KUPANG – Direktur PT Asiabeef Biofarma Indonesia, James Jerry Huang, Kamis (18/1) pagi, diterima Gubernur NTT, Drs. Frans Lebu Raya, di ruang kerjanya. Kedatangan James untuk menyampaikan rencananya melakukan ekspansi lahan pembibitan sapi dengan teknologi modern di Kabupaten Sumba Timur.
Sejak tahun 2014, PT Asiabeef Biofarma Indonesia telah melakukan investasi sesuai ijin prinsip dalam kegiatan pembibitan sapi di Sumba Timur dengan nilai investasi Rp 27,8 miliar. Sebelumnya juga PT Asiabeef pernah melakukan kegiatan usahanya di kabupaten Sumba Barat tahun 2012.
Saat ini PT Asiabeef Biofarma Indonesia telah menetap di Sumba Timur dan memiliki 701 ekor sapi lokal yang disebarkan dengan pola reins, di Desa Lailanjang, Kecamatan Rinding, Kabupaten Sumba Timur. Sedangkan tenaga kerja yang diserap sebanyak 100 orang diatas lahan seluas 986 hektar.
Kepada Gubernur Lebu Raya, James Jerry Huang menyampaikan rencananya untuk memperluas usaha pembibitan sapi menggunakan teknologi modern di kawasan hutan lindung seluas 10.000 hektar. Mengingat, lahan usaha yang ada sekarang sangat terbatas untuk populasi ternak sapi.
Kata James, kajian lahan hutan lindung telah dilaksanakan dan mendapat persetujuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Hanya saja terkendala soal rekomendasi yang harus dikeluarkan oleh Gubernur NTT.
“Kedatangan kami untuk meminta bantuan dan dukungan pak Gubernur mengeluarkan rekomendasi persetujuan ijin pinjam pakai kawasan hutan lindung seluas 10.000 hektar, di Sumba Timur untuk disampaikan ke Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) RI,” kata James.
Perusahan asing dari Brasil dalam usaha populasi ternak sapi berteknologi modern itu, kata James, memilki prospek baik dalam jangka waktu 10 tahun. Dia, yakin melalui teknologi dan manejemen yang ditransfer ke Indonesia lewat kegiatan investasi jangka panjang 35 tahun ini, bisa menciptakan peluang bisnis yang menjanjikan.
Gubernur Lebu Raya pun menyetujui langkah dan upaya PT Asiabeef Biofarma Indonesia untuk melakukan ekspansi kegiatan pembibitan dan penggemukan sapi di Sumba Timur. “Prinsipnya saya berikan dukungan dan saya berpikir kegiatan usaha saat ini di atas lahan 1.000 hektar tidak cukup. Kalau bisa seluas-luasnya,” kata Lebu Raya.
Gubernur didampingi Kepala Dinas Penanaman Modal dan PTSP (DPMPTSP) NTT, Semuel Rebo, meminta PT Asiabeef untuk memerluas jaringannya hingga ke Pulau Timor. “Kalau di Sumba tidak cukup lahan maka saya ajak masuk ke Timor. Kalau di Flores memiliki tanah vulkanik tentu tidak bisa, tapi untuk pakan ternak banyak di Flores, ” ajak Lebu Raya.
PT Asiabeef Biofarma Indonesia memiliki target dalam pembibitan dan penggemukan ternak sapi di atas lahan 10.000 hektar dengan pola 2,5 ekor per hektar. Artinya perencanaan di atas lahan 10.000 hektar itu nantinya terdapat 25.000 ekor sapi. Dengan memperbanyak sapi betina dan penggemukan sapi jantan.
Kepala Dinas DPMPTSP NTT, Semuel Rebo mengatakan, PT Asiabeef Biofarma Indonesia menjadi satu-satunya perusahan asing yang serius berinvestasi di NTT. Lahan peternakan seluas 986 hektar di Sumba Timur telah dibangun pagar seluruhnya. Sekitar 300 hektar lahan ditanam rumput yang didatangkan dari Brasil untuk pakan ternak. Juga mimiliki dua mesin kebiri sapi jantan untuk penggemukan.
Menurut Rebo, PT Asiabeef juga mempunyai satu program, yaitu Corporate Social Rensposibility (CSR) dengan membangun gedung balai diklat di atas lahan seluas 25 hektar. Balai diklat ini untuk memberikan pelatihan kepada masyarakat menjadi petani dan peternak yang handal.
Semuel menambahkan, program CSR ini akan bekerja sama dengan Universitas Nusa Cendana Kupang memberikan pelatihan tentang bagaimana pola pemanfaatan lahan kering. (hms/zon)