang ke Ende, Flores, melahirkan ide Pancasila itu. Walaupun ide itu muncul di bawah pohon sukun dan sudah mati sekarang, tetapi idiologi Pancasila tetap ada,” katanya.
Pancasila itu perekat bangsa, jika ada yang mau merubah maka saya 100 persen tidak akan terima. “Anak bangsa jangan ada upaya tusuk dari belakang. Kita jangan bikin Indonesia seperti di Timur Tengah yang sampai sekarang dilanda peperangan yang tidak tahu kapan berakhir,” katanya.
“Saya ajak kaum muda untuk mendalami idiologi Pancasila dengan baik dan benar. Pancasila harus diterima sebagai idiologi negara. Kaum muda harus menjunjung tinggi rasa merdeka,” katanya.
Ia mengatakan, sejak lama indikasinya kalau lima atau 10 tahun lalu, orang atau organisasi, atau sekelompok orang coba merubah sila-sila pancasila, ngomongnya tidak berani di permukaan. “Dulu, ngomongnya ngumpet-ngumpet tapi hari ini sudah berani secara terbuka,” katanya dan menambahkan pada 2010, dirinya pernah mengingatkan Indonesia akan melewati suatu keadaan darurat ideologi.
“Ketika itu saya mendapat kritik dari banyak pihak terkait pernyataanya tersebut. Tetapi sekarang pernyataan itu benar-benar terbukti. Karena itu, semua kader PDIP dari Sabang sampai Merauke tidak tinggal diam dengan kondisi tersebut,” tegas Mega, mengingatkan.
“PDIP siap pasang badan menghadapi siapapun yang mencoba merubah dasar negara kita,” tegasnya disambut tepuk tangan ratusan kader PDIP yang menghadiri rakerda tersebut.
Mereka terdiri dari unsur dewan pimpinan cabang, dewan pimpinan daerah, anggota DPR dan DPRD. “PDIP sudah sepakat hanya Pancasila yang mampu mempersatukan Indonesia. Saya minta salah satu rekomendasi rapat kerja PDIP NTT ialah membela Pancasila,” katanya. (ant/jdz)