Selamat Jalan Ibu Ani Yudhoyono…

oleh -17 Dilihat

Ini sepenggal kisah perjalanan hidup Ani Yudhoyono, istri dari Presiden ke-6 Republik Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono. Ani mangkat di Singapura, Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu setempat dan akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata pada Minggu (2/6/2019) siang.

PRAJURIT. Ini adalah dunia Ani Yudhoyono. Dia anak prajurit, istri prajurit, dan ibu prajurit.

“Saya benar-benar hidup di tiga generasi prajurit militer yang sangat istimewa buat saya,” kata Ani Yudhoyono dalam biografinya, Kepak Sayap Putri Prajurit yang terbit pada 30 Juli 2010.

Bernama lengkap Kristiani Herrawati, Ani Yudhoyono adalah putri Sarwo Edhie Wibowo, petinggi militer sejak zaman Orde Lama yang pernah pula jadi Gubernur AKABRI dan juga Duta Besar Indonesia untuk Korea Selatan.

Pada 30 Juli 1974, Ani menikahi Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), yang juga adalah prajurit lulusan AKABRI. Pernikahan ini cukup unik karena sekaligus digelar untuk tiga anak perempuan Sarwo Edhie.

Lalu, putra sulungnya, Agus Harimurti Yudhoyono juga menapaki karier di militer hingga memutuskan mundur untuk berlaga di Pilkada DKI Jakarta pada 2017.

Papi, sebutan untuk Sarwo Edhie, bagi Ani tak sekadar ayah yang juga prajurit. Menulis sendiri buku biografi adalah juga cita-cita Sarwo Edhie yang belum terwujud, menjadi motivasi besar bagi Ani untuk merampungkan buku yang penulisannya dilakukan Alberthiene Endah.

Tak hanya itu, sensasi melangkahkan kaki ke Istana Negara pun lagi-lagi bagi Ani tak lepas dari cerita soal sang ayah.

”Pada bulan Oktober 2004, ketika kedua kakiku menapak lantai Istana, bukan main bergejolaknya perasaanku. Berbagai perasaan berkecamuk dan mengalirkan emosi keharuan yang dalam. Aku tahu, berpuluh tahun lalu, Papi juga pernah masuk ke Istana saat ia menghadap Presiden. Kini aku memasuki bangunan megah ini sebagai Ibu Negara. Kuyakin Papi memberikan senyum dan restu untukku,” kata Ani dalam biografinya itu.

Bahkan, hobi fotografi juga disebut Ani lagi-lagi terinspirasi dari sang ayah. Hobi ini sampai menghasilkan buku fotografI pada 2011.

Saat menjadi Ibu Negara, Ani  pernah pula menggelar “kopi darat” bersama para instagramers, dan bukan sekali atau dua kali kedapatan mengabadikan gambar lewat kamera di genggamannya saat mendampingi sang suami bertugas.

Akun instagram Ani sarat foto-foto hasil jepretannya, selain unggahan foto aktivitas dalam segala kondisinya. Untuk Ibu Negara, akun media sosialnya ini aktif sekali.

Pepo dan Memo 

Panggilan ini bagi SBY dan Ani Yudhoyono ini mencuat belakangan. Tapi terkenal.

Penyebutan Pepo dan Memo ini bermula dari penyebutan cucu pertama mereka dari pasangan Agus Harimurti Yudhoyono dan Annisa Pohan, Almira Tunggadewi Yudhyono. Panggilannya Aira.

“Memang Aira memanggil kami Pepo (SBY) dan Memo. Anak-anak juga jadi ikut memanggil kami begitu,” ungkap Ani dalam video yang tayang pada 2013 tentang asal-usul panggilan tersebut.

Terbukti, unggahan Instagram sang menantu pun menggunakan penyebutan tersebut.

Menular, panggilan itu pun jamak dipakai dan bertebaran di media sosial untuk menyebut pasangan SBY dan Ani Yudhoyono.

Kisah cinta Pepo SBY dan Memo Ani Yudhoyono pernah dikupas dalam dialog di Kompas TV.

Ibu Negara 

Sosok Ani Yudhoyono mencuat ke publik ketika SBY terpilih menjadi presiden lewat pemilu langsung perdana Indonesia pada 2004. Sebelum itu, Ani ya “cuma” anak prajurit, istri prajurit, dan ibu prajurit.

Seperti diungkap Menteri Keuangan Sri Mulyani, Ani Yudhoyono selalu hadir di hampir semua kegiatan SBY saat menjadi presiden.

Bahkan, dalam kegiatan tanya jawab, tutur Sri Mulyani, Ani sering tampak ikut mencatat pertanyaan yang diajukan ke suaminya, sesekali membantu mengingatkan bila ada yang terlewat oleh SBY.

“Beliau selalu hadir di semua kesempatan. Selalu tampil rapi. Selalu sigap. Sangat supportif terhadap peranan Presiden SBY dalam menjalankan tugas negara,” ungkap Sri Mulyani saat ditemui Kompas TV di National University Hospital (NUH) Singapura, Sabtu (1/6/2019).

