Mikhael Rajamuda Bataona
KUPANG, mediantt.com – Ini analisis politik yang rasional-argumentatif terhadap siapa yang lebih layak berduet dengan Cagub Golkar Melki Laka Lena. Analis politik dari FISIP Unwira Kupang, Mikhael Rajamuda Bataona, sebagai politisi pekerja dan juga eksekutor handal, Melki Laka Lena layak ditandemkan dengan cawagub yang punya skill teknokratis.
Seperti diwacanakan, ada tiga anak kandung Koalisi Indonesia Maju (KIM); Gabriel Abdi Kusuma Beri Bina dan Anita Mahenu dari Partai Gerindra dan Jane Natalia Suryanto dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Ketiganya sama-sama berpeluang diduetkan dengan Ketua Golkar NTT itu.
Master politik jebolan Universitas Padjajaran Bandung ini berpendapat, secara akademik, kualifikasi Wakil Gubernur yang pas mendampingi Melki Laka Lena harus yang paham lapangan, sekaligus juga paham pekerjaan kantoran. Keduanya harus dia miliki. “Karena Melki Laka Lena, dengan track record sebagai politisi pekerja, sekaligus seorang eksekutor handal, yang paham lapangan NTT dengan sangat baik dan akurat. Tapi juga sangat paham tentang relasi-relasi kekuasaan dan jalur-jalur ekonomi politik di Jakarta, akan sangat cocok dan terbantu dengan figur politisi yang punya fleksibilitas pengetahuan, kemampuan adaptasi serta kecepatan bekerja,” tegas Mikhael Rajamuda Bataona, di Kupang, Sabtu (6/7/2024).
Artinya, menurut Rajamuda Bataona, Melki Laka Lena butuh sosok wakil Gubernur yang paham birokrasi tapi juga punya skill teknokratis. “Dia punya jangkauan berpikir luas tentang masalah-masalah pembangunan di NTT, tapi harus militan dan berani seperti Melki. Karena tantangan NTT ini banyak dan berat dengan wilayah yang luas. Sehingga dengan kompleksitas persoalan seperti itu, Melki butuh figur yang punya pasion dan energi luar biasa seperti dia untuk menyelesaikan masalah-masalah itu,” katanya.
Dengan kata lain, lanjut dia, energi Melki yang sangat anak muda sebagai pemimpin transformatif dengan gaya luar biasa mengayomi semua kalangan itu, butuh topangan dari figur wakil gubernur yang memiliki passion yang sama.
“Minimal figur wakil ini punya fleksibilitas nalar, kemampuan beradaptasi, serta berjiwa transformatif seperti Melki. Nah, sosok yang pas dari tiga nama yang beredar itu menurut saya, bisa Beri Bina dari Gerindra, atau Jane Natalia dari PSI. Karena Melki itu kekuatannya ada di Golkar dan jejaring pasukan lapangan yang tersebar di seluruh NTT, sehingga butuh topangan figur dan mesin partai yang juga kuat,” jelas Rajamuda Bataona.
Menurut master jebolan Unpad Bandubg, Gerindra dan PSI tentu punya infrastruktur yang mumpuni di seluruh NTT. Bagi dia, Beri Bina dan Jane Natalia itu dua sosok yang punya keunikan. “Beri Bina itu ibarat mutiara dari Timur. Sedangkan Jane itu berlian dari Timor. Mereka punya kualifikasi unik untuk dipersandingkan dengan Melki,” katanya.
Masalahnya, sebut Rajamuda Bataona, siapa di antara mereka yang punya elektabilitas tertinggi. Supaya adil, Melki dan partai KIM bisa melihat hasil survei lalu membuat simulasi tentang kelebihan dan kekurangan dua figur ini baru diputuskan. “Melki secara normatif memang butuh sosok wakil yang selain paham birokrasi, dia juga harus teknokrat atau minimal politisi yang punya kecerdasan intelektual dan emosional dalam memahami masalah ekonomi, pembangungan dan isu-isu kemiskinan di NTT. Karena dialah yang akan banyak mengurus birokrasi dan menopang kerja Gubernur,” tegasnya.
