Yesi Liyanto menyerahkan bantuan kepada ibu hamil dan balita di Sumba Tengah.
KUPANG, mediantt.com – Setelah berkeliling di kabupaten sedaratan Timor beberapa waktu lalu, kali ini Bacaleg DPR RI, Yesi Liyanto, mulai bersafari ke daratan Sumba. Selain memperkenalkan diri sebagai bacaleg, Yesi juga fokus mengoptimalkan potensi milenial di daerah itu.
Dalam pesan WhatsApp kepada mediantt.com, Selasa (7/9), Yesi menyatakan sangat gembira bertemu para pengurus Partai Golkar di Sumba Tengah.
“Tadi siang (Senin 6 September, red) kita bertemu di kantor Golkar Sumba Tengah dan disambut baik oleh para pengurus terutama Ketua DPD 2, Pak Melki Umbu Hunggar dan Sekretaris, Pak Obet. Tujuan kunjungan saya adalah untuk memperkenalkan diri sebagai anggota milenials Golkar NTT yang baru dan memaparkan mengenai program-program Millennials Golkar ke depan,” kata Yesi.
Selain itu, menurut dia, berdiskusi tentang cara mengoptimalisasikan potensi-potensi milenial di daerah. Juga sempat berdiskusi mengenai Petani Millennials, karena potensi di daratan Sumba untuk pertanian sangat besar, apalagi sudah ada Food Estate atau lumbung padi. “Kebetulan saya salah satu pengurus DPD I Golkar NTT dan langsung diajak ke lapangan untuk melihat dan bertemu para petani millennials,” ujarnya, yang juga mengunjungi 2 poskar untuk memberikan bantuan kepada ibu-ibu hamil dan balita.
Ketika mengunjungi kebun petani milenial Golkar Sumba Tengah dan sempat melakukan panen semangka. “Kami mampir ke 2 lokasi binaan Pak Nixon Laiyanatar. Beliau ini sangat luar biasa karena sudah membina lebih dari 200 KK di bidang pertanian, terutama anak-anak muda. Kita sempat panen semangka dan makan bersama. Petani millennials di Sumba Tengah sudah canggih-csnggih karena mereka sudah belajar jualan online (dari facebook), yang menjangkau lebih banyak customer. Saya sangat senang melihat semangat mereka yg meskipun terkena pandemi tapi selalu cari cara untuk bisa berjualan hasil kebun mereka,” jelas Yesi.
Dalam kinjunganbiti, ia juya menerina keluhan para petani milenial Golkar Sumba Tengah, terutama soal modal, kekurangan pompa air dan selang untuk siram tanaman. “Rata-rata keluhannya adalah mengenai modal, kekurangan pompa air dan selang untuk siram tanaman,” katanya.
Juga, mindset anak-anak muda yang masih gengsi kalau kerja sebagai petani. Padahal petani itu juga bisa di bilang sebagai entrepreneur dengan income bisa lebih besar dari haji seorang PNS.
“Saya juga sempat bertanya mengenai program pemerintah yang Dana Desa itu. Tapi sayang sekali disini katanya tidak jalan. Bumdes-nya juga tidak ada. Padahal lumayan itu dana nya bisa sampai Rp 2 miliar jika betul-betul dijalankan dengan baik dan benar maka bisa bantu mengoptimalisasikan irigasi terutama beli pompa air dan selang agar bisa mempermudah petani kita. Mungkin kedepan pemerintah daerah terutama para kades bisa memperhatikan hal ini. Karena sangat penting bagi masyarakat yang mayoritas punya usaha tani,” saran dia. (jdz)