Pdt Dr Eben Nuban Timo
KUPANG, mediantt.com – Kehadiran Posko Karya (Poskar) Peduli Sesama juga mendapat apresiasi dari Pdt Dr Ebenhaizer Nuban Timo. Dosen Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga ini berpendapat, Poskar ini menunjukkan wajah baru Golkar NTT sebagai rakyat-sentris, bukan partai-sentris.
“Dengan hadirnya Poskar Peduli Sesama, Golkar NTT berusaha menampilkan profil dan wajah baru, yang tidak lagi hadir di ajang Pilkada, Pilpres dan Pilpres. Tapi justru mulai menjadi partai yang memperhatikan kehidupan rakyat, terutama di masa pandemi covid-19 ini,” kata Penulis buku “Sidik Jari Allah dalam Budaya” itu menjawab pertanyaan mediantt.com, Rabu (18/8).
Menurut Pdt Dr Eben, Poskar ini juga secara tegas menunjukkan bahwa Golkar bukan lagi partai-sentris tapi rakyat-sentris; yaitu menggumuli persoalan-persoalan yang dihadapi rakyat dan mendengarkan aspirasinya lalu bagaimana persoalan itu diatasi dengan merumuskan jawaban-jawaban dalam bentuk program nyata.
“Saya bilang itu karena saya ikuti mulai dari tahun lalu (2020) ketika Golkar NTT merencanakan untuk mulai menulis esei-esei; meminta rakyat menyampaikan pendapat dan pikiran-pikiran mereka mengenai penanganan covid-19. Artinya, rakyat menjadi pusat bukan lagi partai. Lalu partai Golkar dapat waktu itu (kalau saya tdk salah) sekitar 6000 lebih pikiran-pikiran dari rakyat lalu dirampungkan,” jelas mantan Ketua GMIT ini.
Sesudah perampungan itu, lanjut dia, ternyata Golkar tidak berhenti hanya show on the road. Tapi Golkar masuk lebih dalam; pikiran-pikiran itu digodok hingga lahir program baru yang sekarang disebut Posko Karya Peduli Sesama di setiap kabupaten/kota se-NTT. “Itu adalah sebuah terobosan yang mengubah format atau profil yang selama ini mengarah kepada partai-sentris dan sekarang mengarah pada rakyat sentris,” tegas Dr Nuban Timo.
Dia mengaku mengikuti peluncuran Poskar Peduli Sesama dari Golkar NTT untuk masyarakat. “Saya beri apresiasi untuk kiat pengabdian ini. Sebab ini menunjukkan format baru Partai Golkar; yang tidak hanya sekadar muncul ke ruang publik menjelang masa-masa Pemilu,” katanya.
Dia juga menandaskan, tidak seperti partai lain yang tidur lelap dan tidak lagi terdengar setelah Pemilu. Baru akan muncul lagi di pemilu, pilkada dan pilpres. Munculnya itu pun hanya dalam bentuk poster, spanduk dan iklan-iklan di media sosial dan media elektronik, yang sifatnya partai-sentris. Artinya, sebut dia, menarik perhatian masyarakat terhadap partai dan untuk memperkuat parpol. “Itu citra umum parpol yang selama ini ditampilkan di ruang publik. Dan itu sudah cenderung tertanam dalam kesadaran batin masyarakat NTT dan Indonesia,” ujarnya.
Mengubah Image
Dr Eben juga prihatin membaca komentar sejumlah orang, yang memperingatkan bahwa jangan sampai Poskar ini hanya untuk menuju ajang Pilkada, Pileg dan Pilpres 2024. “Ya, saya juga mewanti-wanti tentang itu, tapi saya percaya karena program ini diluncurkan Golkar bukan baru tahun ini, tapi sejak 2020 sudah mulai dengan menyerap aspirasi rakyat tentang covid-19,” tegas Dr Eben.
Karena itu, dia yakin bahwa Poskar ini akan berlanjut, lalu keyakinannya itu diperkuat dengan kenyataan bahwa kader-kader Golkar justru turun ke masyarakat jauh hari sebelum pemilu. Dan itu bakal menimbulkan rasa percaya pada masyarakat, sekaligus mengubah image lama bahwa partai hanya meramaikan ajang pemilu dengan spanduk dan bendera-bendera juga iklan-iklan di media. Tapi saat ini justru terjun dalam masyarakat dan berusaha bersama masyarakat untuk keluar dari kesulitan yang dihadapi.
“Untuk itu, saya mau ucapkan proficiat kepada Pa Melki Laka Lena sebagai pimpinan Golkar NTT, juga Ibu Inche Sayuna dan perangkat kerja di DPD Golkar NTT. Terobosan ini bermakna bagi masyarakat. Oleh karena itu, apa yang Golkar sering katakan bahwa suara rakyat adalah suara golkar, itu sekarang makin menjadi sebuah program nyata dan unggul, yang ditampilkan oleh Golkar NTT. Proficiat. Salam Merdeka dan Jayalah Indonesia,” tandas Dr Eben Nuban Timo. (jdz)