Dari tiga nama itu, jelas Rajamuda Bataona, tokoh dengan track record serta pengalaman kepemimpinan di partai politik, juga paham persoalan anggaran, masalah fiskal, ekonomi makro dan mikro di NTT, serta kompleksitas masalah birokrasi, juga masalah kemiskinan dan stunting, akan sangat pas untuk Melki. “Sehingga dari pengamatan saya, Gabriel Beri Bina dan Jane Natalia punya kualitas tersebut,” katanya.
Dengan pengalamannya yang sangat panjang di DPRD NTT, Beri Bina tentu sangat layak untuk menjadi calon wakil gubernur mendampingi Melki. Apalagi dia adalah kader Gerindra yang sudah sangat teruji dan paham masalah NTT dengan sangat baik. “Tapi di sisi yang lain, jika melihat kesiapan diri, agresifitas sosialisasi serta branding diri, juga dukungan partainya, Jane Natalia juga punya kualitas menjadi calon wakil gubernur mendampingi Melki,” ujarnya.
Disebutkan, dua nama ini punya plus-minus. Artinya tinggal saja Melki dan KIM mempertimbangkannya. “Jika salah satu diputuskan maju dengan dukungan penuh partai pemenang Pemilu yaitu KIM dan tim Prabowo, saya kira mereka berpeluang sangat besar untuk menang. Sehingga yang akan diputuskan antara Beri Bina atau Jane Natalia, akan sangat tergantung hasil musyawarah koalisi KIM,” katanya.
Pengamat asal Lamalera ini meyakini, publik NTT akan dengan gembira menyambut sosok yang memang oleh partai Koalisi KIM, Melki dan Golkar ditetapkan secara musyawarah bahwa dia layak mendampingi Melki. “Jadi ini soal komunikasi, diskursus, dan pertimbangan rasional dari segala sisi oleh partai-partai KIM bersama Melki dan Golkar. Di situ akan terjadi diskursus rasional yang paling fair untuk memutuskan figur mana yang paling pas. Karena dua-duanya punya kualitas. Tentu saja pertimbangannya tidak hanya memperhitungkan variabel elektabilitas dan popularitas, tapi juga akseptabilitas serta kepentingan strategis politik dalam rangka komunikasi politik antara provinsi dan daerah-daerah kabupaten juga dengan Jakarta ke depan,” katanya.
Karena itu, menurut Rajamuda, bukan hanya variabel keluasan yang dihitung, tapi juga kedalaman. Artinya, kualitas figur. “Singkatnya, selain elektabilitas, tapi juga kapabilitas dan integritas figur. Karena figur wakil Melki harus paham kepentingan geostrategis NTT ke depan. Juga bagaimana isu-isu geopolitik, masalah kemiskinan, utang dan kesehatan di NTT lima tahun ke depan. Jadi tidak sekedar kepentingan kesuksesan memenangkan pertarungan, tapi bagaimana mengelola kekuasaan setelah menang. Karena pekerjaan berat itu bukan soal bagaimana menang saja, tapi juga setelah menang itu,” terang dia.
Garansi Selesaikan Utang
Dia juga berpendapat, figur wakil yang dipilih harus punya pemahaman holistik, juga memahami jiwa dan gaya kepemimpinan Melki. “Artinya, dia harus siap bekerja sangat keras siang dan malam mendukung Melki selama lima tahun, karena tantangan NTT ini memang berat. Mulai dari utang Pemprov, pelambatan ekonomi, masalah kemiskinan akut dan ekstrem, pendidikan, kesehatan, hingga stunting,” sebutnya.
Dan sosok Melki adalah garansi untuk menyelesaikan masalah utang dan beban fiskal di NTT. “Dia punya seluruh sumber daya untuk berkomunikasi dengan semua elit politik di Jakarta untuk membantu NTT. Termasuk menyelesaikan masalah utang ini. Melki punya satu kelebihan komparatif yang saya kira harus diakui adalah, kemampuannya dalam berkomunikasi di level nasional dengan seluruh pemangku kepentingan,” katanya.
Bahkan, jiwanya yang sangat anak muda, humble dan rendah hati dalam berkomunikasi adalah modal sosial dan budaya yang sangat kuat pada Melki Laka Lena. Selain itu, sebagai ketua KIM dalam pemenangan Prabowo-Gibran di NTT, tentu saja Melki punya jejaring dan kapasitas untuk berkomunikasi secara baik dengan kekuasaan Prabowo-Gibran selama lima tahun ke depan. (llt/jdz)