Penjabat Gubernur Ayodhia Kalake sedang memberi penjelasan kepada Pers.
KUPANG, mediantt.com – Menyikapi masih tingginya angka kemiskinan dan stunting di NTT, Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia GL Kalake, SH, MDC, mengingatkan semua pimpinan perangkat daerah agar perlu ada strategi terpadu bersama untuk mengatasi kemiskinan ekstrem dan stunting di Provinsi NTT.
Hal ini disampaikan Penjabat Gubernur Ayodhia Kalake, pada Jumpa Pers dan Media Gathering Penjabat Gubernur NTT dengan Media Massa, dengan thema; Penanganan Stunting, Kemiskinan dan Kemiskinan Ekstrem, Inflasi serta Pemilu 2024 di NTT, di Aula Dinas Kominto NTT, Senin (22/1/2024).
Pj Gubernur mengatakan, program prioritas Pemprov NTT di tahun 2024 adalah mengatasi masih tingginya angka kemiskinan di NTT. Sebab hingga Maret 2023, prosentase penduduk miskin di NTT masih tinggi sebesar 19,96 persen.
“Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tertinggi adalah TTS, sementara ada pula angka kemiskinan terendah ada di tiga daerah, yakni Kota Kupang, Flores Timur, Ngada dan Sumba Tengah,” kata Ayodhia Kalake.
Untuk kemiskinan ekstrem, lanjut Pj Gubernur, ada di angka 9,13 persen yang tersebar di kabupaten Sumba Tengah, Timor Tengah Selatan dan Sumba Timur. Sedangkan kemiskinan ekstrem terendah ada di Kabupaten Nagekeo, Flores Timur dan Alor.
“Karena itu, saya sudah berkali-kali ingatkan semua OPD terkait agar perlu menyiapkan strategi khusus dan terpadu untuk mengatasi kemiskinan ekstrem, termasuk stunting di NTT,” tegas Ayodhia Kalake.
Menurut dia, di tahun 2024 ini Pj Gubernur NTT memprioritaskan upaya bersama untuk menggempur turunkan angka kemiskinan, dengan memberikan bantuan sosial lintas sektor kepada masyarakat.
Beberkan Data
Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia GL Kalake membeberkan data kabupaten yang tingkat kemiskinan tertinggi dan terendah.
Ada beberapa kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang tinggi yakni Sumba Tengah 31,78 persen, Sumba Timur 28, 08 persen, Sabu Raijua 28,37 persen.
Sementara kemiskinan terendah Kota Kupang 8,61 persen, Flores Timur 11,3 persen, Ngada 12,06 persen.
Ayodhia menjelaskan, terkait dengan Program prioritas dari pemerintah NTT tahun 2024 ini dengan melihat dari prosentase produk domestik NTT tahun 2023 per Maret ada sebesar 19, 96 persen atau turun 0,27 persen dari kondisi Maret tahun 2022.
Ada beberapa kabupaten dengan tingkat kemiskinan yang tinggi yakni Sumba Tengah 31,78 persen, Sumba Timur 28, 08 persen, Sabu Raijua 28,37 persen.
Sementara data kemiskinan terendah yakni Kota Kupang 8,61 persen, Flores Timur 11,3 persen, Ngada 12,06 persen.
Dari data tersebut dapat dilihat penduduk miskin di NTT tahun 2023 per Maret sebesar 1,14 juta orang atau mengalami penurunan.
“Kita bisa melihat kabupaten dengan jumlah penduduk miskin tinggi yakni TTS 19,51 ribu, Sumba Barat Daya sebesar 101,40 ribu. Kabupaten dengan jumlah penduduk miskin terendah yakni Nagekeo 18,57 ribu, Ngada 20,57 ribu, Sumba Tengah 24,24 ribu,” jelasnya.
Terkait tingkat kemiskinan ekstrim di NTT tahun 2023, jelas Ayodhia sebesar 3,93 persen atau turun 2,63 persen terhadap kondisi tahun 2022.
“Tahun 2022 memang ada kabupaten dengan prosentase penduduk miskin ekstrim yakni Sumba Tengah 19,11 persen, TTS 13,01 persen Sumba Timur 10,40 persen. Tiga kabupaten terendah yaitu Nagekeo, Flores Timur dan Alor,” katanya.
Untuk diketahui, ini adalah untuk pertama kalinya sejak menjabat Penjabat Gubernur NTT, Ayodhia Kalake, menggelar acara jumpa pers dengan media massa.
Jumpa pers ini dimoderatori Sekda NTT, Kosmas Damianus Lana didampingi juga olehh Staf Khusus Prof Alo Liliweri, Dr Ahmad Atang, dan seluruh pimpinan organisasi perangkat daerah di lingkup Pemprov NTT.
Jumpa Pers dan Media Gathering itu membahas empat poin penting. Pertama, penanganan stunting, kemiskinan, dan kemiskinan ekstrem, Inflasi, dan Pemilu 2024 di NTT. (jdz)