Saat Ini NTT Masih dalam Kriteria ODP Virus Covid-19

oleh -20 Dilihat

KUPANG, mediantt.com – Hiruk pikuk informasi yang beredar di tengah masyarakat terkait berbagai masalah kesehatan termasuk wabah virus Corona atau Covid-19 di Provinsi NTT, “memaksa” Kepala Biro Humas dan Protokol Setda NTT, Dr. Jelamu Ardu Marius, M.Si, angkat bicara. Masyarakat diimbau tetap tenang dan tidak perlu takut apalagi panik berlebihan. Karena saat ini NTT masih dalam kriteria Orang Dalam Pemantauan (ODP).

“Bapak Gubernur VBL mengimbau supaya masyarakat NTT untuk tetap tenang. Karena penanganan virus Covid-19 telah dilakukan oleh tim medis kita. Jadi berikanlah kepercayaan kepada tim medis kita. Masyarakat juga diharapkan untuk selalu memantau informasi yang diberikan oleh pemerintah dan informasi yang benar disampaikan oleh pemerintah. Setiap saat kita akan update,” tegas Jelamu Ardu Marius di depan awak media pers di ruang Media Center Pemerintah Provinsi NTT, Gedung Sasando Jalan El Tari Nomor 52 Kupang, Kamis (19/3/2020).

Selain diminta untuk tetap tenang dan tidak panik, sambung Marius, masyarakat NTT juga diminta untuk menunda sementara kegiatan-kegiatan yang melibatkan banyak orang untuk mencegah menyebarnya virus Covid-19 ini. “Sudah ada sejumlah orang yang terkategorikan ODP (orang dalam pemantauan), dan kita harus mengantisipasinya,” tandas Marius seraya menambahkan, “Kita akan melihat dinamika kedepan apakah kita akan melakukan penutupan terhadap destinasi-destinasi pariwisata di NTT.”

“Kami menghimbau masyarakat NTT untuk selalu taat dan patuh terhadap apa yang dipublish oleh pemerintah, apa yang diberikan oleh pemerintah; karena ini berkaitan dengan kesehatan dan kenyamanan kita bersama. Juga tidak menyebarkan berita-berita hoax dan menahan diri. Percayakanlah semua informasi teknis kepada kita otoritas pemerintah,” kata mantan Kadis Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi NTT, sembari berjanji akan terus memberi informasi yang up to date kepada publik.

Kepala Dinas Kesehatan NTT, drg. Domi Minggu Mere mengaku, pihaknya selalu terbuka untuk menyampaikan berbagai informasi kepada publik. “Kami selalu update data ini secara langsung dari teman-teman di lapangan. Kami sudah memiliki SOP dari kabupaten maupun fasiltas pelayanan kesehatan yang ada di NTT. Dalam era ketebukaan informasi publik semacam ini, hal-hal yang berkaitan dengan menyembunyikan sesuatu itu sebetulnya tidak diperkenankan. Apalagi menyembunyikan penyakit, saya kira hal ini harus kita luruskan. Karena itu, yang kami laporkan sudah disampaikan di awal. Kondisi saat ini adalah 24 orang dengan pemantauan,” jelas mantan Dirut Rumah Sakit Prof. Dr. W.Z. Johanes Kupang.

Orang Dengan Pemantauan (ODP) itu, sambung dokter Domi, adalah seseorang maupun sekelompok orang yang memiliki riwayat pernah berada di wilayah yang terpapar. “Kita di NTT tidak saja terpapar di wilayah provinsi yang sudah terpapar, tetapi juga ada orang-orang kita yang berasal atau bertugas di luar negeri yang sudah terpapar,” ucap dokter Domi.

Sedangkan kalau pasien atau Orang Dalam Pengawasan (ODP), kata dokter Domi, telah menujukkan gejala-gejala batuk, pilek dan sesak napas; demikian juga hasil foto rontgen ada tanda pneumonia. “Karena kita tahu bahwa Covid-19 itu menyerang dari dua sisi yaitu pernapasan bagian atas dengan keluhan seperti influenza, sedangkan pernapasan bagian bawah yang hasilnya yaitu pneumonia dengan gejalanya yaitu sesak napas berat,” jelas dia.

Menurut dia, dengan membaca tanda-tanda klinis itu dan dengan dukungan pemeriksaan penunjang baik laboratorium maupun pemeriksaan radiologi atau rontgen, dapat ditentukan bahwa orang ini kriteria pasien dalam pengawasan. “Sehingga rekan-rekan media sekalian, orang dalam pemantauan bisa saja ia mengisolasikan diri di rumah. Dan kita ingin meluruskan bahwa saat ini NTT masih dalam kriteria orang dalam pemantauan (ODP). Kita tidak mengandai-andai besok atau lusa, apakah sudah ada orang atau pasien dalam pengawasan atau terkonfirmasi ataupun lainnya. Kita berdoa bersama agar Covid-19 mudah-mudahan tidak masuk ke NTT,” pinta dokter Domi, yang saat itu mengenakan masker, saat memberi keterangan pers.

Kebijakan Pemerintah Provinsi NTT, lanjut dia, untuk meliburkan anak sekolah dan kebijakan-kebijakan lainnya dimaksudkan agar tidak ada kontak yang langsung secara personal atau person to person dalam jangka yang dekat. Prinsipnya yang sudah ada hasilnya di Wuhan yakni pencegahan social distance. “Artinya mengisolasikan diri. Mengapa demikian? Karena satu pasien Covid-19 bisa menularkan lebih dari sekian puluh orang bila pasien yang bersangkutan tidak mengisolasikan diri,” katanya.

Karena itu, sebut dokter Domi, sangat disarankan untuk kondisi saat ini tidak saja di NTT, tetapi di dunia hindarilah kerumunan massa pada acara-acara yang menghimpun banyak orang; pada wilayah-wilayah yang lalu lintas orang untuk bersentuhan langsung; ini harus dihindari. “Isolasi diri menjadi hal yang penting. Kita ketahui bahwa di negara-negara tentangga kita di Malaysia sudah lockdown. Artinya pergerakan orang dari satu tempat ke tempat lain sudah tidak boleh lagi, karena biarkan negara mengurus orang yang di dalam, biarkan pemerintah yang mengurus yang sakit yang ada di dalam. Biarkan semua sumber daya kesehatan mengurus yang ada di dalam itu, sehingga kita tidak butuh energi terlalu banyak. Saya harus sampaikan bahwa sumber daya kesehatan tidak cukup kuat menghadapi puluhan bahkan ratusan nanti kedepan,” tegas dokter Domi. (valeri guru/jdz)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *