Lewoleba, mediantt.com – Kematian Robert Notan Corebima yang ditemukan terapung tak bernyawa di pelabuhan laut Lewoleba, 12 Maret 2014 lalu, hingga kini masih misterius. Penyidik Polres Lembata yang mengusut indikasi pembunuhan dibalik kematian Corebima ini, belum menemukan apa-apa. Karena itu, ayah korban, Aloysius Kopong Corebima, menilai penyidik tidak professional mengusut kasus anaknya.
Kepada mediantt.com via telepon dari Desa Kanotan, Adonara Tengah, Flores Timur, ayah korban Aloysius Corebima menyatakan kekecewaannya terhadap Penyidik Polres Lembata yang dinilai lamban membuka tabir kemaian putranya Robert Notan Corebima.
Ia mengatakan, kuat dugaan kalau jazad anaknya Robert Notan yang ditemukan terapung tak bernyawa di pelabuhan laut Lewoleba, Rabu (12/3/2014) pukul 11.15 Wita malam itu, akibat di bunuh. Dugaan keluarga itu, kata dia, karena terdapat beberapa bukti petunjuk berupa pakaian korban yang mereka temukan di KM Semua Suka, dimana dalam celana panjang korban terdapat kotoran manusia, juga kacamata selam yang diakui Kapten KM. Semua Suka sebagai milik kapal tersebut.
Kopong Corebima mengatakan, putranya juga adalah anak pedalaman yang baru seminggu meninggalkan kampung halamanya Desa Knotan. Sebagai anak pedalaman, korban diketahui tak punya keahlian untuk berenang, tetapi anehnya jazad korban saat ditemukan terapung itu menggunakan kacamata selam, dan hanya mengenakan celana dalam, seolah korban meninggal karena kecelakaan saat sedang menyelam.
“Semua bukti petunjuk sudah kami serahkan ke tangan polisi. Saya tidak tahu, apakah bukti-bukti itu masih ada di tangan polisi atau sudah hilang. Selama ini kami selalu coba kontak penyidik via telepon tetapi nomor penyidik yang bersangkutan tidak aktif lagi. Lalu polisi juga tidak lagi beri tahu kami soal hasil penyelidikan. Sebagai orang tua saya sedih, dimana lagi saya cari keadilan, kalau polisi saja tidak mampu menegakan keadilan dan memberi rasa aman untuk masyarakat,” kesal Aloysius Corebima.
Menurutnya, sejak kematian tak wajar anaknya itu, ia selalu datang ke Polres Lembata, dan sepanjang itu pula dia selalu mendapatkan ketidakpastian. “Keluarga sudah menyiapkan surat pengaduan yang segera mereka kirim ke Kompolnas, Kapolri, dan Komnas HAM di Jakarta, dengan tembusan juga Kapolda NTT di Kupang. Kelambanan polisi dalam membongkar biang kematian Robert Notan Corebima semakin memperkuat keyakinan keluarga kalau Polres Lembata tidak profesional dalam menjalan tugasnya dalam melindungi, mengayomi dan menegakan hokum,” tegas Corebima.
Sementara itu, Kapolres Lembata AKBP. Wresni H.S. Nugroho melalui Kasubag Humas Bripka Yusup Dharmawan saat dikonfirmasi Jumad (13/2/2015) mengatakan, dalam kasus penemuan mayat di pelabuhan laut Lewoleba 12 Maret 2014 silam, hasil penyelidikan polisi belum menemukan indikasi pembunuhan. “Pakaian dan barang lain milik korban masih di simpan pihak Polres Lembata sebagai barang bukti. Ada 12 saksi yang sudah kita periksa dalam kaitan dengan kasus penemuan mayat itu, tetapi polisi belum menemukan adanya indikasi pembunuhan,” kata Dharmawan. (eman bataona)