PKS Sebut PAN Ibarat Kopilot Loncat dari Pesawat

oleh -15 Dilihat

JAKARTA — Partai Keadilan Sejahtara (PKS) merasa dikagetkan dengan keputusan Partai Amanat Nasional (PAN) yang baru saja bergabung dengan pemerintahan Joko Widodo. Sebagai sesama anggota Koalisi Merah Putih (KMP), PKS merasa perlu mendengar penjelasan langsung dari PAN soal keputusan partai pimpinan Zulkifli Hasan itu bergabung dengan pemerintahan saat ini.

“PAN perlu menjelaskan ke KMP, maksudnya apa,” ujar politikus PKS Mahfuz Sidik di kompleks parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (2/9/2015).

Mahfuz menuturkan, partai-partai anggota KMP telah berkomitmen untuk berada di luar pemerintahan. Meskipun kesepakatan itu tidak tertuang dalam perjanjian tertulis atau kontrak tertulis, namun semua anggota KMP menyetujuinya.  “Itu diamini semua anggota KMP,” tegasnya.

Dengan keluarnya PAN dari KMP, Mahfuz mengibaratkan koalisi pengusung Prabowo Subianto-Hatta Rajasa di pemilu presiden itu telah kehilangan co-pilot. Pasalnya, KMP terbentuk ketika Gerindra mengusung Prabowo  sebagai calon presiden dan diwakili Hatta Rajasa yang notabene berasal dari PAN.

“Lucu saja. Pesawat lagi anteng kok tiba-tiba ada kopilot loncat,” sindirnya.

Untuk itu Mahfuz meminta PAN agar segera membicarakan keputusannya dengan KMP. “Etika politiknya harus disampaikan dalam forum koalisi karena selama ini semua urusan perkara koalisi dibicarakan sama-sama,” katanya.

Sementara itu, Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon mencibir keputusan PAN banting stir dari Koalisi Merah Putih (KMP) menuju barisan pendukung pemerintahan Jokowi. Fadli meragukan alasan PAN merapat ke Jokowi karena memburuknya perekonomian nasional sehingga harus bersatu bersama pemerintah.

“Keadaan saat ini tidak ada hubungannya dengan koalisi. Kondisi ini karena pemerintah tidak becus konsolidasi internal,” kata Fadli kepada wartawan, Rabu (2/9).

Ia menambahkan, KMP justru selalu mengedepankan kepentingan nasional. Sayangnya, kata politikus muda yang juga wakil ketua DPR itu, pemerintahan Jokowi sering keliru menanggapi keberadaan KMP.

Fadli menegaskan bahwa memburuknya perekonomian bukan karena adanya kubu-kubuan pasca-pilpres lalu yang terbelah antara KMP dengan KIH. ”Jangan dipikir kondisi ini karena perpecahan politik,” tegas Fadli.

Soal keluarnya PAN dari KMP, Fadli menganggapnya sebagai sebuah dinamika politik. Ia bahkan menegaskan bahwa koalisi pengusung Prabowo-Hatta Rajasa di pilpres itu akan tetap kompak dan berjalan seperti biasa. Sebab, cita-cita KMP bukan loyal terhadap kepentingan kelompok, melainkan terhadap kepentingan bangsa.

Fadli lantas mengutip pernyataan Amien Rais tentang pentingnya KMP sebagai benteng keselamatan Indonesia. “Amien yang selalu paling depan bicara itu,” katanya.

Ia menambahkan, KMP akan segera bertemu untuk membahas hengkangnya PAN demi merapat ke Jokowi. “Tadi saya komunikasi dengan Idrus (Sekjen Partai Golkar Idrus Marham, red). Ada rencana (pertemuan), tapi masing-masing masih sibuk. Rencananya minggu ini,” tandasnya.

Zulkifli Temui Prabowo

Ketua Umum Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan hari ini, Kamis (3/9) berencana menemui Ketua Koalisi Merah Putih (KMP) Prabowo Subianto, terkait dengan keputusan PAN meninggalkan KMP untuk bergabung dengan barisan pendukung pemerintahan Joko Widodo.

“Rencananya besok (hari ini, red) akan bertemu Prabowo. Kami bisa dapatkan signal politik rakyat untuk kebaikan dan kemajuan kita bersama,” kata Zulkifli di di kantor DPP PAN, Jakarta, Rabu, (2/9).

Ketua MPR RI itu merasa perlu menjelaskan keputusan politik partainya ke sesama mitra koalisi di KMP. Sejak pemilu presiden lalu, PAN berada di KMP bersama Golkar, PKS, Gerindra dan PPP sebagai pendukung pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa.

Meski langkah politik PAN itu mengejutkan, namun Zulkifli mengaku sudah membicarakannya dengan anggota KMP lainnya. Menurutnya, PAN sejak Jokowi dilantik juga sudah menjadi pendukung pemerintahan.

“Kami sudah pikirkan, diskusi panjang bersama anggota yang lain. Dulu mendukung sekarang bergabung,” ucap Zulkifli.

Bekas menteri kehutanan itu menambahkan, sekarang ini yang dibutuhkan adalah kebersamaan untuk menghadapi kondisi ekonomi yang tidak bergairah, harga-harga komoditas yang terus melambung, maupun pelemahan nilai tukar rupiah. Cara untuk menghadapi lesunya perekonomian itu adalah dengan mensukseskan program-program pemerintahan yang telah ditetapkan.

“PAN selalu mementingkan kepentingan bangsa, saatnya berhenti untuk mengkotakkan antara KIH dan KMP, agar bangsa Indonesia bersatu,” ucap Zulkifli yang juga menjabat sebagai Ketua Umum MPR RI. (jpnn/jdz)

Foto : Wakil Ketua Umum Gerindra Fadli Zon.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *