Ratusan Warga Alor Gagal Mudik, Tiga Pemuda Bertemu Danlantamal

oleh -18 Dilihat

Kalabahi, mediantt.com — Pelayanan publik di lingkup Pemerintah Propinsi NTT, salah satu pelayaran penyeberangan melalui Kapal Feri milik PT ASDP, satu minggu terakhir ditutup. Idul Fitri tinggal beberapa hari lagi, semua jalur pelayaran distop membuat masyarakat NTT yang hendak mudik, harus batal impian hari raya bersama keluarganya.

Khusus pemudik Alor, sekitar tiga ratus orang gagal berangkat. Ini membuktikan pemerintah kurang cerdas, responsif dan tidak solutif dalam memberikan pelayanan kepada masyarakatnya.

Salah satu pemuda Alor, Abdullah Apa kepada mediantt.com, Selasa (14/7/15) menegaskan, ini satu kemunduran pelayanan publik di lingkup Pemerintahan NTT. Atau, boleh dibilang pemerintah malas tau dengan keadaan ini. “Sejak hari Sabtu (11/7/15) kapal Feri dengan beberapa rute penyeberangan termasuk Kupang-Alor, over penumpang. Pihak ASDP menolak penumpang karena melebihi kapasitas. Sehingga, sampai dengan Selasa (14/7/15), penumpang menumpuk dan diperkirakan tiga ratus orang gagal berangkat akibat cuaca buruk. ASDP menutup penyeberangan di semua jalur/unit sampai Rabu (15/7/15). Dan, akan dibuka kembali hari Kamis (16/7/15), itu pun tergantung keadaan cuaca, angin kencang dan gelombang masih tinggi di perkirakan tiga meter,” katanya.

Melihat ratusan penumpang gagal mudik, pihaknya bersama Lomboan Djahamouw dan Sokan Teibang berinisiatif konsultasi bersama Ketua DPRD NTT, Anwar Pua Geno. Tujuannya agar bisa mendapatkan solusi, terkait dengan kondisi yang dialami masyarakat NTT saat ini. Mereka lalu diarahkan untuk bertemu Danlantamal NTT. “Dalam pertemuan itu, Danlantamal mengatakan ini sebenarnya pemerintah tinggal koordinasi saja, mohon bantuan KM KRI. Kami pada dasarnya selalu siap, sebab kapal itu milik masyarakat, yang diperuntukan untuk masyarakat juga kami hanya operator saja,” tandasnya.

Akan tetapi, sesuai penjelasan Danlantamal NTT, kapalnya lagi tidak ada karena digunakan oleh daerah lain, yang saat ini sedang membutuhkan. Sehingga, saat ini belum bisa melayani kemelut pemudik yang gagal berangkat.

Lomboan Djahamou mengatakan, pihaknya kesal dengan kurang responsifnya Pemkab Alor, terhadap situasi ini. Menurut dia, Bupati Alor Amon Djobo terkesan diskriminatif. “Dengan indikator sederhananya, Bupati bisa menyumbang tiga unit mobil kepada beberapa gereja begitu mudah. Tetapi, untuk membantu memfasilitasi keberangkatan masyarakat yang hendak mudik ke Alor dalam suasana Hari Raya Idul Fitri yang penuh berkah, Djobo seperti acuh tak acuh,” tegasnya.

Dia menambahkan, mana sikap resmi Pemkab Alor, setelah mendengar penutupan penyeberangan Fery ke Alor untuk saat ini. Jika pemerintah sama sekali tidak merespon, maka ini merupakan tindakan yang tidak patut diteladani sebagai seorang pemimpin daerah. “Atas nama pribadi dan pemuda kristen yang melekat dalam diri ini, saya memohon maaaf atas situasi yang terjadi menimpah saudara-saudara yang hendak bermudik lebaran di Bumi Nusa Kenari. Semoga ini menjadi catatan serius bagi Pemkab Alor,” katanya.

Sokan Teibang mengatakan, sangat prihatin dengan kondisi ratusan masyarakat yang gagal mudik ke kampung halamannya. Ini menjadi pengalaman dan preseden buruk bagi pemerintah di daerah ini. Karena itu, kami mendatangi Danlantamal guna meminta solusi agar bisa dibantu dengan kapal KRI . Sebab di beberapa dearah, TNI AL yang memback up mudik. (joka)

Foto :  Lomboan Djahamouw dan Abdullah Apa, pose bersama Danlantamal NTT usai diskusi terkait ratusan pemudik yang gagal berangkat ke Alor, Selasa (14/7/15).