Roadmap ME NTT Ciptakan Ekonomi Yang Dinamis dan Terbuka

oleh -59 Dilihat

DR Lery Rupidara, M.Si

Spirit NTT Bangkit Menuju Sejahtera yang digelorakan Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat dan Wagub Josef A. Nae Soi, menjadi kekuatan utama membangun NTT di setiap aspek. Di bidang ekonomi, ada sebuah terobosan strategis yang dilakukan Biro Ekonomi dan Kerjasama Setda Provinsi NTT. Biro yang dinahkodai DR Lery Rupidara, M.Si ini menggandeng akademisi membuat Roadmap Masyarakat Ekonomi (ME) Nusa Tenggara Timur. Gagasan Masyarakat Ekonomi (ME) ini diproyeksikan untuk menciptakan perekonomian NTT yang dinamis dan terbuka. Sebab, NTT memiliki potensi dan keunggulan komparatif yang tinggi.

Kepada mediantt.com di ruang kerjanya, Rabu (30/12/2020), usai bersama tim akademisi mempresentasikan Laporan Akhir Roadmap ini kepada Gubernur Viktor Laiskodat,  DR Rupidara, menjelaskan,  kemampuan Provinsi NTT dalam beradaptasi dengan dinamika perekonomian nasional dan global harus dibangun di atas suatu proposisi bahwa NTT merupakan suatu entitas ekonomi yang terintegrasi sehingga tumbuh sinergi untuk beradaptasi dengan dinamika perekonomian nasional dan global.

Menurut dia, konfigurasi NTT sebagai daerah kepulauan berimplikasi pada penyebaran sumber daya ekonomi secara luas, ekonomi berbiaya tinggi, sehingga pemanfaatan sumber daya ekonomi menjadi tidak optimal. Juga, suatu profil perekonomian yang minim nilai tambah dan ketergantungan terhadap impor, baik impor barang modal maupun barang konsumsi. Data PDRB dari sisi pengeluaran pada tiga tahun terakhir: 2017-2019 menunjukkan bahwa NTT mengalami  net ekspor antar wilayah yang negatif berturut-turut 54,80% (2017); 53,68% (2018) dan 51,58% (2019) bahkan posisi terakhir yaitu TriwulanIII-2020, minus 42,77%. Hal ini, sebut dia,  dikarenakan adanya struktur ekonomi yang tidak dinamis dengan daya respons yang terbatas terhadap dinamika perekonomian nasional dan global. Juga, pengangguran terselubung yang relatif besar, angka kemiskinan yang sulit berkurang dan pendapatan per kapita yang rendah dilihat secara spasial.

Permasalahan tersebut, jelas dia, memerlukan pemecahan dan salah satunya yang mendasar adalah bagaimana membangun ekonomi NTT sebagai suatu entitas kolektif yang efisien  dan berdaya saing tinggi melalui suatu Peta Jalan (Roadmap). Sistematika Roadmap ME NTT itu sendiri; yang terdiri dari Konsepsi Masyarakat Ekonomi NTT yang meliputi kondisi eksisting, ekonomi masa depan, tantangan dan isu strategis, konsepsi ME NTT dan asas pembentukan ME NTT; Komponen Strategis dan Operasional Roadmap ME NTTyang meliputi visi dan misi, tujuan, sasaran dan strategi, kerangka kerja, pendekatan dan model rantai pasok menurut produk; tahapan konsolidasi tahun 2021-2022 yang meliputi program, indikator, lokasi, waktu pelaksanaan dan penanggungjawab; dan tahapan konsolidasi yang difokuskan pada penggalangan investor, infrastruktur, pabrik pakan, penyiapan masyarakat di bidang ekonomi kreatif untuk pariwisata estate dan super premium; serta  Kesimpulan dan Rekomendasi.

DR Rupidara juga menjelaskan, ini merupakan platform kerja bersama pemerintah dan masyarakat luas melalui klusterisasi dan sub wilayah ekonomi yang menyatukan NTT, meningkatkan daya saing, mengurangi ketergantungan, meningkatkan nilai tambah demi kesejahteraan bersama masyarakat dan daerah (NTT). “Ini dimaksudkan untuk mendapatkan suatu rumusan mengenai konsepsi ME NTT, dasar pembentukan, prinsip dan kerangka kerjanya sebagai platform kerja ekonomi bersama pemerintah dan masyarakat luas untuk meningkatkan daya saing yang berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat dan daerah. Outputnya adalah suatu analisis kondisi eksisting dan kondisi masa depan ekonomi NTT; tantangan dan isu strategis; konsepsi, dasar pembentukan dan prinsip yang melandasi; kerangka kerja yang mencakup pendekatan produk dan rantai pasok (supply chain); komponen strategis dan operasional, program inti, tahapan pelaksanaan dan indikator sasaran pada tahapan pelaksanaan kegiatan dan penanggung jawab pelaksanaan kegiatan; analisis kebutuhan pengembangan ME NTT yang terfokus pada peningkatan daya saing NTT sebagai suatu wilayah ekonomi,” papar dokor lulusan Universitas Padjajaran Bandung ini.

