LEWOLEBA – Pos Pemantau Gunung Api Ili Lewotolok di Kabupaten Lembata Nusa Tenggara Timur melaporkan bahwa terhitung sejak Selasa (30/3) pukul 00.00 wita kemarin hingga pukul 24.00 wita telah terjadi 19 kali letusan dari gunung Ili Lewotolok.
Kepala Pos Pemantau Gunung Ili Lewotolok Stanis Ara Kian dalam laporannya yang diterima ANTARA Kupang, Rabu (31/3) mengatakan, dari total 19 kali letusan itu tinggi letusannya berkisar dari 300 hingga 400 meter.
“Kemarin memang cukup banyak letusannya dalam sehari. Tetapi memang jumlah letusan itu fluktuatif dalam sehari,” katanya.
Ia menjelaskan, letusan yang terjadi di gunung Ili Lewotolok itu disertai dengan dentuman dan gemuruh dengan lontaran lava pijarnya mencapai 500 mdck dan sejauh 500 meter ke arah Tenggara.
Ia menambahkan, walaupun jumlah letusannya mencapai 19 kali dalam sehari namun durasi letusannya tidak lama, yakni hanya berkisar dari 17,5 sampai 45 detik.
Ia juga mengatakan, hingga saat ini gunung tersebut masih dalam status siaga atau Level III setelah ditetapkan sejak Desember 2020 lalu.
Pihak Pos Pemantau merekomendasikan kepada masyarakat di sekitar Ili Lewotolok maupun pengunjung/pendaki/wisatawan agar tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 km dari puncak/kawah gunung Ili Lewotolok.
Masyarakat Desa Jontona agar selalu mewaspadai potensi ancaman bahaya longsoran material lapuk yang dapat disertai oleh awan panas dari bagian tenggara puncak/kawah gunung Ili Lewotolok.
Pihaknya mengingatkan agar potensi bahaya abu vulkanik yang dapat mengakibatkan gangguan pernapasan (ISPA) maupun gangguan kesehatan lainnya maka masyarakat yang berada di sekitar Gunung Ili Lewotolok agar menyiapkan masker penutup hidung dan mulut maupun perlengkapan lain untuk melindungi mata dan kulit.
“Mengingat abu vulkanik hingga saat ini jatuh di beberapa sektor di sekeliling Gunung Ili Lewotolok maka masyarakat yang bermukim di sekitar aliran sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ili Lewotolok agar mewaspadai ancaman lahar terutama di saat musim hujan,” tambah dia. (an/che)