Kupang, mediantt.com — Kabupaten Sabu Raijua (Sarai) terus mengukir prestasi membanggakan. Sejak dinahkodai Bupati Ir Marthen Luther Dira Tome, pembangunan di wilayah itu berkembang pesat. Karena itu, Direktorat Jenderal Otonomi Daerah (Dirjen Otda) Kementerian Dalam Negeri, dalam evaluasi tahun ini, Kabupaten Sabu Raijua yang mekar tahun 2008 silam, berhasil menempati posisi kedelapan tingkat nasional. Artinya, Sabu Raijua dinilai sebagai DOB yang berhasil.
“Dirjen Otda Kementerian Dalam Negeri setiap tahun selalu melaksanakan evaluasi terhadap daerah-daerah otonom baru yang dimekarkan. Khusus untuk DOB yang dimekarkan diatas tahun 2008, Kabupaten Sabu Raijua, berhasl menempati pososi kedelapan di tingkat nasional sebagai DOB yang berhasil,” jelas Bupati Sabu Raijua, Marthen Dira Tome saat memberikan keterangan pers di Kupang, Kamis (9/l0).
Ia mengatakan, evaluasi Ditjen Otda ini sudah disampaikan kepada seluruh DOB, termasuk Sabu Raijua. Dan, untuk tahun 2014 ini skor yang berhasil diraih Sabu Raijua adalah 76,2. Angka ini terus meningkat setiap tahun. “Pada tahun-tahun pertama sejak mekar dan dipimpin penjabat bupati skornya di bawah 40. Dan hampir kolaps. Tapi kemudian saat kami pimpin, kami evaluasi dan genjot sisi-sisi negatifnya sehingga angkanya naik ke level sedang dengan angka 64,” kata Dira Tome.
Evaluasi pun terus dilakukan Marthen bersama wakilnya Nikodemus Rihi Heke sehingga pada tahun kedua kepemimpinannya keduanya, skor yang didapat Sabu Raijua naik lagi menjadi 71. “Untuk tahun ini Sabu Raijua peringkat delapan. Peringkat pertama dari Tangerang dengan skor 80. Kedepan akan kami evaluasi lagi untuk tingkatkan,” katanya.
Lebih lanjut, menurut mantan Kabid PLS ini, semua DOB selalu diawasi oleh Kemendagri. Karena itu, DOB dituntut untuk membangun dengan serius daerahnya untuk kesejahteraan masyarakat. “Di Sabu memang banyak tantangan. Pekerjaan berat karena berada di daerah terluar dan wilayahnya terisolir tapi kami akan terus berjuang untuk memajukan daerah ini,” tegas bupati yang populer disapa Ma Tade ini.
Ma Tade bertekad akan terus memacu pertumbuhan semua sektor di Sabu Raijua, khususnya sektor-sektor unggulan seperti pertanian, kelautan dan perikanan serta peternakan. Walau begitu, ia juga terus mendorong kemajuan di bidang pendidikan dan kesehatan. “Kita terus membangun perekonomian masyarakat melalui program-program prorakyat di bidang pertanian, kelautan dan perikanan dan sektor-sektor unggulan lainnya,” tegasnya.
Ia mencontohkan, saat ini Sabu Raijua tengah menggenjot produksi bawang merah. Saat ini produksinya per tahun sudah mencapai 300 ton. Pada tahun pertama kepemimpinan Marthen Dira Tome total produksi baru 10 ton. “Kita akan terus kembangkan dan akan membuka pasar ke daerah lain. Kita pasok ke luar daerah,” ujarnya.
Tak hanya itu, Pemkab Sabu Raijua juga mengembangkan produksi rumput laut. Saat ini, kata Marthen, Sabu Raijua mempunyai 16 ribu hektar areal budidaya rumput laut, namun yang baru digarap seluas 1.000 hektar. “Kita terus bantu masyarakat, siapkan bibit dan peralatan supaya mendorong meningkatnya produksi dan targetnya menghasilkan 15 ribu ton rumput laut kering per tahun,” sebut Marthen.
Ia menambahkan, Sabu Raijua juga sedang membangun industri garam. Bahkan, ia bertekad pada 2015 nanti Sabu Raijua akan menjadi daerah penghasil garam terbaik di Indonesia. Saat ini produksi garam di Sabu Raijua sudah menggunakan teknologi geomembran sehingga sudah berkualitas ekspor. “Pabrik-pabrik es di Jawa masih impor garam dari Australia, sehingga ini pasar besar. Target kita akan pasok 3.000 ton garam per tahun,” tegas Marthen.
Ia juga menjelaskan, terkait evaluasi DOB tersebut pada tahun ini, Dirjen Otda Kemendagri, Djohermansyah Djohan ketika menyerahkan hasil evaluasi yang diterimanya di Jakarta beberapa waktu lalu mengatakan, Dirjen Otda Kemendagri akan memberikan penghargaan kepada daerah yang berhasil serta memberikan sanksi kepada daerah yang gagal. “Ini bentuk pembinaan yang paling baik. Kalau yang berhasil diberikan hadia sementara yang gagal diberikan sanksi,” katanya. (jdz)