Lebih jauh dia memaparkan, fokus dari Roadmap ME NTT ini adalah apa yang disebut Rantai Pasok (Supply Chain) produk sebagai model untuk mendeskripsikan  suatu strategi yang menyatukan seluruh kekuatan ekonomi pada semua sub wilayah ekonomi NTT dengan proses bisnis yang melibatkan keputusan dan kesepakatan melalui koordinasi, penjadwalan dan pengendalian terhadap pengadaan, produksi, persediaan dan pengiriman. Berdasarkan proses bisnis yang sehat dan kompetitif, pemerintah sebagai regulator mengawal dan memastikan proses bisnis yang sehat dan kompetitif berjalan melalui pemenuhan unsur-unsur daya saing wilayah yang mencakup pembentukan regulasi, penataan kelembagaan, penyediaan infrastruktur dan peningkatan kapasitas SDM dalam mengadopsi inovasi teknologi dan manajemen untuk kepentingan pengembangan ekonomi.

Kesimpulannya, menurut dia, adalah Masyarakat Ekonomi NTT sebagai suatu persekutuan ekonomi wilayah diwujudkan sebagai komitmen bersama untuk mewujudkan NTT sebagai wilayah ekonomi yang teritegrasi,  berdaya saing tinggi, skala ekonomi yang menarik bagi investor, akses terhadap sumber daya ekonomi, meningkatkan kinerja perekonomian daerah dan mengubah struktur ekonomi ke arah yang lebih seimbang dan dinamis. Juga, melibatkan pemerintah dan masyarakat dalam arti luas berdasarkan asas atau prinsip yang dapat diterima semua pihak yaitu asas manfaat, adil dan merata, kekeluargaan, kemandirian, partisipatif, berkelanjutan, demokratis, kesetaraan serta kesatuan dan persatuan.

Selain itu, menyatukan pemerintah dan masyarakat dalam arti luas untuk menciptakan efisiensi kolektif dari sumber daya ekonomi yang dimiliki, yang didukung dengan suatu kerangka kerja. Effisiensi kolektif atau keunggulan komptetif yang tercipta melalui penyatuan atau penggabungan keunggulan komparatif yang ada di NTT. Dari segi proses bisnis, tindakan penggabungan keunggulan komparatif sejumlah wilayah dilakukan melalui pembentukan rantai pasok (supply chain) produk yang dihasilkan. “Artinya, Pemerintah Provinsi dan Kabupaten/Kota sebagai regulator, mengawal dan memastikan rantai pasok tersebut terbentuk dan berfungsi dengan baik melalui pemenuhan unsur-unsur daya saing wilayah yang mencakup pembentukan regulasi, penataan kelembagaan, penyediaan infrastruktur dan peningkatan kapasitas SDM dalam mengadopsi inovasi teknologi dan manajemen untuk kepentingan pengembangan ekonomi,” terang DR Rupidara.

Dia juga menambahkan, Roadmap Masyarakat Ekonomi  NTT  juga  merekomendasikan perlunya sosialisasi yang intensif dan meluas ke seluruh pemangku kepentingan; penyediaan informasi yang lengkap tentang potensi investasi; Forum Komunikasi lintas pemangku kepentingan untuk menjamin koordinasi dan pelaksanaan kegiatan secara tepat dan berkelanjutan; pemantapan unsur-unsur daya saing untuk mendukung bekerjanya rantai pasok secara optimal yang mencakup regulasi, kelembagaan, kapasitas SDM dalam mengadopsi inovasi teknologi dan manajemen dan dukungan infrastruktur. “Maka Roadmap ME NTT dengan fokus pada apa yang disebut Rantai Pasok ini diharapkan dapat mewadahi komitmen masyarakat ekonomi NTT dan menjadikannya sebagai suatu persekutuan yang menyatukan, yang mengefisiensikan usaha kolektif, meningkatkan daya saing dan pada akhirnya kesejahteraan masyarakat dan daerah sebagai perwujudan dari visi pembangunan NTT Bangkit Menuju Masyarakat Sejahtera dalam Bingkai NKRI,” tegas DR Rupidara.

Untuk diketahui, Tim Penyusun Roadmap Masyarakat Eekomoki (ME) Provinsi NTT adalah ; Dr Fritd O. Fanggidae, M.Si, MEP; Ir Andreas I Medah, MP; Norman Riwu Kaho, SP, M.Sc; Herny Constantia, SE, Mak; bersama Biro Ekonomi dan Kerja sama Setda Provinsi NTT. (jdz)