PWI Kecewa, Jokowi Tak Hadiri HPN 2015

oleh -25 Dilihat

BATAM — Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) kecewa karena tidak hadirnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam puncak peringatan Hari Pers Nasional (HPN) 2015 di Batam, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) pada 9 Februari mendatang.

Kekecewaan tersebut tampak saat bedah dan launching buku Menyongsong Kepemimpinan Nasional Pro Rakyat yang ditulis secara bersama-sama oleh para wartawan senior di Indonesia. Buku tersebut berisi tentang harapan-harapan masyarakat akan sosok Jokowi yang sudah dibesarkan namanya oleh media, bahkan hingga disebut sebagai media darling dan berhasil mencapai kursi kepresidenan.

Editor buku tersebut, Agus Sudibyo mengatakan, kekecewaan atas ketidakdatangan Jokowi dalam acara HPN 2015 bukan semata-mata dari kalangan pers, tetapi justru dari masyarakat Batam, di mana lokasi HPN kali ini digelar.

“Ini (HPN, Red) pesta masyarakat juga. Jadi yang kecewa masyarakat juga, bukan cuma PWI. Aspek ini kalau presiden tidak hadir agak kurang, tapi dengan hadirnya Pak Jusuf Kalla semoga terobati. Meskipun masyarakat Batam, saya lihat ingin Jokowi hadir,” kata Agus saat bedah buku itu berlangsung di Hotel Harmoni One, Batam, Kepri, Sabtu (7/2).

Ia mengatakan, bulan madu antara pers dengan Jokowi tidak boleh selamanya terjadi. Ketika pemimpin sudah jadi Presiden, katanya, dia harus menjadi sasaran dari pers. Pers pun harus kembali pada fungsinya sebagai alat kontrol pemerintahan.

Apalagi sekarang, katanya, Jokowi bukan bagian dari masyarakat sipil, dia adalah seorang presiden sehingga pers harus kritis. Namun, kembali ke dalam isi dari buku tersebut yang sebenarnya Jokowi juga merupakan produk atau anak kandung dari kemerdekaan pers. Hal tersebut pula yang membuat PWI kecewa akan rencana ketidakdatangan Jokowi ke acara puncak HPN tersebut.

“Dia besar bukan karena prestasi, tapi pemberitaan yang luar biasa. Media membutuhkan Jokowi karena dalam fungsinya media selalu menampilkan hal yang baru. Konteks Jokowi, media butuh memunculkan pemimpin yang baru. Bursa kepemimpinan politik nasional yang lama berkecimpung di politik itu-itu saja, sehingga media butuh tokoh alternatif baru,” katanya.

Sementara itu, salah satu penulis dalam buku tersebut, yakni Arswendo Atmowiloto, mengatakan sedianya PWI tidak perlu kecewa terlalu berlarut-larut dengan tidak akan hadirnya Jokowi di acara mereka. Apalagi, yang mengharapkan kehadiran Jokowi tidak semata-mata pers Indonesia, tetapi juga pers luar negeri.

“Dalam media komunikasi kita, kalau barang laris pasti punya sesuatu yang hebat. Kalau Jokowi bisa ngetop dan dicintai pasti ada sesuatu hebatnya. Kalau tanggal 9 beliau datang, lupakah kekecewaan itu? Atau Jokowi sakti atau pro pers? Itu yang ada pada beliau dan kita tidak miliki. Kritik tadi bagus, tapi ya sudah jalani saja. Kalau datang atau tidak, ya enggak apa-apa. Ini adalah konsekuensi langsungnya,” pungkasnya.

Seperti diketahui, puncak acara HPN 2015 sendiri akan berlangsung pada tanggal 9 Februari 2015. Rencananya, puncak acara ini akan dihadiri oleh Wakil Presiden Jusuf Kalla. Sedianya acara ini dihadiri oleh Presiden RI Joko Widodo (Jokowi), namun Jokowi tidak bisa hadir karena bertepatan dengan kunjungan kenegaraan ke beberapa negara di ASEAN.

Soeharto-SBY Selalu Hadir

mantan Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Tarman Azam mengatakan, Presiden Soeharto selama 32 tahun memimpin Indonesia selalu menghadiri peringatan Hari Pers. Demikian juga dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) selama 10 tahun memerintah, serta Megawati Soekarnoputri selama tiga tahun menjadi presiden.

“Kehadiran presiden di Hari Pers sangat penting. Itu sebabnya, para presiden selalu mengagendakan waktu untuk menghadiri Hari Pers,” ungkap Tarman dalam diskusi buku berjudul Menyongsong Kepemimpinan Nasional Pro Rakyat di Batam, Sabtu (7/2).

Para pemimpin redaksi, pekerja media, dan pengamat media yang menghadiri diskusi buku Menyongsong Kepemimpinan Nasional Pro Rakyat mempertanyakan ketidakhadiran Presiden Joko Widodo (Jokowi). Menurut mereka, Hari Pers merupakan panggung yang penting buat presiden untuk menyampaikan programnya ke seluruh rakyat Indonesia. Peringatan Hari Pers dihadiri oleh para pemimpin media dari seluruh Tanah Air.

Presiden Jokowi saat ini sedang menjalani kunjungan ke Malaysia, Brunei Darussalam, dan Filipina. Kunjungan yang dimulai Kamis (5/2) akan berakhir Senin (9/2) malam. Hari Pers jatuh pada 9 Februari 2015. Para pengelola media di Kepulauan Riau juga menyatakan kekecewaan terhadap ketidakhadiran Presiden. (sp/jk)