Sembari kentara menahan isak sesudah menyampaikan ungkapan duka, Sri Mulyani pun menyebut Ani Yudhoyono sebagai sosok ibu yang memberikan ketegaran bagi keluarganya.

“Dalam berbagai situasi menghadapi tugas tidak mudah, memberikan ketegaran bagi seluruh keluarga dalam menjalannkan tugas negara,” tutur Sri Mulyani mengenai hari-hari dia menjadi menteri di kabinet SBY dan menyaksikan relasi Presiden dan Ibu Negara.

Setali tiga uang, Djoko Suyanto yang pernah pula menjadi bagian dari Kabinet SBY menyebut Ani Yudhoyono adalah figur energik selama mendampingi SBY. Dia pun menyebut secara khusus keramahan dan keterbukaan Ani terhadap masyarakat dan orang-orang di sekitarnya.

Selama menjadi Ibu Negara, sejumlah aktivitas juga lekat dengan sosok Ani. Penetapan hari batik nasional, 2 Oktober, misalnya, adalah di antara yang dilekatkan pada dirinya.

Kecintaan Ani terhadap batik bahkan masih menguar kuat saat dia telah terbaring sakit di Singapura. Mendengar akan ada kabar Festival Wastra Nusantara, dia antusias mengirim koleksi kain terbaiknya.

”Dalam kondisi sakit, Ibu Ani semangat menyiapkan pameran ini dan membuat bookletkhusus dengan foto-foto,” ujar Kepala Museum Kepresidenan RI Balai Kirti Amurwani Dwi Lestariningsih, Jumat (12/4/2019), di Kompleks Istana Kepresidenan Bogor, seperti dikutip dari harian Kompas edisi 13 April 2019.

Beberapa koleksi Ani Yudhoyono antara lain kebaya yang dia kenakan saat pelantikan SBY sebagai presiden keenam RI pada 2004 dan satu kain batik hadiah khusus dari presiden ke-44 Amerika Serikat, Barack Obama, saat berkunjung ke Indonesia pada 2010.

Batik warna coklat itu ialah koleksi pribadi almarhum Ann Dunham, ibu Obama saat tinggal di Indonesia pada 1960-an. Kain batik asal Jawa Tengah tersebut telah dipamerkan di berbagai museum di AS.

Banjir Ungkapan Duka 

Kabar duka pertama tentang meninggalnya Ani Yudhoyono menyebar dari aplikasi percakapan Whatsapp. Kepastian lalu disampaikan oleh besan SBY, Hatta Rajasa.

Selain memastikan Ani Yudhoyono dinyatakan meninggal pada Sabtu (1/6/2019) pukul 11.50 waktu setempat, Hatta menyampaikan pula rencana pemulasaraan hingga pemakaman jenazah.

Setelah disemayamkan di Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Singapura pada Sabtu, jenazah Ani Yudhoyono akan diterbangkan ke Indonesia pada Minggu (2/6/2019) pagi.

Rencananya, jenazah akan disemayamkan sejenak di rumah duka di Cikeas. Kesempatan melakukan shalat jenazah dibuka lagi di sini. Selepas waktu dhuhur, jenazah akan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.

Sebelumnya, Ani dirawat di NUH karena didiagnosa mengidap kanker darah. Diagnosa tersebut ditegakkan pada Februari 2019.

Sontak, kabar duka dari Singapura ini mengundang banjir ungkapan duka. Media sosial menjadi salah satu wadahnya, termasuk ungkapan duka dari Presiden Joko Widodo.

Tokoh nasional, selebritis, hingga masyarakat awam, bersahutan kabar dan ungkapan duka untuk Ani Yudhoyono. Ungkapan duka juga datang dari kalangan internasional.

Di Twitter, lebih dari satu tagar dan frasa terkait Ani Yudhoyono menyesaki trending topic Indonesia, dalam hitungan waktu singkat.

Bagi Sri Mulyani dan tokoh-tokoh yang mengungkapkan duka untuk Ani Yudhoyono hingga Sabtu siang, satu hal selalu muncul. “Ini kehilangan tak hanya bagi keluarga, tetapi untuk kita semua.”

Menikah selama 45 tahun, rasa cinta sekaligus duka SBY atas meninggalnya Ani Yudhoyono tergambar antara lain dari penuturan Sekretaris Jenderal Partai Demokrat, Hinca Panjaitan.

“SBY minta satu hal, setelah jenazah dimandikan dan sebelum peti ditutup, dia ingin mencium sekali lagi,” kata Hinca kepada wartawan di Singapura.

Permintaan itu, kata Hinca, disampaikan berkali-kali oleh SBY dalam pertemuan keluarga sesaat setelah dokter menyatakan Ani Yudhoyono telah meninggal.  Selamat jalan, Bu Ani Yudhoyono!! (kpc/jk)