Pagal, mediantt.com — Sabtu (4/7/2015) petang, sekitar pukul 13.15 Wita, Asosiasi Jurnalis Media Online (AMO) NTT bertandang ke Reo, Kabupaten Manggarai. Menuruni jalan yang cukup mendebarkan, namun rasa cemas itu buyar ketika menyaksikan hamparan sawah yang luas dengan pematang yang bertangga-tangga. Indah mempesona di pandang dari ketinggian.
Tapi, Kecamatan Cibal sesungguhnya belum dikenal luas. Di Manggarai, tentu semua pasti tahu sebagai daerah pertanian dan perkebunan dengan komoditi unggulannya adalah kopi, kemiri, coklat dan padi.
Ternyata, Cibal sejatinya adalah kawasan paling subur di Manggarai dan memiliki pesona wisata yang aduhai. Sayang jika dilewatkan. Seperti disaksikan media ini, selain memiliki struktur tanah yang berbukit-bukit dan dipenuhi tanaman kopi, kemiri dan coklat, Cibal juga punya area persawahan yang unik dan luas, yang bertengger persis di lereng bukit dengan kemiringan cukup terjal.
Dari kejauhan nampak pematang sawah bertangga-tangga tersusun rapi dengan ketinggian dua sampai tiga meter. Inilah yang membuat kawasan tersebut enak dipandang mata. Cuaca di daerah ini pun sangat sejuk di siang hari dan dingin di malam hari.
Curah hujan di daerah ini pun cukup tinggi. Itu sebabnya daerah ini rawan longsor. 13 Maret 2007 lalu, wilayah ini pernah dilanda bencana longsor pada tebing-tebing di sepanjang jalan utama yang menghubungkan Ruteng – Reo.
Material longsor yang diperkirakan sebanyak 14.000 m3 menimpa pemukiman dan mengakibatkan 44 orang meninggal dunia, 21 orang luka-luka, 6 rumah rusak berat dan 500 orang mengungsi. Selain itu, ruas jalan Ruteng – Reo juga putus.
Namun kini, berkat campur tangan Pemerintah Pusat melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), jalan dan jembatan yang melewati Cibal sekaligus menghubungkan Ruteng – Reo telah diperbaiki, bahkan telah diperlebar dan diperkokoh. Selain itu, warga setempat sangat ramah dan enak diajak ngobrol. (AMO/jdz)
Foto : hamparan sawah di Kecamatan Cibal, Manggarai.