Untuk semua saudaraku yang di Lembata,
Tanah dan pulau yang dikenal luas sebagai tempat domba-domba
merumput diterpa angin yang datang dari punggung bukit dan gunung,
atau dari pulau-pulau tetangga mengarungi lautan yang damai.
“Lomb-Land”, tanah sekawanan domba.
Domba itu simbol pengorbanan, menjadi korban bagi orang lain, dengan mengurbankan diri. Domba, dalam bahasa daerah saya disebut LUBA, dan luba itu berarti menutupi, menyelimuti dan mengayomi.
Orang Lembata, orang yang menyebut Lembata sebagai tanahnya, sebagai rumanya, adalah mereka yang mencintai damai dan kedamaian. Mereka tidak mengorbakan orang lain untuk bahagianya, mereka tidak memperalat siapapun atau apa pun untuk kepuasan nafsunya, tetapi menjadikan dirinya kurban dan korban agar orang lain bahagia.
Orang Lembata, selalu punya prinsip hidup LUBA, membungkus, menyelimuti dan mengayomi.
LEMBATA itu Lepan Batan, negeri emas, negeri yang kekal damainya, kekal sejahteranya, dan seperti emas, tak pernah dikarati oleh dosa apa pun.
Saya menggubah lagu SATU LEMBATA, untuk kita semua yang menyebut diri punya darah dan daging, tulang dan otot, tubuh dan jiwa yang dibentuk dari debu tanahnya, yang dinafasi angin sejarahnya.
Kita mesti selalu jadi satu, kita mesti satukan hati dan pikiran untuk LEMBATA.
Selamat menikmati.
Ini dia lagu SATU LEMBATA yang syair dan musik oleh Yoseph Bruno Dasion SVD
-1-
Hentikan pertengkaran jauhkan iri dan denki
Gandeng tangan kita bangun bersama
Tanah kita, tanah LEMBATA
Warisan nenek moyang
-2-
Dari timur dan barat, utara dan selatan
Hembuskan angin perdamaian
Agar terciptalah, kasih sayang, ABADI
Persaudaraan sejati.
Refrein:
Jangan tanyakan siapa diriku
Jangan ragukan siapakah dirimu
Tak usa kau tanyakan dari mana asalku
Aku pun tak kan menyoal dari mana datangmu
Karena kita bersaudara
Anak-anak dari SATU LEMBATA
-3-
Tanyakan pada elang terbang tinggi di langit
Adakah garis dan tembok yang memisahkan kita
Lalu mengapa kita harus berbeda rasa
Hanya untuk saling menyakiti
-4-
Gemakan lonceng pembangunan di hatimu
Bangunkan dirimu dari tidur kemalasan
Sadarkan dirimu dari lelap kebencian, ooooo
Satu hati demi SATU LEMBATA
Yoseph Bruno Dasion SVD
Nagoya, Jepang